"Silakan duduk," perintahnya, sambil memberi isyarat dengan matanya ke kursi yang berada di sisi berlawanan dari meja kerjanya tempat dia duduk. Saya berjalan dengan kaki gemetar sebelum akhirnya ragu-ragu duduk seperti yang Ace tunjukkan. Ace kembali diam, dan saya menahan napas, menunggu dengan sabar dia mengatakan apa yang ingin dikatakannya. Entah mengapa, saya tahu ini bukan kabar baik.
"Saya tidak akan berbelit-belit," katanya sambil matanya sedikit menyempit menatap saya. Dia terasa seperti serigala yang siap melompat pada mangsanya. Mangsa itu, sayangnya, adalah saya.
Fakta bahwa dia berhenti sejenak hanya membuat saya semakin penasaran dengan apa yang ingin dia katakan pada saya. Setelah beberapa detik keheningan, dia melanjutkan.
"Saya ingin kamu menjadi sekretaris pribadi saya," ucapnya tanpa emosi.