Chapter 104 - Saya ingin-

Cahaya bulan bersinar di atas cakrawala saat angin berhembus lembut, membawa dinginnya musim dingin. Shen Li, yang tidak pernah keluar rumah setelah jam tujuh malam, merasa semuanya sangat ajaib, dari desiran lembut daun-daunan hingga angin yang lembut membelai wajahnya. Namun yang paling ajaib adalah istrinya.

Shen Li mencuri pandang pada Yu Dong, yang berjalan di sisinya. Dia perlahan menikmati alunan indah rambut hitam tintanya yang beterbangan di angin saat cahaya bulan putih menerangi wajah putih mutiaranya membuatnya terlihat lebih putih daripada porselin. Matanya yang tajam tertuju langsung di jalan, namun sesekali dia akan memalingkan pandangannya ke arahnya.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS