Bai Long Qiang berbalik untuk melihat sersan yang duduk di depannya. Kebanyakan orang di sini memperlakukannya dengan bentuk penghormatan tertentu, mengetahui siapa ayahnya, namun, pria ini tidak menunjukkan itu sama sekali.
"Pak?" dia bertanya, mengangkat alisnya. Hanya karena dia yang terbaik dalam apa yang dilakukannya, bukan berarti dia akan membiarkan orang asing mengkritiknya. Terlebih lagi ketika dia tidak tahu apa yang sedang dibicarakan.
"Maaf, apakah saya tidak jelas?" balas pria itu dengan senyum sinis di wajahnya. "Dan di sini saya pikir Anda cukup cerdas."
Bai Long Qiang merasa tersinggung oleh kata-katanya, tapi dia menahan lidahnya, menolak untuk membiarkan amarahnya menguasai dirinya. Dia membutuhkan pria ini di timnya.
"Saya tidak pernah melewatkan pemakaman," jawab Bai Long Qiang dengan gigi terkatup.
"Huh, itu lucu. Maksud saya, ayah dan kakek Anda ada di sana. Bukankah seharusnya Anda juga ada di sana?"
