Mauve menggigil melihat tatapan intens di wajah Jael. Sebagian besar dirinya bisa mengatakan ini adalah ide yang buruk. Dia meletakkan tangannya di pundaknya dan menggerakkan tangannya ke bawah. Matanya mengamati setiap inci tubuhnya dan dia merapatkan kaki, merasa sedikit sadar diri.
"Ayo," katanya dan tanpa memberinya kesempatan untuk menerima atau menolak, dia menariknya mengikutinya saat ia berjalan menuju bak mandi.
Dia melangkah ke dalam bak mandi, tapi Mauve tidak. Dia berdiri di luar bak, menatap ke dalam bak sambil Jael masih memegang tangannya.
Alis kiri Jael terangkat, "Ada yang salah?" Dia bertanya.
Dia menatap wajahnya. "Bagaimana kau usulkan kita akan muat di sana?" Dia berkedip dua kali dan menundukkan kepalanya ke samping.
"Apa maksudmu, Mauve? Ada lebih dari cukup ruang untuk muat kamu." Dia membungkuk lutut dan membuka kakinya lebar-lebar.
"Kau berjanji," dia menatap wajahnya dengan mata lebar.
"Ya, saya berjanji."
