Menghadapi inisiatif ibu kos untuk dicium, Li Qianfan berdiri bengong, tidak yakin apa yang harus dilakukan pada saat itu.
Dia dengan cermat memeriksa fitur wajah ibu kos, hidung mancungnya, wajah oval sempurna, dan matanya yang sedikit tertutup—dengan setiap tarikan nafas, bulu matanya bergetar tak terkendali.
Sinar matahari jatuh di pipi ibu kos, memberikan kulitnya tampilan yang jernih dan bercahaya, merah muda dengan sedikit putih.
Bagi Li Qianfan yang dulu, kecantikan sekelas ini adalah mimpi yang tak terjangkau, namun sekarang, wanita luar biasa ini sedikit mengangkat kepalanya, dengan inisiatif mencari ciuman darinya.
Apakah ini mimpi??
Li Qianfan diam-diam mencubit lengannya, rasa sakit yang tajam meyakinkannya bahwa ini bukan mimpi, tapi kenyataan.
"Qianfan, apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu belum menciumku?"