Eve menatap cangkir itu. Teh tersebut dibawa oleh suaminya saat dia telah pergi ke negeri asing. Barangkali dia membawanya karena menyukai rasanya. Mungkin.. Dia juga akan menyukainya. Lalu mereka bisa menikmatinya bersama sambil duduk di taman dengan kue meringue jeruk mereka. Senyum lembut muncul di bibirnya. Kali ini, dia tidak akan menyimpannya tetapi akan makan bersama dia.
Dia akan membuat banyak hal lain untuknya juga. Saat dia mengambil cangkir itu, dia sudah linglung dengan mimpinya yang manis. Tapi tiba-tiba, dia merasakan sakit aneh di lututnya dan genggamannya pada cangkir itu terguncang.
Beberapa tetes terpercik di meja menarik perhatian semua orang. Mereka semua memandangnya seolah-olah dia tidak cocok. Seorang wanita yang bahkan tidak bisa memegang cangkir tehnya. Pandangan mereka kepada Eve seolah-olah mereka jijik dengan kehadirannya.