Ketika dia akhirnya berhenti mencium saya, saya terengah-engah dan kehabisan napas. Seluruh badan saya, terutama wajah saya terasa panas, saya yakin saya sudah merah padam bagaikan gila. Sungguh memalukan; saya hanya ingin lari dan bersembunyi di lubang kecil di tanah...selamanya...
Mari kita tidak bicara tentang kebijakan 'tidak boleh berpacaran di kantor', bos besar baru saja mencium saya di siang bolong.
Sebuah tamparan keras terdengar, membelah keheningan di sekitar kami. Rasa perih di telapak tangan saya membuat saya sadar bahwa saya baru saja menampar wajah CEO saya. Waktu seakan berhenti. Saya tidak yakin siapa yang lebih terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Saya kedip-kedip cepat dalam kejutan ketika saya menyadari apa yang telah saya lakukan.
Apa yang harus saya lakukan sekarang? Apakah saya minta maaf atau saya langsung lari dari sini? Maksud saya, sebenarnya saya bukan pihak yang salah di sini. Saya berdiri di sana merenungkan pilihan saya ketika Ace buka suara.
