Chereads / Apeno: Singkora / Chapter 2 - Pembuka

Chapter 2 - Pembuka

Apa aku harus memulai dari bahasa planet kami, atau planet Lumi?

Baiklah, aku akan bercerita menggunakan dua bahasa. Tempat tinggalku dan Planet Lumi

Cerita yang akan kusampaikan adalah kenangan paling terindah untukku saat aku masih bersama-sama dengan keluarga juga teman-temanku secara lengkap.

Aku serta adikku tidak pernah melihat sosok orang tuaku secara nyata. Aku hanya memiliki satu bibi.

Dan kini, tertinggal aku serta satu temanku yang tersisa, seorang teman yang aku anggap sebagai saudaraku.

Waktu itu, ketika satu hari menjadi hari paling langkah juga hampir mustahil ada karena bisa dilalui dengan tenang tanpa takut menjadi sasaran jika orang-orang Planet Lumi mengetahui asal usul lahir seseorang selain dari pihak mereka.

Aku, saudara-saudaraku dan teman- temanku selalu berkumpul membentuk lingkaran untuk mendengar cerita Bibiku mengenai keindahan tempat tinggal kami Mlanet Apeno atau orang Lumi menyebut Mlanet yaitu Planet.

Aku masih ingat bagaimana antusias diri kami semua mendengar cerita bibiku Evorta, tidak peduli bagaimana kami masing-masing menahan rasa lapar karena mengurangi porsi makanan akibat bahan pangan terlalu naik.

Bibi Evorta, keluarga kandungku selain ketiga adikku. Menjaga keempat keponakannya sebagai anak kandungnya sendiri setelah kedua orang tua kami tewas.

Sebelum orang-orang dari planet Lumi datang menginjakkan kaki ke tempat tinggal kami, atau kami menyebutnya Mplanet Lumi. MPlanet Apeno tempat tinggalku memiliki keindahan sangat indah juga menakjubkan. Pemandangan langit yang akan berubah sesuai dengan rata-rata kebutuhan kehidupan di dalamnya. Tanpa ada bencana alam berlebihan.

Dahulu, kami memiliki sistem pertahanan alami menakjubkan dari luar Mlanet Apeno untuk mengelabui apa saja dari luar angkasa untuk masuk ke dalam Apeno.

Dahulu, terdapat dua sistem peradaban di sini saat kami masih dibagi menjadi dua tempat, air dan tanah.

Dan hanya beberapa orang khusus yang bisa hidup di dua peradaban air dan tanah.

Hingga bibiku menceritakan waktu tiga ribu tahun yang lalu. Saat bintang cahaya atau kami menyebutnya Katla merah ('Katai merah' dalam bahasa planet Lumi) seketika menggelap.

Orang-orang terdahulu sangat ketakutan. Mereka mencari tempat berlindung tetapi tidak lama berselang orang-orang berbisik-bisik melihat penampakan cahaya dengan sebuah bangunan Vlome pjang atau dalam bahasa planet Lumi Volume Panjang turun mengguncang tanah.

Saat itu. Gybenur (Gubernur) Raja sebagai pemimpin wilayah kedua kehidupan maju mewakili para penguasa serta perwakilan kabinet pemerintahan Apeno menghampiri mereka meskipun mereka tahu sangat-sangat mustahil bisa berkomunikasi dengan lancar.

Tetapi, perkiraan para perwakilan Rtyak (Rakyat dalam bahasa Planet Lumi) dengan lancar membalas ucapan kami. Bahasa mereka hampir sama dengan kami.

Fisik tubuh mereka hampir mirip dengan kami

Tidak enam puluh persen kemiripan, tetapi delapan puluh sembilan persen.

Kami, tentu saja menyambut mereka meskipun ada kewaspadaan. Tetapi seiring lama kedatangan mereka ke planet kami, mereka benar-benar baik kepada kami

Ya, hanya dari garis keturunan pertama serta beberapa generasi mereka yang menginjak planet tempat kami tinggal benar-benar baik.

Hingga Garis keturunan mereka mulai melakukan kelicikan.

Seketika itu juga. Planetku, tempat tinggalku yang selalu terang, kini perlahan menggelap.

Mereka memulai menggulingkan Raja Baswara Chandra V, dan melenyapkan Raja

Mereka memulai menggulingkan Penguasa wilayah Ertaop, Pangeran Verto II serta kekuasaan Putra Mahkota Sagian. Mereka melenyapkannya

Perdana menteri dari Negara Patak dan Jenderal Ella Fiz Chika satu-satunya yang bertahan, orang- orang planet Lumi berhasil membunuhnya.

Mereka merampas Mplanet kami

Mereka merampas tempat tinggal kami

Mereka merampas keluarga kami

Semuanya hanya air menetes

Mereka merebut semuanya dari kami