````
"Plak!"
Rivettes menampar wajahnya sendiri lagi.
"Sekarang kamu merasakan sakitnya kan?" Hao Jian bertanya lagi pada kekasih Rivettes.
"Iya." Kekasih Rivettes, yang telah belajar pelajarannya, cepat mengangguk.
"Berani-beraninya kamu bilang hatimu sakit tanpa meneteskan air mata? Bohong itu! Terus pukul!" Hao Jian memerintahkan Rivettes.
"Hao Jian, jangan keterlaluan!" Rivettes, yang sangat merasa dirugikan, wajahnya berubah menjadi warna hati, mengutuk dalam hati bahwa bajingan itu hanya main-main dengannya.
Tapi Hao Jian hanya mengejek, "Mau pukul atau tidak? Kalau tidak, saya pergi."
"Aku pukul!" Rivettes menggertakkan gigi dan terus menampar wajahnya!
Setengah jam kemudian, kekasih Rivettes akhirnya berlutut di depan Hao Jian, menangis tak terkendali, memohon padanya untuk berhenti membiarkan dirinya menampar diri sendiri, kalau tidak dia akan cacat!
Saat itu, wajah Rivettes sudah penuh dengan luka, darah menetes turun.