"Amazing sekali hari ini, kalau berhasil berapa aset yang aku miliki," gumam Yezi sambil tersenyum lebar.
Jeni yang sejak tadi menyimak obrolan atasannya itu hanya geleng-geleng kepala. "Oh astaga Bu bos matrenya," gumam Jeni pelan.
Setelah puas berkhayal di depan jendela ruangannya sambil menatap suasana ibu kota Yezi memutar tubuhnya lalu berkata kepada asistennya.
"Jen kabari aku dan selidiki kasus ini hubungi pengacara kita, jaga-jaga takutnya ada masalah besar menimpa hotel ini. Yang kita hadapi ini orang-orang penting dan berkuasa. Siapkan data pribadi orang yang menginap di kamar 205 itu. Dan bilang Daddy aku tidur di hotel kalau dia telpon. Aku tunggu secepatnya!" titahnya.
"Baik Bu bos." Jeni pergi meninggalkan Yezi yang kembali dengan pekerjaan di ruangannya. Dia pergi keruangan kerjanya untuk memeriksa kembali data orang itu.
***
Kenan yang sudah datang ke cafe di temani asistennya Sam. Mencari-cari keberadaan wanita yang menghubunginya itu. Dia mengambil ponsel dari saku celananya dan menghubungi Celin.
Di deringan ke tiga panggilan itu tersambung.
"Di mana!" ucap Kenan yang tak ada sopannya.
"Saya di pojok kiri Tuan, memakai baju hijau berbaliklah ke kiri," jawab Celin.
Tatapan tajam Kenan langsung ke arah wanita yang memakai baju hijau. Dengan langkah lebar dan gagah Kenan menghampiri Celin.
Setelah sampai di meja Celin, tatapannya menusuk tajam sambil menekan perkataannya pelan.
"Apa mau mu wanita jalang!" ujarnya.
Melihat reputasi baik dia di mata publik, dia tidak mau bertindak konyol.
Dengan santainya Celin menjawab.
"Duduk lah Tuan kenan, kita bisa bicarakan ini baik-baik dan jangan membuang-buang waktu anda yang berharga," sarkas Celin.
"Kau!" gertak Kenan tertahan.
"Sabar Tuan muda kita dengar penjelasan wanita ini," usul Sam memperingatkan Tuannya.
"Oh fuck," umpat Kenan yang menurut untuk duduk.
"Tuan yang saya kirimkan video itu memang asli. Jangan menyela ucapan saya untuk menjelaskan semuanya. Saya adalah tunangan teman anda Bastian. Sudah lama saya mencurigai hubungan mereka berdua."
"Sampai ending nya malam ini tanpa sengaja kelakuannya terekam di kamar hotel ini. Sebelumnya kamar hotel itu saya pesan, saya lupa mencabut chip kamera cctv kecil di dalam kamar hotel. Berkat kamera kecil yang saya pasang itu saya bisa meretas rekaman video itu. Menurut laporan anak buah saya. Mereka sering melihat kedua orang itu menghabiskan waktu bersama. Mereka mengikuti aktifitas tunangan anda dan tunangan saya sejak seminggu yang lalu sampai sekarang, Tuan. Dan kabar bahagianya pemilik hotel itu tidak mempermasalahkan ada cctv di kamar hotelnya. Jika anda ingin mengecek kebenaran video yang berada di video itu saya akan mengantar anda untuk bertemu pemilik hotel ini!" urai Celin dengan jelas.
"Kenapa aku harus percaya dengan seorang penguntit." Penguntit licik yang ingin menjatuhkan nama baik tunangan saya dan teman saya. Itu tidak akan pernah terjadi nona!" tukas Kenan yang masih belum percaya kepada sosok wanita yang ada di depannya itu.
Belum sempat Celin protes tiba-tiba
"Anda harus percaya itu pasti akan terjadi Tuan Kenan yang terhormat! Maaf mengganggu, bos kami sudah menunggu anda di ruangan nya," potong Jeni dengan gaya pongahnya yang tidak biasa membuat Sam yang berdiri di sisi Kenan menahan tawanya.
"Siapa anda, berani sekali memotong pembicaraan ku!" sentak Kenan.
"Saya Jeni Tuan, saya asisten pemilik hotel ini. Mari ikuti saya, silahkan," titahnya dengan sopan.
Kenan dan Sam mengikuti Jeni, di susul Celin yang mengekori
mereka pergi keruangan Yezi. Sampainya di depan ruangan yang bertuliskan Presdir. Jeni mengetuk pintu itu hingga ada suara perintah masuk dari bosnya. Jeni memberi kabar kepada Yezi bahwa Kenan sudah datang bersama asistennya. Yezi yang memang sejak tadi melihat kehadiran mereka dari laptop hanya tersenyum miring menyaksikan mereka.
Mereka yang sudah di persilahkan masuk, di persilahkan duduk di sofa di dalam ruangan itu.
"Silahkan duduk Tuan Kenan dan Nona Celin," ucap Jeni.
Sam yang berdiri di samping Kenan matanya tak berkedip melihat pemilik hotel itu kemudian batinnya berkata. 'Ini baru wanita yang akan menjadi istri Tuan Kenan nanti, cocok sekali.'
"Nona Yezi perkenalkan ini Tuan Kenan dan asisten nya," ucap Celin.
"Selamat datang Tuan Kenan, perkenalkan saya Yezi pemilik hotel ini," sambutnya sambil tersenyum miring. Karena sebal melihat sifat arogan pria itu. "Mm... Nona Celin bukankah orang ini tunangannya wanita yang sedang berselingkuh di hotel ku. Anda akan menggrebeknya sekarang. Wow sang Juliet akan terciduk, upz!" ejek Yezi sambil menutup mulut nya dengan anggun.
Sungguh Kenan yang melihatnya sangat emosi dengan wanita yang sok tahu ini.
'Wah Nona ini berani sekali,' dalam hati Sam berkata.
"Duh Bu bos berani sekali mencari masalah sama penerus Tuan Aron yang terkenal itu. Bagaimana ini aku baru tahu kalau Tuan Kenan anak dari Tuan Aron!" gumam Jeni pelan.
"Angkuh sekali anda, berani sekali anda berbicara konyol di hadapan saya!" teriak Kenan.
"Saya tahu anda Kenan Weist pengusaha sukses yang memiliki banyak kekayaan. Dan apa perduli ku dengan status anda."
Saya di sini hanya mengijinkan akses anda untuk masuk ke kamar hotel saya. Sebenarnya semua itu sangat melanggar privasi mereka. Tapi karena ada seseorang yang sedang berjuang dengan kisah cintanya yang malang. Mau tidak mau saya mengijinkan akses pin kamar hotel ini untuk membuka paksa kamar itu. Tuan apa anda tidak percaya dengan semua bukti yang sudah di berikan Nona Celin. Terbuat dari apa otak anda, anda seorang pengusaha sukses masa masalah sepele saja tidak paham," sindir Yezi yang geram melihat Kenan yang masih saja tidak percaya.
"Ck, apanya yang tidak paham Nona. Hal seperti ini sering terjadi," kata Kenan dengan sinis.
"Terus apa anda akan menutup mata?" tanya Yezi.
"Sudahlah antarkan kami kekamar itu, buang-buang waktu saja," keluh Kenan.
"Jen, bawalah tamu bucin kita ke kamar itu jangan menunggu terlalu lama. Tuan ini tidak mau mengulur-ngulur waktu. Dan siapkan ambulan takutnya nanti banyak korban berdarah di hotel ini," sindir Yezi kepada Kenan yang menatap tajam kepadanya.
" Baik, Bu!" seru Jeni dengan menahan senyuman.
Kenan yang di sindir langsung melototkan matanya ke arah Jeni. Seketika Jeni berjalan keluar tanpa menoleh Kenan yang masih melototinya.
Jeni mengantarkan mereka ke kamar 205 tempat di mana tunangan Tuan Kenan berada. Mereka berjalan dengan cepat. Kenan yang sebenar nya sejak tadi hatinya sudah kesal dan emosi berusaha untuk tenang.
"Tuan tenanglah jangan sampai anda pingsan sebelum melihatnya," gurau Sam menahan tawa.
"Diamlah Sam!" bentak Kenan dengan mata menghunus tajam ke arah Sam.
Sam yang sedari tadi menahan senyumnya langsung diam karena dia tidak mau cari masalah dengan Kenan. Bisa-bisa dia di hukum untuk lembur selama sebulan.
Pergerakan mereka sedang di lihat Yezi dari laptopnya yang tersambung di setiap ruang kamar hotel. Dia bisa saja melihat semua aktifitas yang ada di dalam hotel itu. Tanpa repot dia ke sana untuk memberi akses masuk jika ada kebutuhan urgent.
Setelah sampai di depan kamar 205. Jeni mendial Yezi lewat sambungan earphone di telinganya.
"Bu bos kami sudah di depan kamar 205, tolong beri akses masuk kami," ucapnya di ujung sana.
"Baiklah," jawab Yezi.
Klek
Klek
Tik
Tik
Pintu kamar itu langsung terbuka sedikit. Sistem pintu kamar otomatis yang memang tanpa kunci. Hanya bisa di buka oleh pemilik hotel apabila ada kejadian membahayakan di dalam kamar yang terkunci dari dalam.
"Silahkan masuk Tuan Kenan tapi jangan sampai membuat kekacauan itu pesan Nona Yezi," ucap Jeni kepada Kenan.
Kenan hanya menaikkan alisnya melihat Jeni yang sejak tadi pura-pura berani padahal dia tahu wanita mungil itu sedang gemetaran berhadapan dengannya.
"Kalian tunggu di luar biar aku dan Nona ini yang masuk ke dalam," titah Kenan kepada Sam dan Jeni yang langsung di angguki mereka.
Celin yang sejak tadi hanya menyimak obrolan mereka sepanjang jalan menuju kamar hotel ini hanya diam menatap lurus ke depan pintu kamar hotel itu. Hatinya harus siap menghadapi kenyataan buruk kedepannya.
'Kenapa perasaan ku tidak enak setelah sampai di depan pintu kamar ini,' batin Celin berkata dengan jantung yang berdebar-debar kencang.
"Baiklah Tuan," jawab Sam menunggu di luar bersama Jeni.
'Aku berharap semoga kali ini Tuan muda percaya dan tidak di butakan lagi dengan cinta. Wanita rubah seperti dia kenapa harus di pertahankan,' batinnya berkata.
Sam yang sudah lelah memberitahukan kebusukan tunangan Tuannya itu hanya bisa berdoa semoga kali ini wanita itu di buang jauh-jauh dari kehidupan Tuannya.
Di bukanya pintu kamar itu pelan-pelan oleh Kenan. Tungkai kakinya melangkah masuk ke dalam kamar. Pertama yang dia lihat ada sepatu wanita dan sepatu pria di dekat pintu masuk. Dan ada baju yang berserakan di lantai. Sudah di pastikan ada seseorang yang sedang habis bercinta di dalam kamar itu.
Deg
Deg
Deg
Perlahan Kenan memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam. Dia melangkahkan kakinya ke dalam ruang kamar tidur. Betapa kagetnya dia melihat seorang pria dan wanita tanpa busana di bawah selimut yang sedang berpelukan mesra dengan wajah yang lelah. Saat Kenan memutari ranjang tempat tidur, dia melihat pria yang memeluk tunangannya itu.
Diam seketika, dia melihat wanita yang ada di tempat tidur.
Sedangkan Celin memejamkan matanya tanpa terasa air mata jatuh deras membasahi pipinya. Celin memberikan isyarat kepada Kenan.
"Lakukanlah aku sudah tidak perduli Tuan," ucapnya pelan dengan lirih.
Dengan perasaan yang campur aduk di antara kecewa dan rapuh. Kenan membuka selimut itu dengan kasar dan menyentakkan tangan Bella dengan sekali hentakan.
"BELLA!" teriaknya dengan sorot mata yang tajam.
Betapa terkejutnya Bella dan Bastian melihat siapa yang ada di hadapan nya.