Chapter 73 - Gagah dan Bodoh

Saat insektoid terakhir jatuh karena pedang Tuss, para siswa yang tidak jauh dari sana tak bisa menahan rasa ciut. Mereka segera bangun dari tanah, tubuh mereka tegang, siap melarikan diri jika diperlukan.

"Apakah dia masih waras?"

"Siapa yang tahu? Kenapa dia tidak bergerak?"

"Sepertinya dia sedang menatap sesuatu?"

"Mungkin jijik melihat dirinya yang kotor." Ender, yang tumbuh bersama Tuss dan sangat mengenalnya, ikut bicara.

"Ah, semakin tinggi levelnya, semakin tajam indra penciumannya, mengerti, mengerti."

Tuss memang tampak jijik. Dia melempar jaketnya dan tiba-tiba berlari menuju bukit-bukit.

Yang lain saling pandang. "Haruskah kita mengikutinya?"

"Ayo ikuti. Tapi jaga jarak yang aman."

Kecepatan Tuss semakin meningkat, kakinya seolah kabur bergerak. Para siswa harus menggunakan kendaraan terbang mereka karena Tuss cepat sekali hilang dari pandangan.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS