Chereads / KAU HADIR DI SAAT KU TERPURUK / Chapter 6 - bab 6 vania dan momy cantik

Chapter 6 - bab 6 vania dan momy cantik

"perasaan anak kecil memang tidak bisa di bohongin kamu memang pasangan yang pas untuk excel " ujar papa alex .

****

" Jadi kapan kalian menikah ?" Tanya mama maya.

" Tidak ." Sontak saja clara merespon akan pertanyaan mama maya tanpa basa basi.

Mama maya mengerutkan dahinya . berbeda dengan papa alex yang terkekeh mendengar perkataan clara dengan ekspresi terkejutnya.

"Apa kau memaksanya excel ?"

Papa alex menepuk pelan paha excel .

Excel membulatkan matanya memberi kode dengan rahang yang mengeras , membuat clara bergidik ngeri .

"Aaa....maafin clara ma pa bukan maksud clara

"Clara menundukkan pandangannya dengan wajah takut.

Mama maya tersenyum lembut seakan mengerti bahwa saat ini wanita yang akan menjadi menantunya kelak sedang merasakan kegugupan yang teramat besar .

Mengingat baru pertama kali clara bertemu mereka , itu pun karna paksaan excel .

"Mommy cantik enggak mau menikah sama daddy ?" Vania mendongakkan sedikit kepalanya menatap clara yang masih setia memangkunya . Ingin sekali rasanya clara mengatakan yang sejujurnya pada vania dengan harapan agar mereka segera membencinya . dan menolak untuk menjadi bagian dari keluarga mereka.

Excel pun berdehem pelan clara yang menyadari arti dehemannya pun melirik sinis .

"Tentu mau dong ,siapa sih yang nggak mau nikah sama daddy vania ? Orangnya tampan , pintar dan sangat sukses ." clara menatap vania dengan wajah yang sangat terpaksa.

Tapi kata mami ,daddy udah berjanji sama mami nggak akan menikah sampai vania besar ," ujar vania dengan wajah polosnya.

"Mami ? Siapa mami ?" Tanya clara heran sembari menatap wajah vania yang masih menatapnya .

"Ah...vania pasti lelah dan belum tidur siang kan ? Ayoo daddy antar ke dalam kamar ." excel kemudian menggendong vania dan membawanya menaikki tangga menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua .

Wanita cantik itu hanya terdiam dengan keheranannya menatap excel yang berlalu membawa vania , banyak pertanyaan yang melintas di benaknya , akan kejanggalan sikap excel yang tak terbaca olehnya.

Siapa sebenarnya mami yang di maksud vania ? Apa mungkin istri mas excel ? Lalu dimana dia ?

Clara membatin, rasa penasaran clara semakin bertambah saat menyadari bingkai foto besar yang terpajang di dinding ruang keluarga tersebut .

Terlihat gambar seorang wanita cantik di dalam figura tersebut .parasnya sangat mirip dengan vania . kalau boleh clara menduga dia adalah mami yang di maksud vania .

Lamunan clara tersadar saat suara wanita paru baya mendominasi ruangan itu.

" Clara ? Apa kamu mencintai excel ?" Mama maya menatapnya dalam.

Mata clara membulat dengan mulut yang sedikit terbuka , terperangah atas pertanyaan mama maya yang tak tahu harus iya jawap apa .

Bagaimana bisa clara mencintai excel ? Sementara iya baru beberapa hari mengenali pria itu. Tapi tak bisa iya pungkiri ada rasa yang berbeda saat clara berada bersama excel termasuk saat pertama kali excel merebut kesucian bibirnya . tubuhnya pun tak menolak setiap sentuhan yang di berikan pria dingin itu.

"Clara bingung mau menjawab apa ma " sahut clara pelan dan menundukkan pandangannya.

" Kamu bisa mencintai excel setelah kalian menikah." Papa alex menatap hangat pada clara dengan senyumannya.

" Excel memang seperti itu clara , semua wanita yang pernah dekat dengannya , dia akan bersikap dingin , tapi sebenarnya hati excel sangat lembut . anak yang sangat penurut ." Mama maya meyakinkan clara .

"Ma pa ...apa clara boleh bertanya ?" Ucap clara pelan sembari menatap mama dan papa excel secara bergantian . mama maya dan papa alex .

Tampak mengangguk pelan seraya menatap clara dengan senyuman merekah.

" Kenapa clara ?" Tanya mama maya .

" Kalau boleh clara tau itu siapa ma ? " clara berkata ragu.

Papa alex dan mama maya terdiam saling berpandangan seolah enggan untuk menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh clara .

"Dia ..."

"Apakah kamu cemburu pada wanita itu sayang ?" Suara excel mengagetkan semua orang yang ada di sana bahkan menghentikan perkataan mama mays .

Clara berdecak kesak sembari memutar kedua bola matanya saat mendapati wajah excel yang telah muncul di hadapannya secara tiba tiba , menatapnya dengan tatapan kesal , saat clara tak bisa menghujaninya dengan pertanyaan yang sungguh membuatnya penasaran .

Papa alex terkekeh melihat sikap anaknya yang menggoda calon mantunya . tak terkecuali mama maya yang menyenggol lengan clara pelan sembari mengedipkan matanya.

"Em ..ya sudah papa tinggal dulu ya masih ada kerjaan papa yang harus di selesaikan " berdiri dari sofa tunggalnya.

" Mama juga mau ke atas dulu lihat vania ya. Clara kalau excel berani nyakiti kamu cepat panggil mama ya " seraya menatap tajam mata excel lalu tersenyum pada clara .

"Baik ma " sahut Clara pelan.

Kedua orang tua itu meninggalkan clara dan excel berdua di ruang keluarga.clara memilih diam dan mengeluarkan handphone nya dari dalam tas.

Mengecek pesan masuk dari mbak reni .

"Tadi kenapa bilang nggak mau ?" Dengan wajah dingin excel menatap clara .

Clara tak menjawab apapun bahkan iya masih sibuk dengan handphone nya  dan tak menghiraukan keberadaan excel saat ini karena kekesalan nya  pada sikap excel .

"Kalau aku bertanya tolong di jawab clara ?" Ujar excel dengan nada kesal.

Clara masih tak menyahut, seolah tak mendengar perkataan excel yang mendominasi dengan santainya clara menyandarkan tubuhnya di sofa yang sedang iya dudukin memiringkan sedikit kepalanya agar tak terlihat oleh excel

"Clara ? Jawab !" Excel membentak clara dengan nada tinggi .

Clara masih bereaksi sama bahkan saat ini iya mencoba menutup kedua telinganya seraya memejamkan matanya .

"Aaawww..." Clara meringis  saat merasakan tangan besar excel mencengkram lengan kanannya.

"Jawab kata ku " excel menatap tajam matanya dengan rahang yang mengeras.

Clara merasakan ketakutan yang luar biasa saat menatap sorot tajam mata excel dengan wajah yang memerah.

"Lepasin mas sakit ...." Ucap clara lirih menahan rasa sakit akibat cengkraman tangan excel .

" Kamu tahu kan aku nggak suka penolakan ." sahut excel tegas

"Kenapa tadi kamu bilang nggak mau ? Ha ? Jawab ? " Clara menangkap jelas amarah excel yang terpancar jelas dari wajahnya menatap clara tajam .

Membuat iya semakin takut berada di sampingnya saat ini .

"Bagaimana bisa aku menikah dengan pria kasar seperti mu mas . pria egois yang baru ku kenali beberapa hari terakhir , pria yang selalu suka memaksakan kehendaknya tanpa memikirkan perasaanku.

Aku bukan bonekamu mas,bahkan di saat seperti ini pun kamu terlihat sangat mengerikan . aku nggak merasa berbuat salah kenapa kamu menghakimi ku dengan keegoisan mu ?  Jangan hanya karena kerja sama perusahaan kita lalu kamu semena mena dengan ku .

Aku bukan boneka yang bisa kamu mainkan sesuka hati , lepaskan aku mas , aku benci kamu , lepaskan...."

Clara sedikit berteriak dengan kekesalan dan rasa sakit hati meluapkan semuanya .