Xu Feng, dengan lentera di tangan, berjalan dari dapur yang ramai ke sisi belakang halaman yang tenang. Jaraknya tidak terlalu jauh, tapi meskipun dia mengenakan jaket tebal untuk melindungi dari dingin, hawa pagi yang dingin masih akan membuatnya merasa menggigil.
Dalam tergesa-gesanya menyiapkan sarapan setelah menghabiskan waktu mencari biji 50 taelnya yang berharga, Xu Feng memilih untuk mengenakan jubah sederhana namun bagus yang termasuk dalam mas kawinnya.
Jubah itu tidak semewah mantel bulu yang dia terima, jadi itu adalah pilihan yang lebih baik untuk dipakai di sekeliling perkebunan.
Jubah itu tidak sehangat jaket tebalnya, tapi jauh lebih mewah. Saat ia bergerak melalui halaman dengan anggun, tubuhnya diselimuti oleh cahaya eteris yang tampak seperti mutiara berpendar atau peri kecil yang memandu jalannya.