Sementara ketiganya sedang menikmati waktu terbaik mereka, dunia di luar barier saat ini tengah kacau. Badai mengamuk pada rumah-rumah dan memanggil badai salju. Langit gelap menghujani serpihan es dan orang-orang berkerumun di dalam rumah mereka, ketakutan dan cemas. "Tuanku... tolong lindungi kami dari cuaca buruk... Mohon lewatkan segera!" Mereka berdoa dengan rajin, tidak sadar bahwa Dewa yang mereka mohonkan adalah sumber kekacauan itu sendiri.
Para pelancong yang terjebak di tengah jalan tidak seberuntung itu. Sebuah keluarga beranggotakan empat orang duduk dalam kereta kayu, seorang ayah, ibu dan dua anak mereka. Kuda-kuda mereka telah lama melarikan diri ke tempat lain, ketakutan, meninggalkan mereka berempat terjebak di tengah badai yang mengamuk. Ayah mengintip ke luar melalui tirai dan menggelengkan kepalanya dengan serius. "Tidak ada gunanya. Aku bahkan tidak bisa melihat apa-apa di luar sana. Terlalu berbahaya bagi kita untuk keluar sekarang."
