Chapter 162 - Menghapus Koneksi

Setelah terasa seperti kekal abadi, Hannah akhirnya berhenti menangis, dan Brianna perlahan membuka matanya.

Dia sangat marah hingga ia merasa hampir memuntahkan darah, itulah mengapa ia begitu keras meluapkannya. Brianna takut jika ia tak meluapkannya, ia mungkin benar-benar akan gila atau roboh karena stres.

"Robert! Jangan pernah tunjukkan wajahmu di depanku lagi, atau aku... aku akan pastikan kamu menyesalinya!" Brianna meludah lewat gigi yang terkatup, matanya penuh dengan niat mematikan yang membuat Hannah bergidik.

Hannah tak berani mengatakan apapun, hanya bergetar sedikit dan erat memegang tangan Brianna. Baik ibu maupun anak itu mengerti bahwa masa depan mereka suram, dan harapan akan hari esok yang cerah hanyalah mimpi jauh.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS