Chereads / Apeno: Singkora / Chapter 3 - Chapter 1

Chapter 3 - Chapter 1

Ketika Jenderal Apeno, Ella Fit Chika gugur, Presiden dari planet Lumi Alogo II menyatakan dirinya sebagai Kaisar Presiden seluruh galaksi dan mengancam siapa saja yang menentang kedudukannya, seluruh tentara Gaskar yang siap mati untuk dirinya akan menyerang satu planet. Banyak yang menentang kekuasaan Planet Lumi. Dua minggu kemudian, perang sangat dahsyat terjadi. Perang besar yang melenyapkan 12 Kuadriliun seluruh mahluk yang hidup atas perintah Penguasa kejam.Iblis itu, Alogo II semua orang mendoakan tindakan anda. kami berdoa Api akan menghancurkan seluruh jiwa anda tanpa henti-catatan. Kami berdoa semoga ada penghianat pada keturunan anda- seorang veteran dari Mplanet Apeno

"Pria Apeno Mati"

"Budak Apeno Mati"

"Hidup Vankerser"

"Pria tangguh! Dia benar-benar tidak terkalahkan"

"Hidup Vankerser"

Sorak sorakan seluruh penonton ketika melihat hasil akhir dari pertarungan. Satu orang, mengangkat pedang listriknya dilumuri darah dengan kepala lawannya tertancap di ujung pedang ke langit-langit membuat sorakan semakin menggemburu. Semua orang menyoraki namanya, semua orang menganggungkan pemenang pertarungan yang berlangsung selama dua minggu. Sedangkan di balkon besar yang berada di tengah-tengah aula, dua orang pria berbeda umur memandang pertarungan menggunakan teleskop kecil berukuran empat centimeter.

"Pria sialan, dia mati," umpat Pria tua yang duduk dalam kursi kebesarannya setelah melihat pertarungan menggunakan teleskopnya. Ia mencampakkan teleskop itu diriingi menggeram kesal. Atraksi pertarungan Akseleransi yang selalu diadakan selama dua kali setahun dengan Kaisar yang langsung turun tangan mengatur pertarungan. Pertarungan Akseleransi hanya terbuka untuk kalangan menengah ke bawah dan setiap orang yang menang dalam Pertarungan tersebut, kedudukan pemenang lomba serta keluarganya akan menjadi prajurit tingkat tiga, setara dengan para Marques, dengan Kaisar memberikan hadiah kepada pemenang berupa emas dan berlian masing-masing sembilan ratus lima kilogram. Wajah pria tua itu mengeras dan mengumpat pada peserta lomba yang ia pilih menggunakan tangannya sendiri tewas ditangan lawannya. Pria yang ia pilih tergeletak penuh luka luka banyak dan tidak ada satupun yang mengangkat tubuh tak bernyawa peserta yang kalah.

"Pria bodoh. Aku telah memberikan dirinya emas dan berlian sangat banyak untuknya, dan dia tidak bisa melumpuhkan musuhnya dalam tiga pertandingan saja! Bah, dia mempermainkan diriku!" Lalu memukul pegangan kursi. Wajahnya semakin memerah ketika mengingat kembali akan taruhannya pada Gubernur Ladye. Ia menghela nafas dalam, mengangkat tangan kanannya untuk memanggil tangan kanannya yang berdiri di belakangnya. Tangan kanannya menjawab dengan hormat, "Yang Mulia"

"Buat surat kepemilikan planet 55 Canri e kepada Gubernur Ladye," ujar pria tua itu, Kaisar Presiden seluruh Imperial, Transetelt II dari Rumah Kayasawat. Ia berhenti berkata karena memikirkan sesuatu, "pada hari ini juga, buatlah kepemilikan sah kepada Gubernur Ladye. Ini adalah perintah dari Kaisar secara langsung. Dan, seret semua anggota budak payah itu ke dalam penjara. Aku akan turun langsung untuk mereka"

Tangan kanannya menundukkan kepala hormat, "Saya akan melaksanakan perintah Yang Mulia." Lalu pergi meninggalkan ruangan tempat duduk Keluarga Kaisar. Transetelt II sekali lagi menghela nafas kasar dan mendecih. Wajahnya menunduk, meminjit keningnya, "aku kehilangan hasil tambang berlianku! Budak Apeno sialan, dia hanya tinggal berlatih lebih keras saja dan dia tidak bisa bertahan. Apa susahnya untuk menang!" Deru nafas tersengal-sengal akibat kemarahan yang dilontarkan Kaisar. Punggungnya perlahan menyandar ke sandaran Kursi.

"Bagaimana menurutmu, putraku? Apa kamu memiliki saran untuk budak Apeno itu?" ucapnya melihat putranya yang terdiam sedari awal pertandingan. Keningnya mengernyit melihat ekspresi kosong pewarisnya, "Tecko?"

"Tecko?"

"Pangeran Tecko!"

"Ya, ada apa?" Balasan Pangeran Mahkota, Tecko Kayasawat membuat Kaisar sedikit khawatir, "kamu memikirkan sesuatu? Aku harap putraku tidak memikirkan pekerjaannya disaat liburan seperti ini."

Pangeran Tecko Kayasawat tersenyum mendengar ucapan ayahnya, "Ayah selalu bisa menebak."

"Apa ayah akan mengadakan pertandingan ulang?" tutur pria tua itu, "kamu tidak menikmati pertarungannya. Kita sedang berlibur dan putraku memikirkan pekerjaannya."

Lelaki mudah itu menggeleng, "Tidak perlu ayah, ada televisi," tolak Tecko, "aku lebih baik pergi ke Kamp pasukan. Dan berlatih, itu lebih baik."

Bibir Pria tua itu melengkung membentuk senyuman bangga, "Kamu sangat rajin, kamu benar-benar putraku." Pandangan Kaisar Presiden Transetelt II kembali memandang ke depan. Teriakan masih menggema untuk pemenang, "anda benar-benar layak sebagai Kaisar Presiden masa depan. Dan saat ini, aku harus mengurus budak kurang ajar ini."

Ekspresi wajah Putra mahkota Lumi berubah disaat Kaisar menoleh ke depan. Salah satu tangannya terkepal ke bawah. Matanya memerah

Peserta yang tewas dalam Pertarungan saat ini adalah kaki tangannya, orang Apeno. Yang memberikan kesetiaannya padanya.

Orang Apeno yang percaya akan dirinya memilih untuk diam ketika Kaisar Presiden, ayahnya sendiri mengancamnya untuk memberitahu siapa pemimpin pemberontakan melawan Dinasti Kayasawat

Pemimpin pemberontak melawan Dinasti Kayasawat adalah dirinya sendiri, Pangeran Tecko dari Kayasawat

Lelaki muda itu sangat tahu, bahwa pria tua yang duduk disebelahnya mengetahui nama pemimpin pemberontak

Wajah lelaki mudah itu menoleh ke arah pria tua yang duduk disebelahnya, seutas senyuman kecil muncul pada wajah Kaisar Transetelt. Pria tua itu memang sengaja mengajak anaknya untuk melihat pertandingan dan menyombongkan dirinya Putraku, aku akan memperingatkanmu. Aku adalah penguasa Imperial, semua gerak gerik kamu bisa ditebak. Aku akan memberikan kamu satu kesempatan lagi.