Xu Feng meluruskan lehernya dari salam perkenalan, memalingkan pandangannya dari sisi ke sisi, sekali lagi mengamati penampilan para tetua keluarga Xuan yang berkumpul.
Ruangan itu didominasi oleh kehadiran Nyonya Xuan yang tegas, yang duduk dengan wibawa arogansi, tatapannya tajam dan tak bergeming. Di sampingnya, Tuan Putri Xuan Tua duduk dengan megah, sebuah kesaksian hidup dari warisan keluarga, matanya tajam dengan kebijaksanaan.
Di sisi lain ruangan, Xuan Muyang bersandar di kursinya, dengan ekspresi yang hampir tanpa kekhawatiran, tetapi matanya memiliki kilatan kenakalan dan ketidak-hormatan ketika sesekali melirik badan Xu Feng. Dan di sebelahnya, Xuan Muchen memancarkan aura ketidaktertarikan aristokrat, sebuah fasad ketidakpedulian yang hampir tidak menyembunyikan kecerdasannya yang tajam.
Pendingin udara tidak bisa diabaikan.