*Olivia*
Selama satu malam yang menyedihkan itu, aku terus merenungi ketertarikanku kepada Giovani. Aku membayangkan bertemu dengannya di dapur atau di samping kolam renang. Aku akan terlihat imut dengan bikini tipisku, dan dia akan mengintipku diam-diam dari balik kacamata hitamnya. Aku akan menggoda dia untuk masuk ke kolam, dan dia akan mendekapku untuk menunjukkan bahwa dia juga tertarik kepadaku seperti aku padanya.
Namun, hal itu tidak terjadi. Bahkan, aku sama sekali tidak melihatnya setelah kami bertemu di ruang tamu. Rasanya seperti dia adalah hantu. Aku yakin dia pernah memegang tanganku, bahwa matanya berwarna cokelat kaya dengan bintik emas dan hijau, tetapi ingatanku tidak dapat mempertahankan bayangannya cukup lama untuk meyakinkanku bahwa dia nyata.
Jika Dahlia tidak menyebutkannya, aku pasti akan berpikir dia hanyalah khayalan.
