"Apa yang sedang saya lakukan?" melihat Lin Chen yang tidak pernah berani menatapnya tajam ketika ia tinggal di bawah atapnya, sekarang malah meninggikan suara kepada Nenek Lin - Nenek Lin meledak seperti kembang api "Apa yang kamu pikir kamu lakukan, cucu durhaka ini! Belum sehari berlalu dan sayapmu sudah mengeras sehingga kamu berani melawan surga, begitukah?"
"Kamu -"
"Yang ingin ditanyakan adik laki-laki ketiga adalah apakah Nenek tidak melihat Ibu kami duduk di tempat dimana kamu ingin melempar batumu atau kamu sengaja melemparnya ke sana?" menyela Lin Chen, Lin Rui angkat bicara. Teriakan Nenek Lin sudah menarik perhatian setengah dari desa. Meskipun mereka sudah berpisah dari keluarga Nenek Lin, dia masih nenek dan orang tua mereka, jika mereka tidak menjernihkan situasi kepada para penduduk desa, mungkin mereka malah akan dipercaya telah membully nenek mereka sendiri.
"Kamu ..apa maksudmu dengan sengaja?" ketika Lin Rui yang tajam lidahnya menghadapinya, Nenek Lin malah kehilangan kata-kata. Dia memang melempar batu ke Ibu Lin karena ketika dia melihat, Ibu Lin duduk santai dan menikmati semangkuk sup hangat yang sepertinya obat, dia menjadi semakin marah.
Atas dasar apa dia ditinggal di rumah tua Lin yang rusak sementara ibu dan anaknya yang membawa sial menempati manor yang seperti istana milik Keluarga Ling?
Yang membuatnya lebih marah adalah sementara keluarganya khawatir tentang pengeluaran bulan depan. Orang-orang boros ini tidak hanya membeli sebuah rumah tetapi mereka bahkan membeli dua lapangan pertanian dan dua sawah padi!
Ketika dia terburu-buru ke sini, dia mendengar sejumlah gosip dari penduduk desa di belakangnya - mengatakan hal-hal tentang bagaimana dia tidak tahu menghitung berkahnya. Mereka mengejeknya dengan berkata bahwa jika saja dia baik kepada Saudara-saudara Lin dia juga akan menikmati berkah ini.
Baik? Bukankah dia sudah baik kepada mereka? Ayah mereka bahkan bukan anak kandungnya! Tapi dia tetap membiarkan kelima anak sialan itu tinggal di rumahnya sendiri - memberi mereka makan dari mejanya, memberi mereka pakaian. Ya, memang ada sedikit kelalaian di sini-sana tetapi itu hanya normal! Lagipula dia bukan nenek kandung mereka dan dia memiliki anak dan cucu sendiri untuk diurus, dengan kedua anak ini di tangannya, dia tidak bisa merawat kelima saudara dengan lebih baik tetapi tetap saja apakah mereka kelaparan? Apakah dia membiarkan mereka berkeliaran di jalanan tanpa busana?
Tidak!
Lalu mengapa dia dianggap sebagai penyihir jahat?
Yang dilupakan Nenek Lin adalah jika dia memberikan lima buah bakpao kepada anak dan cucunya, dia akan memberikan Saudara-saudara Lin total lima buah bakpao dan itu pun pada saat tahun baru Imlek. Selebihnya tahun itu, Saudara-saudara Lin harus puas dengan pancake jagung dan biji-bijian kasar sementara Lin Che makan nasi yang sudah dipoles.
Ketika dia mengirim Saudara-saudara Lin untuk bekerja, dia mengirim cucunya yang berharga ke sekolah meskipun dia berulang kali gagal dalam ujian kekaisaran dan Saudara-saudara Lin lah yang membayar makanan dan studinya setiap tahun.
Bahkan Lin Rui yang jauh lebih bijak dan cerdas dari Lin Che tidak diizinkan untuk mengikuti ujian kekaisaran karena keluarga tidak memiliki cukup uang untuk mendukung keduanya.
Dan Nenek Lin takut jika Lin Rui yang lebih bijak itu akan merebut satu kursi tambahan dalam ujian sehingga dia ingin Lin Che lulus ujian terlebih dahulu sehingga dia bisa menikmati kebahagiaan menjadi nenek dari seorang pejabat.
Untuk tahun-tahun yang terbuang sia-sia Lin Rui, dia tidak peduli sama sekali.
Dengan segala yang dia katakan dan lakukan, dia memang memiliki wajah tebal untuk berkata bahwa dia sudah baik kepada Saudara-saudara Lin.
"Dia adalah menantu perempuanku, mengapa aku sengaja memukulnya?" menghindari tatapan tajam Lin Jing dan pandangan tajam Lin Rui yang memperhitungkan "Aku - dan apa ini dengan interogasi yang kalian lakukan, kalian bocah-bocah! Kalian semua yang menyembunyikan uang dari saya, nenek tua dan lemah kalian ini dan membeli rumah besar ini untuk diri kalian sendiri! Tidakkah kalian merasa bersalah membiarkan nenekmu yang tua hidup di rumah yang lapuk itu?"
"Bersalah?" Lin Chen tertawa terbahak-bahak sambil menatap marah Lin Ze yang bersembunyi di belakang Nenek Lin seperti ular yang mengintai, dia tahu bahwa neneknya memang serakah secara alami tetapi paman ini tidak ada bedanya. Dia tidak lebih dari pemalas, dia berjudi dan menghambur-hamburkan uang yang mereka dapatkan dengan susah payah dan itu saja, dia bahkan akan berusaha keras menyusahkan mereka dengan meminjam uang dari lintah darat dan ketika lintah darat datang meminta uang mereka kembali, paman mereka ini akan bersembunyi di dalam cangkang kura-kuranya dan akan menghasut Nenek mereka untuk merebut uang mereka. Kemungkinan besar paman tidak berguna mereka ini sudah memiliki hutang besar di punggungnya bulan ini juga "Mengapa kami harus merasa bersalah? Kamu tidak pernah memperlakukan kami sebagai keluargamu sendiri! Sementara anak dan cucumu yang berharga menikmati daging dan nasi putih, aku dan saudara-saudaraku dibiarkan kelaparan! Bersalah? Aku tidak merasa sedikit pun bersalah akhirnya memiliki cukup makanan untuk dimakan!"
Sejak, Lin Chen tidak dapat mengendalikan emosinya, suara kerasnya menggema di seluruh halaman. Ketika para penduduk desa mendengar bahwa Nenek Lin membuat Saudara-saudara Lin kelaparan, pandangan mereka menjadi simpatik dan mereka semua menatap Nenek Lin dengan rasa benci.
"Apa kau mendengar itu, dia sebenarnya membuat anak-anak malang ini kelaparan"
"Hah, aku sudah tahu dia tidak ada baiknya. Ibu sambung yang baik, sambung adalah sambung apakah itu ibu atau nenek. Cukup sekali melihat keluarga anaknya yang buncit dan tubuh Saudara-saudara Lin yang kekurangan gizi, untuk melihat betapa baiknya dia!"
"Tsk, dia memang tidak tahu malu. Saudara-saudara Lin sudah memisahkan diri dari keluarganya tanpa mengambil satu sen pun darinya namun dia masih saja tidak melepaskan mereka"
"Tentu saja dia tidak bisa melepaskan mereka, siapa di desa yang tidak tahu bahwa Saudara-saudara Lin lah yang bekerja di ladang Keluarga Lin, pernahkah kamu melihat Lin Ze atau Lin Che bekerja? Mereka hanya tahu bermalas-malas dan melahap uang saat panen tiba"
Ketika Nenek Lin dan Lin Ze mendengar gosip para penduduk desa, wajah mereka menjadi hitam sampai bisa meneteskan tinta.
"Omong kosong! Kalau benar-benar aku membuat kalian kelaparan, bukankah kalian semua sudah mati?" meskipun Nenek Lin merasa bersalah di hati, dia tidak ingin mengalah juga. Jika dia melakukannya bagaimana dia akan menunjukkan mukanya kepada para penduduk desa? "Kurasa kalian hanya ingin berlepas tanggung jawab! Ini tidak bisa! Jika keluargamu akan tinggal di rumah besar ini, kami juga akan pindah ke sini!"
Ketika Nenek Lin mengatakan ini dia sudah membayangkan dirinya duduk di halaman dan santai menyeruput tehnya. Belum lagi jika mereka tinggal di rumah yang besar, tidak ada yang akan merendahkan cucu perempuannya dan cucunya.
"Pindah ke sini? Apa maksudmu dengan pindah ke sini? Kami sudah pisah!" teriak Lin Chen
"Apa maksudmu dengan itu Ah Chen anak bodoh?" tegur Bibi Lin sambil meletakkan tangannya yang bengkak di pinggangnya "kita ini satu keluarga, kenapa harus membicarakan pemisahan?"
Yang dikatakan dia sudah menyelinap melewati Saudara-saudara Lin dan menggoyangkan pinggulnya menuju ruang depan. Karena, Zhang Xiaohui adalah wanita Saudara-saudara Lin tidak bisa sembarangan menyentuhnya dan mereka juga tidak bisa menghentikannya.
Zhang Xiaohui yang mengabaikan peringatan verbal mereka terbahak sinis dan dengan santai berjalan menuju pintu depan. Kakinya yang berlemak hampir saja melewati ambang pintu ketika sebuah kaki yang langsing menendang dada Zhang Xiaohui sehingga dia terkejut dan tidak bisa mencari pijakan yang kuat dan berguling ke bawah seperti panda yang kelebihan berat badan kecuali dia terlihat tidak di mana-mana lucu.
Menyusul tendangan itu suara yang garang melengking "apa yang kamu coba lakukan? Apa sialan yang kamu coba lakukan?"
teater kecil penulis.
Saudara-saudara Lin: Istri kami lucu sekali saat dia terlihat garang
Su Wan (menggeram): Aku secantik singa betina yang kelaparan
Saudara-saudara Lin: Aye, dia memang sangat lucu.๐
Jangan lupa untuk meninggalkan resensi yang indah !!!