"Nona Taylor, tolong ikut saya ke kafe," suara dingin terdengar di belakang Emily, membuatnya terkejut. Dia berbalik dan, memang benar, di sana berdiri Brianna, wajahnya penuh dengan bayang-bayang gelap akibat malam tanpa tidur.
Walaupun lingkaran hitam di bawah matanya sangat terlihat, Brianna masih memancarkan aura wanita kelas atas yang terpelajar. Meskipun dia telah menua, dia masih memiliki kehadiran yang memikat.
"Nyonya Davis!" Emily berseru kaget, reaksinya memberikan sedikit kepuasan kepada Brianna. Lagi pula, dia adalah istri sah, sementara Emily tidak lebih dari seorang gundik yang bersembunyi dalam bayang-bayang.
"Ikut dengan saya. Saya ada beberapa hal yang ingin saya katakan kepada Anda," kata Brianna dengan dingin, matanya menyapu tubuh Emily yang masih cantik. Meski hamil beberapa bulan, tubuh langsing Emily tetap membuat iri.
Emily secara diam-diam mengikuti Brianna ke kafe terdekat.