Chereads / Sistem Pemberian Dewa / Chapter 1 - Bab 1

Sistem Pemberian Dewa

Ex_Zuan
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 205
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Bab 1

"!!!!!?"

Seorang pemuda terbangun dari tidurnya.

"Ugh!... Sialan aku kebanyakan minum? Dan dimana ini?"

Dia bangkit dan melihat dirinya dari cermin.

Matanya seketika menyusut, dari pantulan cermin yang dia lihat adalah orang lain.

Dan Serangkaian Ingatan muncul, beserta sebuah Jendela sistem.

[Selamat Datang Dikehidupan baru!]

"Kehidupan baru?" Kebingungan, jelas dia kebingunan namun.

Mengingat bahwa dia ada didalam tubuh seorang tuan muda yang bernama wein harnes.

"Dia punya nama keluarga..." Berbeda dengan kehidupan sebelumnya yang hanya seorang diri tanpa tahu kedua orangtuanya, dari kecil dibesarkan dipanti asuhan.

"Dan Kau adalah sistem?" Wein memastikan.

[Benar!]

[Tuan memiliki Misi Harian yang belum dikerjakan.]

"??"

[Misi Harian.]

-100× Push Up

-100× Sit Up

-100× Squad

-10km Running

"Misi Harian?"

[Benar, misi harian, selama Atribut fisik Tuan belum mencapai 100, Tuan wajib mengerjakan Misi Harian.]

[Apabila tidak dikerjakan, tuan mendapatkan hukuman Yaitu di sengat listrik selama 1 jam.]

"!!!?" Wein segera bangkit dari tempat tidurnya namun.

"Eh?"

Brukk...

Dia terjatuh.

[Pringatan!!! Efek dari minum arak tadi malam masih ada.]

"Sialan... Apa bajingan ini tidak memikirkan kondisi tubuhnya sedikitpun?" Wein merasakan sangat pusing walaupun dia dengan susah payah bisa kekamar mandi dan berendam.

"Pantas saja aku perlu melatih fisiku."

Kondisi tubuhnya saat ini, terbilang sangat lemah, bahkan dia mudah lelah.

Karena kebanyakan pesta dan tidur dengan wanita, padahal umurnya baru 18Tahun.

Sama halnya dengan umurnya didunia aslinya.

Begitu selesai membersihkan diri, wein menganti pakaiannya dengan pakaian olahraga.

Ketika dia keluar kamar, Pelayan yang melayani keluarga Hanres terheran-heran, melihat tuan muda mereka berpakaian seperti itu.

"Wajar sih mereka heran..." Kebetulan ini hari minggu, jadi wein bisa menghabiskan paginya dengan olahraga.

Yang awalnya dia kira mudah, setelah 10 menit dia tepar dan tidak percaya, bahwa tubuhnya lebih lemah dari yang dia bayangkan.

"Si-Sial... Apa apaan ini? Bahkan 50 Kali push up sudah gemetar tidak kuat?" Dia sampai perlu menyicilnya sedikit demi sedikit sampai semuanya selesai kecuali Berlari.

"Ini tidak akan selesai...." Melihat luas halamannya yang memang cukup luas, namun matahari sudah mulai panas.

Wein memutuskan keruang Gym pribadi yang awalnya itu adalah tempat ayahnya biasanya berolahraga bersama berberapa pengawal rumahnya.

Untung saja ada mesin lari namun, seperti sebelumnya.

"Hah..Hah...Hahhh..." Dia kelelahan, baru selesai 5 menit berlari, dan hanya mencapai 500 meter.

"Gi-Gila~" Wein terjatuh dilantai dia sangat kelelahan, namun mengingat hukuman apabila tidak dikerjakan, dia harus memaksakan diri.

"Huh? Kau kenapa Putraku?" William yang baru bangun memutuskan untuk olahraga ringan, namun melihat putranya kelelahan dia bingung.

"Apa lagi... tentu saja aku sedang berolahraga..." ucap wein.

Pada dasarnya dia anak yang dimanjakan karena merupakan anak satu-satunya, jadi karena hal itulah dia juga jadi sampah.

William sangan menyayangi putranya namun, yang tidak dia kira wein akan seperti itu.

Tapi istrinya selalu menasehatinya dan suatu saat dia yakin Wein akan berubah.

Melihat putranya yang biasanya bermalas-malasan mau berolahraga, membuat Hati William senang bukan main.

"... Ayo Ayah bantu." ucap William dengan semangat mengebu-gebu.

"Hah?" Wein kaget mendengarnya.

Sebenarnya ayahnya adalah seorang mantan petarung, dia dari kecil sudah hidup dengan menggunakan kekerasan, sampai pada waktu dirinya mendaftarkan diri dipertarungan resmi.

dan dia mendapatkan rekor 50 pertandingan, 50 kemenangan, 48 kemenangan ko, 0 kekalahan.

Dengan Rekor yabg begitu luar biasa dia disebut salah satu legenda, namun dipertandingan terakhirnya dia memutuskan pensiun dan memulai bisnis, diumurnya yang 30 tahun.

Sehingga sekarang dia menjadi salah satu pengusaha sukses dan bahkan menjadi nomor 1 terbesar dikota.

Cerita kehidupannya begitu luar biasa, namun tidak dengan anaknya.

Dia memanjakannya karena sudah cukup dia saja yang mengalami kesusahan, namun tidak dia kira Wein ternyata terhasut kedalam dunia kesenangan tanpa memikirkan kesehatan.

Ketika Melihat Wein yang berolahraga, tentu saja dia senang, bahkan dia menyemangati Wein yang berlari dimesin lari.

"Bagus begitu, jangan ubah from larimu, percepat semakin lama harus dipercepat!" William juga ikut berlari dan menyamai kecepatannya dengan wein.

"Si-Sial!!!" Ucap Wein berhenti di 7km pertamanya.

"Lumayan Putraku!." William memberikan sebuah air yang sudah diberi supelmen.

"Prfttt... Khukk! Air apa ini? pahit sekali!!!" Saking pahitnya air mata wein sampai keluar.

"Haha, Itu supelmen, supaya staminamu meledak-ledak kau harus banyak minum supelmen, jadi mulai sekarang lakukan setiap hari! ayah akan menyediakan pelatih untukmu." William bersemangat dan menyuruh putranya kembali berlari.

"Targetmu 10km kan? jadi lakukan lagi!" Ucapnya terkekeh.

Sedangkan dipintu Gym Istri william atau ibu Wein hanya menggelengkan kepalanya, melihat sudah lama sekali suaminya tidak sedekat itu dengan putranya walaupun sering berintraksi namun hanya saling sapa biasa.

Genap 10km Wein hampir pingsan dan terbaring lemah dilantai.

"Bagus, walaupun memang kurang memuaskan, tapi karwna ini hari pertamamu, sudah cukup bagus." William mengangguk.

[Tuan menyelesaikan Misi Harian pertama kalinya.]

[Selamat tuan mendapatkan hadiah.]

-1× Pemulihan Instan

-Semua Atribut fisik meningkat 5× bonus 10 poin atribut.

-1.000 Koin sistem.

«Wein Harnes»

-18 Tahun

-178Cm & 60 Kg

-Title: Sampah Masyarakat, Play boy

«Atribut Fisik»

Kekuatan: 10 -› 15

Kecepatan:8-› 13

Ketahanan: 9-› 14

Kepintaran:15-› 20

Keterampilan:-

Koin: 1.000

Wein Menyadari dirinya mengalami sedikit perubahan, bahkan William juga melihat itu.

"Dia..." Namun mengingat wein yang sudah kelelahan dengan berlari 10km bahkan perlu berhenti berberapa kali, menghilangkan pikiran itu.

"Ayah, Tidak perlu mengirim pelatih untuk melatihku." ucap Wein pergi.

[Selamat tuan, anda mencapai Fisik seorang laki-laki dewasa.]

"Bagus lah..." Dia memasukan Poin Atributnya dan membaginya dengan rata.

-Kekuatan 15-›18

-Kecepatan 13-›17

-Ketahanan 14-›17

"Ini..."

Malam hari setelah bermalas malasan dirumahnya, Wein diajak pergi keluar oleh berberapa teman kayanya.

Dibar...

Yang awalnya hanya diperbolehkan untuk yang berumur 20 keatas, namun Wein dengan mudahnya masuk, dengan sedikit uang dia berikan.

"Wah... Bro, kau terlihat segar hari ini." ucap Led, ketika Wein masuk

"Mungkin saja dia dapat gebetan baru..." Ken Tertawa.

"Ada apa kalian mengajaku?" Wein terlihat tenang.

"Hmm? Kau gak mau minum?" Erdo Heran.

"Hari ini tidak dulu." Wein dengan tenang menjawab.

Seorang Gadis cantik hendak merangkul Wein namun dia menyuruhnya menjauh.

"Hei-Hei, apa kau ada masalah? tidak biasanya kau bersikap begitu." Led Heran.

"Tidak ada, dan kalau tidak ada yang ingin kalian katakan, aku pergi dulu." Wein segera keluar dari ruangan Vip itu.

"Aneh sekali kan? bukannya itu Wein yang gila wanita dan alkohol, apa dia salah makan." Ken tidak percaya hari ini dia melihat salah satu temannya begitu.

"Biarkan saja, mungkin dia ada masalah sendiri... omong-omong bukannya mantan Wein sudah dia cicipi semua ya?" Tanya Erdo

"Tentu saja." jawab Led.

"Wah sayang sekali, padahal aku mengincar salah satunya, tapi tidak apa lah, toh hanya ingin aku tiduri." ucap Erdo memegang bokong gadis yang ada didekatnya.

"Anda nakal tuan~" Goda gadis itu.