Chereads / Heartstrings under Hypnosis / Chapter 22 - Chapter 22: Perasaan Nyata?

Chapter 22 - Chapter 22: Perasaan Nyata?

PoV Yukina:

Yukina berdiri dengan tubuh kaku, menatap pintu yang tertutup rapat setelah Ryota pergi. Seluruh rumah terasa sepi, hanya ada dentingan jam yang terdengar jelas di telinga. Tangannya masih gemetar, dan ia mendekatkan diri ke tempat tidur, duduk di ujung ranjang. Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya, namun pikirannya tak bisa lepas dari bayangan Ryota yang masih segar di kepala.

Ia perlahan berbaring, matanya tertutup rapat, berusaha tidur, namun tak bisa mengusir perasaan kosong yang mengisi dadanya. Tidur akhirnya datang, namun tak seperti yang ia harapkan. Dalam tidurnya, ia melihat bayangan Ryota, senyumnya yang membuat hatinya terasa hangat, dan kebersamaan mereka yang tak pernah ia ingin lepaskan. Tapi saat itu, Ryota tiba-tiba berkata dengan lembut, "Selamat tinggal, Yukina."

Panik melanda hatinya. Tanpa bisa mengendalikan diri, ia berlari mengejar Ryota yang semakin jauh, semakin menjauh dari jangkauannya. "Ryota! Jangan pergi!" Ia berteriak, namun tak ada jawaban, hanya angin yang bertiup, membawanya semakin jauh darinya. Tak peduli betapa keras ia berlari, Ryota tetap menghilang di kejauhan.

Tiba-tiba, ia terbangun dengan napas terengah-engah, tubuhnya basah oleh keringat dingin. Matanya terbuka lebar, dan ia merasakan dadanya sesak. "Kenapa kau meninggalkanku...?" suara itu keluar begitu saja, seperti sebuah pengakuan yang tak sengaja terungkap.

Yukina terdiam beberapa saat, mencerna kata-kata yang baru saja ia ucapkan dalam tidurnya. Perlahan, ia menyentuh dadanya, merasakan detak jantungnya yang cepat, dan hatinya yang terasa sesak. Ada sesuatu yang tidak bisa ia pungkiri lagi. Perasaan itu masih ada.

"Apa aku... masih mencintainya?" gumam Yukina pelan, suaranya hampir terdengar ragu, namun hatinya tahu jawaban itu. Perasaannya tak hilang begitu saja. Meskipun sihir Yumeko telah mengubah banyak hal, hatinya tak bisa dibohongi. Ia masih mencintai Ryota.

Namun, pertanyaan itu muncul begitu saja. "Kenapa aku masih merasa seperti ini? Apa Ryota belum mengakhiri kontraknya?" Pikiran itu muncul dalam sekejap, sebuah spekulasi yang terbersit begitu saja di benaknya. Ia merasa seperti ada sesuatu yang tidak beres, sebuah ketidakpastian yang membayangi hatinya.

Mungkin itu hanya perasaan cemas, atau mungkin itu adalah pertanda bahwa kontrak yang telah mengikat Ryota dan Yumeko belum sepenuhnya selesai. Namun, di balik semua itu, Yukina tahu satu hal yang tak bisa disangkal—ia masih menginginkan Ryota. Ia masih ingin ada di sampingnya, meskipun ia tak tahu bagaimana caranya.

Dengan cepat, Yukina bergegas bersiap, mengenakan seragam sekolah dengan tangan yang sedikit gemetar. Di balik wajah yang terlihat tenang, hatinya terus bertanya-tanya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Ryota? Apakah dia benar-benar bebas dari kontraknya?

Satu hal yang pasti, ia harus tahu jawabannya. Ia harus memastikan semuanya.