"Evangeline.."
"Ah, ya. Apakah kau menyukai sup itu?" Dami berhenti dan menyadari bahwa dia belum memakan makanannya. Dia melihat bayam itu seolah itu adalah musuh bebuyutannya lalu menusuknya keras sebelum mengambil gigitan.
Makanan itu sampai di tenggorokannya tetapi tidak turun. Dia tidak bisa meludahkannya maupun menelannya. Jadi dia hanya bisa mengangguk dan dengan leganya, dia mengangguk seraya memalingkan wajah.
Makan malam itu berlangsung dalam diam setelah itu, tetapi tidak terasa dingin atau canggung. Ada kehangatan yang aneh di antara pasangan pengantin baru yang membuat para pembantu tidak bisa tidak menghela napas dalam hati. Akhirnya, tempat yang dingin ini terasa seperti rumah.
Namun, saat makan malam selesai dan para pembantu membersihkan piring-piring, Evan masih tidak bergerak. Dia berdiri di sana dengan wajah merah lagi.
"Evangeline.."