Xuan Jian miringkan kepalanya ke samping, konsentrasi mendalam terpancar dari matanya yang gelap tatkala ia menatap sosok yang berbagi ranjang dengannya. Napas mereka yang bersinkronisasi mengisi ruangan, menegaskan keheningan intens yang melingkupi mereka.
Tak ada jubah merah upacara yang akan menghiasi sepasang pengantin di malam pernikahan mereka. Ini bukan pertemuan pertama mereka, juga bukan yang terakhir.
Namun, saat ini terasa berbeda secara halus, sebuah perubahan yang dapat dilacak kembali ke percobaan sebelumnya—berkat campur tangan seorang ger berambut perak—mereka sekali lagi menukar peran biasa mereka.
Percobaan itu terlalu cepat kala itu, dan kini, saat mereka berbaring bersama, gema dari pengalaman tersebut menggema di udara. Latihan lebih banyak serta penggunaan mainan tertentu telah membuka jalan untuk saat ini.
Mereka perlu memperlambat segalanya, dan mereka telah melakukannya.
