"Saya... apa yang telah saya lakukan?" Chi Rui bertanya padanya dengan nada putus asa. "Saya kan bukan orang yang tadi mencoba merobohkan dinding dengan suaranya. Tau nggak adik, untuk seseorang yang mengaku sebagai seorang wanita, kamu kadang-kadang nggak seperti wanita. Wanita itu nggak berteriak seperti itu."
"Minggir aja kakak, sebelum aku tendang kamu seperti yang biasa aku lakukan saat kita masih anak-anak." Dia mengancam.
Dia berjalan di depan dan mereka menemukan diri mereka di kafetaria yang baru saja selesai didirikan. Semuanya dicat putih, dengan meja dan kursi yang tertata rapi. Di setiap meja ada dua kursi kecil yang berukuran untuk balita yang membuatnya terkejut. Apakah seseorang sudah menyiapkannya untuk anak-anaknya?
"Kakak telah menambahkan kursi berukuran anak dua hari yang lalu. Mereka dipasang ke lantai agar anak-anak tidak jatuh." Chi Rui menginformasikan ketika dia melihat dia memandang kursi itu dengan raut bingung.