Chereads / CINTA GILA KEENAN / Chapter 7 - BERHENTI MENCINTAIMU

Chapter 7 - BERHENTI MENCINTAIMU

Pagi harinya Kenan beranjak dari tempat tidur masuk ke kamar mandi membersihkan diri. Kekacauan yang dia lakukan semalam sudah di bersihkan Sam dengan mode senyap setelah melihat Tuannya itu tidur terlelap. Setelah selesai mandi dia memakai pakaian kerjanya yang sudah di siapkan pelayan pribadinya yang berada di apartment yang di tugaskan Momynya untuk mengurusnya. Setelah selesai bersiap dia pun pergi menuju kantor bersama Sam yang sudah siap menemani dengan banyak jadwal yang padat. Kejadian yang baru kemarin dia alami seolah-olah sampah yang sudah selesai lalu di buang dan di lupakan.

Di dalam mobil

"Tuan nanti malam Nyonya besar meminta anda untuk makan malam di mansion, Nyonya tidak menerima penolakan," ucap Sam yang melihat Tuannya dari kaca tengah kemudi mobil.

"Hem... Kau atur saja Aku akan pulang ke mansion malam nanti," jawab Kenan yang sibuk melihat iphadnya sepanjang jalan menuju kantornya.

"Baik Tuan," ucap Sam yang kembali membawa pandangannya ke depan jalan.

30 menit perjalanan sampai di kantor. Kenan berjalan melangkahkan kakinya dengan lebar menuju ruangannya. Sepanjang jalan menuju ruangannya tatapan tajam dengan wajah dingin tanpa senyuman membuat semua karyawannya menunduk takut melihat atasannya itu.

"Oh astaga tampan sekali bos kita coba saja wajah dinginnya itu sedikit saja memberikan kita senyuman aku pasti memilih lembur terus agar bisa melihat bos kita setiap hari," ujar salah satu karyawan di sana.

"Tapi sayangnya remahan benang kusut kaya kita mana bisa di liriknya," celetuk staf marketing di sana. Mereka langsung tertawa terbahak-bahak. Tapi seketika tawa mereka berhenti melihat wanita cantik yang berjalan melewatinya.

"Hey lihat itukan kekasihnya Tuan Kenan, Nona Bella model top yang sedang naik daun."

"Ya tidak aneh sih, Diakan kekasihnya wajarlah datang kekantor.

"Tapikan Bos kita itu tidak pernah membawa kekasihnya ke kantor dengar-dengar sih, Nyonya besar Ibunya Tuan Kenan melarangnya," ujar salah satu pegawai yang sok cantik itu.

"Mungkin ada urusan penting. Sudah-sudah jangan gosip terus kalian. Mau kalian di pecat!" ucap kepala marketing yang langsung menegur mereka yang masih bergerumbul.

Mereka pun langsung kembali ke meja kerjanya. Memang divisi marketing itu terkenal dengan ke kepoannya. Sampai-sampai asisten Sam tangan kanan Kenan selalu menegur mereka.

Bella berjalan dengan pedenya ke ruangan Kenan. Tapi sebelum masuk keruangannya ada Dea yang menghentikannya.

"Maaf Nona Bella Tuan Kenan tidak bisa di ganggu. Beliau sedang berbicara dengan asisten Sam karena sebentar lagi akan ada meeting."

"Siapa kau berani melarang ku dasar pegawai rendahan!" bentak Bella menatap tajam Dea sekertaris Kenan.

Perdebatan mereka sampai terdengar ke dalam ruangan Kenan. Kenan yang merasa terganggu meminta Sam mengeceknya. Sam langsung beranjak dari duduknya dia berdiri lalu berjalan mendekati knop pintu ruangan Kenan kemudian membukanya. Sam melihat Bella dan Dea sedang berdebat. Bella yang kesal mendorong tubuh Dea dengan kasar sampai mau terjatuh ke lantai untungnya Sam yang sigap langsung menahan pinggang Dea yang hampir terjungkal. Dea yang terkejut langsung menjaga jarak kepada asisten bosnya itu yang sebelas dua belas sama dinginnya.

"Tuan Sam, Nona Bella mau masuk ke dalam padahal saya sudah melarangnya," ucap Dea ketakutan.

"Nona Bella anda jangan membuat keributan!" tegur Sam yang menghadang Bella yang mau masuk ke dalam ruangan Kenan.

"Siapa kamu berani melarang ku masuk ke dalam ruangan kekasihku!" sentak Bella dengan pongahnya.

"Anda sangat tidak sopan Nona Bella, bukannya Tuan Kenan sudah tidak mau bertemu dengan anda lagi," sindir Sam dengan senyuman mengejeknya.

"Cih! Dasar babu rendahan kurang ajar," maki Bella yang tiba-tiba tangannya mau menampar wajah Sam tapi tangannya langsung di hempaskan Kenan yang keluar dari ruangannya.

"Kenan!"

"Sayang tolong maafkan aku. Aku benar-benar menyesal," ucap Bella dengan tatapan memelasnya tapi Kenan langsung membuang pandangannya sambil mendengus kecil dia pergi memasuki ruangannya kembali. Bella pun mengikutinya masuk ke dalam. Dea yang mau mengikuti Bella langsung di tahan Sam.

"Mau apa kamu ke dalam," ucap Sam sambil mengerutkan keningnya.

"Mau melihat Tuan Kenan dan Nona Bella...Ups," jawab Dea sambil menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

"Kau ini kenapa kepo sekali ingin tahu urusan orang lain mau ku beri tahu Tuan Kenan," ancam Sam dengan mata tajamnya.

"Tidak Tuan Sam jangan," ujar Dea yang langsung pergi ke tempat duduknya dan melanjutkan pekerjaannya kembali.

Sam hanya menggelengkan kepalanya melihat reaksi Dea Dia tetap berdiri sambil menyilangkan tangannya sambil menunggu Bella keluar dari ruangan Kenan.

Sedangkan di dalam ruang kerja Kenan.

"Kau tidak bisa menyalahkan Aku sepenuhnya Kenan. Apa Kamu tahu Kau selalu tidak ada di saat Aku membutuhkanmu," ucap Bella yang tak terima di hina.

"Membutuhkan apa! Selama ini Aku selalu memberi apa yang Kamu inginkan. Ketenaran, kekayaan, bahkan kebutuhan semua keluargamu Aku selalu memenuhinya apa itu tak cukup hah!" bentak Kenan dengan tangan yang mengepal.

Bella yang dibentak hanya menangis tersedu-sedu baru kali ini dia dibentak Kenan.

"Hentikan tangisanmu itu Aku sudah muak dan tidak akan lagi terpancing dengan rayuanmu! Pergi sialan!" maki Kenan kembali.

"Tidak! Aku tidak akan pergi sebelum Kamu mau menerimaku lagi sebagai kekasihmu! Kau sudah berjanji akan melamarku! Kau sudah berjanji akan menerimaku apa pun kekuranganku! Kita akan menikah Kenan!" teriak Bella.

"Pergi," ucap Kenan lirih tanpa melihat Bella.

"Tidak Kenan, aku tidak akan pergi sampai Kau mau memaafkan Aku."

"Pergi Bella. Aku bilang pergi!" teriak Kenan.

Sam yang mendengar Tuannya meneriaki wanita itu langsung masuk ke dalam dia menyeret lengan Bella yang memberontak.

"Tidak! Lepas sialan! Lepas brengsek!" maki Bella yang meronta-ronta sambil memukuli Sam.

Sam membawa Bella masuk ke dalam Lift, Dea yang melihat Sam membawa Bella masuk ke dalam lift tatapannya tak sengaja beradu pandang kepada Sam. Dea langsung menundukkan kepalanya. Setelah pintu lift itu tertutup Dea langsung menghembuskan nafasnya.

"Dia itu kenapa sih sejak pertama masuk kerja selalu saja melototiku memangnya Aku kenapa dasar kanebo kering sama kaya yang di dalam," gerutunya dengan mulut yang bersungut-sungut kesal.

Di dalam lift Bella menatap Sam dengan sinis. Sam yang bersender tidak perduli dengan tatapan nyalang wanita itu.

"Kenapa Kau menghalangiku Sam, kenapa Kau tidak membantuku berbaikkan kembali dengan Kenan," tanya Bella yang tidak terima diperlakukan kasar seperti ini.

"Apa imbalan yang Saya dapat kalau bisa membuat Anda kembali lagi bersama Tuan Kenan," jawab Sam dengan wajah datarnya.

"Aku akan memberikan posisi tertinggi di dalam perusahaan Kenan. Dan Aku akan memberimu uang yang banyak," tawar Bella. Tenang saja sebentar lagi Aku akan menjadi istri Kenan. Kalau Kau mendukungku Ku pastikan karirmu akan melesat di perusahaan ini. Bagaimana apa Kau setuju," tawar Bella lagi dengan semangat.

Ting!...Pintu lift terbuka.

Sam mendekati Bella yang menunggu jawabannya. Sam memegang lengan Bella dia mendekatkan bibirnya ketelinga Bella kemudian membisikkan sesuatu kepadanya

"Mimpi!" ucap Sam pelan setelah itu Dia mendorong Bella keluar yang sudah ditunggu pengawalnya.

"Seret wanita ini keluar pastikan dia jangan menginjakkan kakinya ke perusahaan ini lagi," titah Sam kepada anak buahnya yang langsung di angguki mereka.

Bella yang diseret paksa anak buah Kenan langsung berontak melawan dan mencaci maki Sam dengan sumpah serapahnya.

Sedangkan Sam langsung menutup pintu lift itu kembali.

"Huft akhirnya! Wanita itu pergi juga dasar tidak tahu diri," ucapnya sambil mengeluarkan nafas kasar dari mulutnya.

***

Di dalam ruangan Kenan memejamkan matanya. Entah kenapa hatinya benar-benar sakit melihat wajah Bella yang menangis sambil memohon tadi. Kalau di bilang masih cinta dia memang masih mencintai Bella. Tapi mengingat kejadian di dalam hotel itu membuat nafasnya terasa sesak.

Kenan berpikir ini keputusan terbaik yang Dia ambil sungguh dia tidak ingin menjadi badut yang selalu dipermainkan.

"Maafkan aku berhenti mencintaimu."