Allegra.
"Kamu serius?" tanya saya, suara saya bergetar penuh semangat. Ponsel ditekan kuat di telinga sambil bersantai di sofa, senyum tulus terkembang di bibir.
"Iya," kata Kimberly, menghela napas. "Mereka tertarik. Kamu tahu berapa banyak hal yang harus kuatasi? Seharusnya aku minta lebih dari tiga persen."
"Mhm, terima kasih, 'Yang Mulia'," gumam saya sinis. Mungkin Kimberly memang ada gunanya juga. Saya tak bisa tidak lega. Setelah pembicaraan kami yang terakhir, saya khawatir dia tidak akan mampu mengatur segalanya dengan baik.
Sekarang, saya punya kesempatan meski punya masa lalu yang agak merepotkan. Kimberly menjawab, "Sama-sama. Ada yang harus kubereskan. Sedikit lebih sedikit mengeluh dari mu, ke depannya, akan sangat dihargai." Lalu, dia menutup telpon.
Tidak, dia masih menyebalkan. Tapi orang yang akan membuatku mendapatkan apa yang kuinginkan, jadi saya membiarkan diri merasa sedikit berterima kasih.