"Tentu saja, saya tidak keberatan." Evangeline tersenyum, membuat Hazel tersenyum balik tetapi matanya penuh dengan kesombongan. Akhirnya dia mengambil teh yang ditawarkan oleh pembantu dan menyeruput panjang dengan nikmat, menikmati rasanya. Teh terasa sangat manis hari ini. "Lagipula, kamu seperti kakak baginya. Karena kalian tumbuh bersama, Damien menganggapmu sebagai kakaknya." lalu dia tersedak. Tersedak keras pada tegukan yang telah diambilnya.
Punggungnya bergetar dengan kemarahan? Apakah dia menyebut mereka sebagai saudara? Tidak hanya itu dia juga disebut lebih tua? Siapa yang lebih tua dari siapa? Hazel bahkan lebih muda dari Evangeline. Ha! Matanya terbakar. Apakah wanita jalang ini berpikir cukup dengan mengisyaratkan kepadanya? Dia pasti cemburu dengan ikatan mereka, itulah sebabnya dia mengeluarkan omong kosong.
Hazel memegang cangkir dengan erat saat dia menatap Evangeline. Namun, wanita itu kebal terhadap ekspresi wajah. Hazel mengambil napas dalam-dalam panjang.
