Chereads / Cahaya Bulan Jaladri / Chapter 2 - Gadis Bermata Ungu dan Pria Misterius

Chapter 2 - Gadis Bermata Ungu dan Pria Misterius

Malam hari ketika bulan purnama tertutup olah hujan yang deras dengan penuh kilatan petir, berdiri seorang wanita muda menawan sembari megengam belati ditangannya. Wanita itu berdiri ditepi jurang yang menghadap ke arah lautan. Ombak besar yang terus bergejolak layaknya perasaan wanita tersebut yang menatap belati dengan siratan penuh dendam. Mata ungu itu bercahaya dalam kegelapan seiring dengan kilatan petir yang terus menyambar lautan. Ia menggenggam kuat belati tersebut sampai kukunya terlihat pucat. Jubah wanita tersebut tersibat terbuka oleh angin lautan yang seperti ingin melihat wajah wanita yang penuh dendam ini. Terlihat air mata yang samar - samar tertutup oleh air hujan, bukan hanya dendam tapi juga rasa sedih yang mendalam tertampak pada wanita tersebut. Rambut bergelombangnya yang kini terguyur air hujan menjadi jatuh dan menutup sebagian wajahnya seperti hujan tak ingin wanita itu terus bersedih.

"Aku...Jetta N Ranjani... bersumpah akan membalas semua perilaku Raian Ranjani" Kata wanita tersebut yang bernama Jetta sembari menahan tangis dan amarahnya. "Dia akan membayar semua perbuatannya, aku bersumpah atas lautan Jaladri sebagai saksi!" Ucap ia dengan lantang.

Seakan - akan alam mendengar sumpahnya, tiba - tiba terdengar bisikan halus yang terdengar oleh Jetta. Bisikan - bisikan yang lirih tapi tajam dengan kata - kata. Terucap ramalan - ramalan yang menyinggung keluarga Jetta. Seketika belati ditangan Jetta berdeyut mengeluarkan kekuatan yag mengalir ketubuhnya. Kekuatan yang sangat besar dan seketika pikiran Jetta dipenuh ramalan - ramalan kuno mengenai keluarganya.

'Keluarga Ranjani... sang pembawa obor kegelapan.... hancur dalam tangan wanita bermata ungu... kami menunggumu.... Permata Ungu Jaladri... hancurkan sang pembawa obor kegelapan... kekuatan kami bersamamu' Ucapan bisikan tersebut dan seketika menghilang bersama angin lautan.

Jetta bisa merasakan kekuatan yang besar dan auranya semakin pekat dengan kekuatan gelap. Mucul para makhluk bayangan yang langsung bertunduk layaknya seorang bawahan yang tunduk pada masternya. Jetta sadar bahwa dirinya mendapatkan kekuatan besar dari belati peninggalan mendiang kakeknya. Seketika hujan deras berhenti dan terlihat bulan purnama menyambut kekuatan baru Jetta dengan sinarnya. Para makhluk bayangan itu langsung masuk ke bayangan Jetta yang tersinar oleh bulan purnama. Ia menatap langit dan memejamkan mata, membiarkan aura gelap menyelimutinya dan dirinya bisa lebih peka terhadap sekitar. Sadar bahwa belati itu membangkitkan kekuatan yang tertidur dalam diri Jetta, sebuah kekuatan gelap pekat yang mampu mengendalikan roh dan bayangan hitam.

Memori kejadian di malam itu terlintas jelas dalam benaknya. Kakeknya yang berusaha melindungi Jetta dari kekacauan yang terjadi dimansion milik keluarga Ranjani. Saat itu dirinya masih sangat belia hanya berusia 7 tahun. Ada penyusup yang berusaha membunuh Jetta, diramalkan Jetta akan membawa sesuatu yang besar kepada kota Jaladri. Penyusup ini tidak ingin hal itu terjadi dan berencana membunuhnya dalam tidur. Kakeknya yang tersadar segera melindunginya dan bawa lari Jetta keluar. Sayangnya mereka tercegat oleh pasukan penyusup ini. Terlihat sosok pria dewasa sekitar berusia 40 tahun, ia melangkah dengan tenang. Kakek Jetta mengenal sosok itu, ia adalah Raian Ranjani, ayah Ranjani.

"Raian, apa ini semua?! Kenapa kamu menyerang anak kandungmu sendiri?!" Ucap kakek Jetta dengan nada penuh amarah.

"aku tidak ingin anak itu merusak keluarga Ranjani, anak itu hanya akan membawa masalah" Kata Raian sembari mengeluarkan pedang dengan sihirnya.

"Anak tidak tahu diri! Dimana akal sehatmu?! Dia darah dagingmu sendiri Raian! Sungguh aku kecewa denganmu" Kata Kakek Jetta yang juga mengeluarkan senjata beruba sword yang memancarkan kekuatan berwarna hijau.

Jetta saat itu hanya bisa menangis karena ketakutan melihat situasi yang sangat tegang. Saat itu Kakek Jetta menyuruh tangan kanannya membawa Jetta jauh dari wilayah kekuasaan Ranjani. Bawahan Raian juga menyuruh mengejar tapi langsung dicegat oleh kakek Jetta. Ia membuat dinding sihir yang menahan mereka semua. 

"Kalian tidak akan kubiarkan untuk menyentuh Jetta dan kalian tidak akan pergi dari tempat ini sampai titik darah penghabisanku" Kata kakek Jetta dengan mengeluarkan aura mana yang besar.

"Benar - benar merepotkan, ini kenapa aku tidak menyukai mu ayah... bukan Tuan Bayu Arkan Ranjani" Raian langsung menyerang ayahnya sendiri.

Jetta yang melihat itu hanya bisa meneriaki kakeknya dengan tangisan karena ia tidak mau terpisah dari kakeknya. Sampai di satu posisi Kakek Jetta terhunus oleh pedang Raian. Gadis kecil itu langsung terdiam dan tepaku, seketika dunia runtuh melihat orang tersayangnya terbunuh di depan matanya. Rasanya Jetta terpukul keras sampai tak bisa mengeluarkan suaranya. Orang kepercayaan kakeknya langsung menutup mata Jetta sembari menahan sedihnya karena Tuannya terbunuh oleh Raian, Ayah Jetta.

Kembali kesituasi Jetta sekarang, ia membuka matanya terlihat siratan rindu yang mendalam akan sosok kakeknya. Hanya satu - satunya keluarga Ranjani yang mencintai dirinya sebagai keluarga. Jetta hanya merasakan kehangatan keluarga dari kakeknya. Saat ibunya melahirkan Jetta tak berselang lama meninggal karena mengalami pendarahan hebat. Sedari kecil Jetta tidak tahu bagaimana ibunya hanya tahu dari kakeknya. Dalam dirinya ada harapan untuk terlepas dari belenggu ayahnya yang selalu menghantuinya.

Di tempat yang berbeda, sebuah mansion besar tersembunyi dibalik air terjun, telihat sosok pemuda yang sedang bermeditasi. Terlihat aura dingin dan juga misterius menyelimutinya. Kyouharu Prasjaya, pria tampan dengan rambut berwarna biru gelap. Mana yang besar menyelimutinya, warna emas dan biru sapphire menyiratkan damai dan sakral. Namun, di balik ketenangan wajahnya, tersimpan gejolak emosi yang tak kalah hebat dengan badai di luar sana. Kyouharu merasakan firasat buruk yang berkaitan dengan masa lalunya. Ia teringat akan kenangan mengerikan yang menghantuinya, kenangan mengerikan mengenai kematian keluarga Prasjaya oleh Raian Ranjani. Tangannya terkepal kuat sampai buku jarinya pucat, amarahnya dan dendamnya membara dalam dadanya.

"Tunggu aku, Raian. Aku akan menemukanmu dan membuatmu membayar atas semua yang telah kau lakukan," batinnya dengan tekad yang membaja.

Badai terus bergemuruh sampai mengganggu Kyouharu untuk bermeditasi. Ia menghentikan meditasinya, matanya terbuka terlihat kedua warna mata yang berbeda, mata kanan berwarna biru seperti warna rambutnya dan mata kirinya berwarna kuning keemasan. Langsung menatap kearah Jendela, di luar sana badai terus bergemuruh tapi Kyouharu merasakan kekuatan gelap yang kuat. Firasatnya berkata akan ada sesuatu yang besar terjadi pada Kota Jaladri. Kyouharu langsung bangun bejalan ke menuju jendela. Hanya menggunakan jubah tidur hitam yang tidak terikat memperlihatkan bentuk otot yang jelas dan celana hitam panjang. Kedua matanya terus menatap sumber kekuatan gelap yang besar. Ia bisa merasakan bahwa ada penyihir yang baru membangkitkan kekuatannya.

"Wanita.... siapa sosok itu?" Tanya Kyouharu yang langsung bisa merasakan dari jauh seperti apa sosok ini. "Aku harus bergegas" lanjut Kyouharu yang langsung menganti pakaiannya dengan sihirnya dan menutup wajahnya dengan topeng.

Kyouharu bergegas menuju pusat energi gelap tersebut, ia memanggil familiar berupa naga seperti Wyvern dengan warna biru gelap bernama Aquarion. Kyouharu langsung menaiki naga tersebut dan melasat menuju pusat energi gelap tersebut. Hujan langsung menerpa Kyouharu tapi ia tetap menerjang hujan badai tersebut. Sangat terasa kekuatan gelap yang memancar secara liar sampai mampu mengguncang badai hujan ini. Rasa ingin tahu pria ini jauh lebih besar dari situasi saat ini. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan kekuatan gelap apa yang ia rasakan dan siapa sosok perempuan ini.

'Siapa wanita ini? sepertinya ia pelaku dari kondisi saat ini' batin Kyouharu berkata megenai keyakinan bahwa ini ulah dari sosok wanita.

Merasa sudah semakin dekat dengan sumber energi tersebut, Kyouharu langsung melompat dari naga-Nya ke atap salah satu dari gedung disana. Ia menyuruh Aquarion untuk kembali dan akan memanggilnya jika ia butuh bantuan. Naga tersebut pergi dan Kyouharu mengawasi dari jauh. Terlihat sosok wanita yang ternyata itu adalah Jetta. Kyouharu melihat makhluk - makhluk bayangan tunduk hormat kepada Jetta. Ternyata Kyouharu melihat ketika Jetta mengalami kebangkitan dan menjadi saksi atas hal tersebut. Kyouharu belum pernah melihat Jetta di kota Jaladri, ia baru pertama kali melihat wanita ini.

Setelah itu hujan seketika berhenti dan Kyouharu bisa melihat lebih jelas wujud Jetta. Sedikit tertegun dengan pesona dari Jetta, seperti terhipnotis oleh sorot mata Jetta. Ia merasakan kekuatan yang ssebanding dengan kekuatannya, selama ini belum bertemu dengan penyihir yang memiliki kekuatan yang sebanding dengan dirinya. Kyouharu semakin penasaran dan berusah mendekat secara diam - diam. Jetta yang bisa merasakan kehadiran makhluk lain langsung mencari sosok Kyouharu. Saat ia menatap lonceng besar, ia melihat Kyouharu dan seketika menutup wajahnya dengan topeng agar identitasnya tidak ketahuan oleh pria itu.

"Siapa disana?" Teriak Jetta saat melihat Kyouharu.

"Sepertinya aku tertangkap basah" Balas Kyouharu yang sadar keberadaannya telah ditemukan oleh Jetta.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Jetta dengan nada dingin.

Kyouharu langsung turun dari atas atap dan berjalan santai ke arah Jetta. Wanita itu langsung waspada dan tangannya sudah siap menarik belati dari belakang tubuhnya. Kyouharu langsung menghentikan langakahnya. Bulan menerangi mereka berdua seperti memberi pertanda akan tali takdir diantara mereka berdua.

"Aku penasaran dengan kekuatan yang keluar dari dirimu" Balas Kyouharu tak kalah dingin.

"Apa yang kamu mau dariku?" Kata Jetta dengan waspada.

Entah apa Kyouharu merasa adrenalinnya meningkat saat melihat kebangkita kekuatan Jetta. Terlintas ide di benaknya untuk menguji kekuatan Jetta. Ada rasa tertantang dalam diri Kyouharu karena bisa menemukan penyihir yang kekuatan sepadan. Tanpa menunggu Kyouharu langsung menyerang wanita di depannya. Melihat serangan tiba - tiba, dengan cepat Jetta mengeluarkan belatinya dan menahan serangan Kyouharu.

"Kau?!" Ucap Jetta dengan nada marah.

"Aku ingin menguji sejauh mana kekuatan barumu bisa melawan kekuatanku" Balas Kyouharu dengan senyuman licik yang dingin.

Pertarungan pun tak terelakan diantara mereka berdua, suara dua belati yang beradu dan ledakan sihir yang terdengar begitu menggelegar menghiasi pertarungan ini. Jetta melompat menghindari bola sihir dari Kyouharu dan langsung melesat menuju pria tersebut. Serangannya langsung tertangkis dan Kyouharu dengan cepat menendang bagian perut Jetta. Ia langsung terpental dan punggungnya menghajar tembok. Pria itu langsung melesat ke arah Jetta, dengan cepat Jetta menahan serangan tersebut dan kali ini membalas balik dengan menendang wajah Kyouharu sampai topeng yang dikenakannya retak. Seketika mereka berdua mundur memberi jarak satu sama lain.

"Boleh juga, tapi... apa hanya segitu kemampuan yang kamu punya?" Ucap Kyouharu dengan nada mengejek sembari memegang bagian topeng yang retak.

"Iya tapi berkaca pada dirimu yang tidak bisa menghindar dari balasanku tadi" Balas Jetta sembari memegang bagian perut yang cukup sakit dirasa.

Tiba - tiba terdengar suara para penjaga kota yang sedang berpatroli. Mereka berdua sadar untuk segera pergi dari tempat itu. "Sepertinya pertarungan kita harus terhenti, sampai bertemu lagi" Ucap Jetta sembari membuka portal menggunakan sihirnya.

Ia langsung masuk dan meninggal Kyouharu sendirian disana. Kyouharu tak sempat mengejarnya dan suara langkah kaki para penjaga semakin mendekat akhirnya mau tidak mau dia pergi menggunakan sihir teleportasinya. Dirinya berteleportasi jauh dari area itu dan melihat sekitar. Ia langsung membuka topeng, terlihat darah mengalir dari pelipisnya yang terkena seranganan balasan dari Jetta. Kyouharu tidak sempat menanyakan nama wanita itu dan meremas pelan topengnya.

"Ketika kita bertemu lagi," ujarnya sembari tersenyum licik, "aku pastikan duel kita berakhir dengan kemenanganku."