Clara sedikit berteriak dengan kekesalan dan rasa sakit hati meluapkan semuanya.
****
Menumpahkan bendungan air mata yang deras membasahi pipinya , air mata yang tak bisa lagi iya bendung di kedua mata indahnya tubuh clara bergetar saat semua amarah berhasil keluar dari bibir sexi -nya.
Excel melepaskan cengkraman tangannya di lengan clara saat melihat tubuh wanita itu bergetar menangisi dirinya yang tak bersalah ini .
Dengan sigap clara segera berdiri saat merasa ada kesempatan dan berniat untuk keluar dari rumah mewah itu . tapi gerakan nya kalah cepat saat excel berhasil menarik lembut pergelangan tangan clara dan mendaratkan tubuh wanita itu dalam pelukannya . Excel mendekap erat tubuh clara , menciumi ujung kepalanya dengan kedua tangan yang melingkar di punggungnya membuat clara merasakan kenyamanan saat berada di pelukannya .
Clara yang masih menangis mendorong paksa dada excel agar melepaskan pelukannya dari tubuh clara .
"Lepas kan aku mas...lepas ..."
Aku nggak mau dekat kamu ," ujar clara dengan terisak dan mendorong dada excel .
Clara terus meronta mencoba menolak pelukan excel walau pun clara merasa ada kenyamanan saat berada di pelukkannya tapi iya lebih memilih untuk tetap menuruti egonya.
"lepas mas...le-"
Clara terdiam dan tak bisa berkata kata lagi saat excel meraup wajahnya dengan lembut , menarik tengkuk clara tanpa aba aba mendaratkan ciuman hangat bibir sexi-nya yang masih bergetar . setelah luapan emosi yang iya keluarkan . clara merasakan lumatan demi lumatan lembut yang di berikan Excel pada bibir nya , membuat iya merasakan ketenangan saat berada di dekat excel .
Clara tersadar dari ketidak warasannya yang menerima sentuhan dari pria yang baru saja menyakitinnya. Sebelum iya terbuai jauh oleh kehangatan yang diberikan excel , clara mendorong dada excel dengan sisa sisa tenaganya , meronta agar terlepas dari tangan besar yang kini telah melingkar di punggungnya.
Walaupun iya sendiri tak memungkiri jika tubuhnya sangat memerlukan sentuhan saat ini , tapi iya lebih memilih mengikuti egonya berbeda seperti saat saat sebelumnya .
Clara terus mendorong dada excel sekuat tenaga dengan tetesan air mata yang masih membasahi pipi , merasa bahwa saat ini iya menjadi perempuan bodoh yang mau saja terjerumus dalam permainan yang telah dibuat oleh pria dingin seperti excel .
Akhirnya excel melepaskan ciumannya dari bibir clara menatap matanya dengan sinis sebelum clara berjalan cepat meninggalkan excel yang masih duduk di sofa yang sama , meraup wajahnya kasar .
Clara terus berjalan cepat menuju pintu utama seraya menghapus sisa sisa air mata yang meninggalkan jejak , langkah clara kemudian terhenti saat iya mendengar suara seorang memanggilnya .
" Clara ? Kamu mau kemana nak ?" Mama maya berjalan mendekati clara .
Clara menundukkan pandangannya seraya menghapus air mata yang masih menetes di sudut matanya, tak ingin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada mama maya .
"Kamu menangis ? ada apa sayang ? Apa excel melukai hati kamu nak ?
" Mama maya menaikkan dagu clara pelan membuat pandangannya terfokus pada mama maya.
Clara menggeleng pelan dan memegang tangan mama maya ."maaf ma , clara hanya ingin pulang saat ini ." Clara mencium punggung tangan wanita berhijab itu .
Clara berlalu dari hadapan mama maya tanpa memberikan kesempatan untuk bertanya lebih dalam saat iya menyadari kejadian , excel yang telah berdiri di belakang mama maya .
"Biarkan dia pergi ma ." Excel memegang pundak mamanya tanpa rasa bersalah .
"Kenapa kamu enggak menceritakan yang sebenarnya pada clara ?" Mama maya menatapi Excel yang tampak menyesali perbuatannya .
"Belum saatnya ma . Aku masih menunggu waktu yang pas untuk menceritakan segalanya ." Excel mencium kening sang mama dan pergi untuk masuk kedalam kamarnya .
Nafas clara tampak terengah engah saat tiba di depan pintu pagar. Bagaimana tidak ? Bayangkan saja iya harus melewati jalan yang cukup luas yang berada di pekarangan rumah mewah milik orang tua excel , matanya sesekali melirik pada taman mini yang tampak menarik dan sangat menyejukkan mata . belum lagi iya harus mendapatkan tatapan aneh dari penjaga rumah yang berjaga di ujung pintu pagar seperti seorang pencuri yang baru saja tertangkap basah.
Nasib baik masih berpihak pada clara saat iya melihat taksi yang melintas di jalan tak jauh dari rumah excel , segera iya menghentikan taksi tersebut meminta untuk mengantarkannya kembali ke perusahaan , clara menenangkan diri sejenak di dalam taksi tersebut . dalam perjalanan yang memakan waktu kurang lebih tiga puluh menit . sebelum tiba di kantornya , membebaskan dadanya menghirup oksigen dengan puas membiarkan emosi yang telah menjalar di tubuhnya terlepas bebas.
Perempuan bertubuh ideal itu merasakan kekecewaan pada excel setelah mendapatkan perlakuan kasar darinya . Tak menyangka bahwa excel bisa menjadi sekasar itu . padahal . iya sendiri tak melakukan kesalahan apapun . wajar saja jika iya spontan mengatakan tidak saat itu . karna sejujurnya iya memang belum siap untuk menerima lamarannya . apa lagi dengan paksaan .
Tapi anehnya bayangan excel tak bisa menghilang dari benaknya seakan telah merasuki sebagian jiwanya .
Sebisa mungkin clara mencoba menghilangkan fikirannya pada sosok pria dingin yang selalu bertindak sesuka hatinya tanpa memikirkan perasaanya