Chapter 4 - Bab 4

"Siapa kalian?" ucap Haruto yang kaget saat melihat beberapa orang gadis yang muncul di hadapan mereka.

"Ah, kalian bukankah anggota band Koi no Melody," ucap Ren kagum.

"Kalian juga ingin ikut?" tanya Aiko santai.

"Jika kalian tidak merasa keberatan mungkin tidak apa apa," ucap salah seorang gadis tersebut.

"Omong omong, siapa mereka?" bisik Haruto kepada Aiko. Karena wanita tersebut pasti tahu akan hal hal seperti ini. Karena itulah ia bekerja di bawah agensi seperti ini.

"Ah, kau tidak tau, mereka adalah anggota dari band Koi no Melody, sebuah band yang berdiri di bawah agensi kita juga," ucap Aiko panjang lebar.

Haruto berpikir sejenak, emang sebesar apakah agensi tempat Haruto dan Ren bekerja. Mereka hampir memiliki semua cabang kreator, mulai dari penerbitan yang menghasilkan kreator seperti dirinya dan juga Ren, dan sekarang mereka juga membuat agensi untuk para band dan juga idol. 'Seberapa kaya industri hiburan yang ia kontraki ini,' pikirnya.

"Hey, perkenalkan namaku Sakura Matsumoto, kau dapat memanggilku Sakura," ucap salah satu gadis tersebut.

"Kenalkan aku Hana Yoshida."

"Aku Rina Shimizu."

"Namaku Akari Kobayashi, senang bertemu denganmu."

"Ah, baiklah, senang bertemu dengan kalian juga," balas Haruto canggung.

Emang apakah rencana wanita satu ini, dia benar benar licik. Padahal karya milik Haruto saja sudah sangat sibuk ingin mengejar tenggat waktu, mengapa ia harus membantu wanita yang sudah mempunyai penghasilan tersendiri sepertinya. Dirinya sudah benar benar tidak bisa memahami apa isi pikiran wanita tersebut.

"Baiklah, kapan kita akan mulai membuatnya?" tanya Aiko menggebu gebu. Dirinya sudah benar benar tidak sabar.

"Tunggu sebentar, Takahashi-san , aku memiliki beberapa pertanyaan," ujar Ren sambil mengangkat tangannya.

"Ara Recchi, apa yang ingin kau tanyakan?" balas Aiko.

"Baik, sebenarnya untuk apa rencanamu membuat game?" tanya Ren.

"Tentu saja, untuk menambah penghasilan kita semua," jawabnya santai.

"Bukankah gajimu itu sudah cukup banyak, mulai dari mengurusi kami berdua, bahkan kau juga menjadi manajer untuk band terkenal seperti Koi no Melody," sambung Haruto yang merasa curiga akan sikap aneh Aiko. Padahal dirinya sudah banyak menerima tawaran tersebut tetapi masih saja ia mencari penghasilan lebih. Terkadang sikap anehnya membuat Haruto kesal.

"Nee Haruto-kun, apa kau tau sesuatu," ucap Aiko dengan wajah yang begitu mengerikan.

"Ada apa?" tanya Ren yang mulai merasa tidak enak meihat tingkah Aiko yang cukup aneh. Padahal dia selalu bersikap ceria dan terkadang menjengkelkan.

"Aku sudah capek capek untuk mengajukan proposal agar perusahaan kita bisa membuat game untuk menambah penghaslian, tetapi mereka menolaknya mentah mentah dengan alasan kalau ini bukanlah perusahaan untuk menghasilkan hiburan software seperti itu, mereka mengatakan kalau perusahaan itu hanya untu menghasilkan kreator bukan menghasilkan game," kesal Aiko panjang lebar. Sehingga Haruto dan Ren berusaha berpura pura tidak dengar, bahkan Yuki saja sampai menutup telinganya karena tidak sanggup untuk mendengar ocehan Aiko.

pantas saja tidak diterima gumam Haruto, karena jelas jelas itu adalah perusahaan yang hanya menyediakan layanan kepada para kreator. Meskipun itu adalah sebuah perusahaan besar, perusahaan tersebut tetap memiliki tujuan untuk terkenal di industri dunia hiburan. Bukan untuk berada di dunia game. Oleh karena itu, pantas saja jika ajuan milik Aiko ditolak oleh perusahaan tersebut.

"Jadi, game seperti apa yang ingin kau buat?" tanya Haruto dingin agar Aiko berhenti mengoceh.

"Baiklah, jadi kita akan membuat game galge," ujar Aiko menggebu gebu.

"Game galge?" pikir Ren "Mungkin menarik."

"Benarkan, aku juga merasa game galge adalah game yang sangat menarik, dengan karakter karakter yang keren dan juga imut," seru Aiko sehingga membuat Haruto heran, mengapa sikapnya begitu kekanak-kanakan? Pikirnya.

"Baiklah, kalau begitu, aku akan memberi tahu judulnya,"

"Ehh, aku ingin lihat," ucap Ren begitu semangat.

"Baiklah, judul gamenya adalah Sketsa Sakura di Tepi Sungai."

"Wah, sepertinya menarik," ucap Yuki yang melihat isi proposal dari game yang direncanakan oleh Aiko.

"Hei, aku ingin lihat!" seru Rina sembari mengambil kertas tersebut. "Sepertinya menarik, ayo kita buat!" serunya tanpa berpikir panjang.

"Tunggu dulu, bukannya aku tidak mau, tetapi aku sedang begitu sibuk," ujar Haruto. "Aku harus menyelesaikan tenggat waktu karyaku untuk sementara waktu," sambungnya.

"Hee, bukankah itu hal yang mudah?" ucap Akari remeh.

"Mudah dengkulmu!" seru Haruto jengkel. "Dan juga Ren sedang menerbitkan serial barunya yang tidak mungkin akan Ia biarkan menumpuk." Lanjut Haruto.

"Hey, sepertinya alur ini cukup menarik," ucap Ren kepada Yuki yang sedang asik bercerita tanpa menghiraukan Haruto.

"HEI! Kau mendengarku nggak!" kesal Haruto. Mungkin perkumpulan ini hanya dirinya yang tidak menyetujui rencana pembuatan game ini. Karena selain dapat membuat karyanya terlambat, bisa saja ia kehilangan waktu tidurnya yang biasa. Ketika tidak membuat game saja ia selalu tidur jam satu dini hari, apalagi jika dirinya harus menggambar ilustrasi karakter gam tersebut, sepertinya ia akan mengatakan selamat tinggal pada kasur empuk miliknya.

"Ayolah Haruto, bukankah hal ini akan menyenangkan?" ucap Ren santai.

Haruto berpikir sejenak, baiklah mungkin tidak ada salahnya mencoba. "Baiklah, aku ikut!" katanya singkat.

"Baiklah, kalian semua sudah berencana untuk ikut berarti kalian telah menjadi anggota lokakarya ini," seru Aiko.

"Baiklah, jadi seperti apa alur cerita dari game yang ingin kau buat?"

"Jadi, game ini menceritakan seorang mangaka yang sedang terduduk di sungai karena dirinya kehilangan inspirasi, tetapi tiba tiba saja seorang gadis cantik duduk di dekatnya," jelas Aiko.

"Tunggu, sepertinya aku tidak asing dengan adegan ini," kata Haruto datar.

"Ah, pokoknya ini akan menjadi kisah yang sangat spektakuler," sambung Aiko tanpa menghiraukan ucapan Haruto barusan.

"Jadi, aku sudah mengatur tugas tugas kalian semua," ucap Aiko bangga.

"Baiklah, apa yang harus kami lakukan?" tanya Ren sambil terus memperhatikan proposal game tersebut.

"Baiklah, jadi Recchi akan menjadi penulis skenario dari game ini."

"Yosh!, aku akan membuat skenario game paling spektakuler di muka bumi," seru pemuda tersebut menggebu gebu.

"Haruto-kun, kau sudah tau tugasmu kan?"

"Palingan kau menyuruhku untuk membuat ilustrasi karakter dari game milikmu ini kan," ucap Haruto seakan tau apa yang diinginkan oleh wanita tersebut.

"Yap! Haruto ku memang pintar," ucapnya senang. Walaupun begitu, alih alih merasa senang, Haruto malah memiliki firasat buruk akan hal ini. Goodby my bed batinnya.

"Dan kalian akan membuat komposisi lagu yang bagus sebagai musik latar sari game ini."

"Baiklah, serahkan saja kepada kami."

"Takahashi-san, bagaimana denganku?" tanya Yuki ragu, jika dirinya memang tidak dibutuhkan, dia akan berencana pulang. Lagi pula, mana mungkin dirinya bisa membantu orang orang terkenal seperti mereka.

"Oh iya, aku hampi lupa, kau akan menjadi model untuk karakter game ini, dan juga kau lah pengisi suara karakter karakter game tersebut."

"Benarkah?" tanya Yuki tidak percaya.

Aiko menganggukkan kepalanya. "Baiklah, mari kita buat game paling spektakuler sedunia!" seru Aiko.

"Baiklah, Yosh!" seru Ren menggebu gebu.

Mungkin ini adalah awal dari kisah mereka, hari-hari seorang mangaka rahasia danĀ gadis pengisi suara dalam membuat game.

"Hei, bukankah plot cerita ini sudah tidak nyambung dengan cerita awalnya?" tanya Ren heran.

"Sudahlah, biarkan saja selama ceritanya masih seru.."

BERSAMBUNG!