Ketika Evangeline membuka matanya pagi itu. Wajahnya tampak linglung. Dia merasa sakit menyengat dan memegangi kepalanya dengan erat.
Ruangan itu berputar sejenak sebelum penglihatannya menjadi jernih dan kejadian tadi malam membanjir di pikirannya. Dia melihat sekeliling dengan wajah pucat pasi.
Tadi malam, dia telah bertindak tanpa batas saat dia menyentuhnya, tetapi tepat ketika dia hendak mengambilnya, dia menangis keras dan dia pergi. Meskipun begitu, dia menangis dengan hebat dengan rasa gatal yang penuh keinginan.
Dia menginginkannya. Tidak ada keraguan akan hal itu. Tapi itu lebih fisik. Dia telah berbisik sesuatu dan entah mengapa itu terasa penting tetapi tidak peduli seberapa keras dia mencoba mengingatnya, ingatannya kabur.
