Chapter 117 - Kebebasan

Pipi Rain memerah dalam rona pink yang mendalam saat ia melirik ke arah Alexander, tidak bisa menekan pikiran bahwa dia benar-benar telah mendapatkan jackpot dengannya. Wajah tampannya dan cara dia membawa diri hanya membuatnya semakin yakin akan keberuntungannya.

Dia terkekeh lembut, berharap bisa menyembunyikan pipinya yang memerah. "Jangan khawatir, Bibi," katanya, suaranya hangat dan menenangkan. "Dia orang yang baik. Kita bisa mempercayainya sepenuhnya—dia tahu segalanya tentang saya."

Ada bobot dalam kata-katanya, sebuah kepercayaan diri yang tenang yang tidak dia rasakan bertahun-tahun. Ini lebih dari sekadar kekaguman terhadap penampilan Alexander; ini adalah rasa aman dan kepercayaan yang sudah lama dia dambakan, kini akhirnya berada dalam genggamannya.

Melanie mengangguk, bergumam lega, "Itu melegakan."

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS