Pandangan Tyler
Begitu dia bilang dia mau kita berdua, aku merasa seperti di surga. Saya dan Tyler takut dia bakal memilih salah satu dari kita seperti instruksi ayahnya tadi. Makanya kami mulai bersaing dan bertingkah posesif terhadapnya. Tapi keputusannya menghilangkan semua kebingungan di antara kami. Jelas kami ingin dia menjadi milik kami sendiri dan dia setuju dengan kami.
"Kan sudah kukatakan, pasangan kita itu pintar? Dia memilih kita berdua seperti yang saya duga," Tyson menghubungiku lewat pikiran dengan sikapnya yang arogan.
"Jangan sok tau deh, kamu juga tidak yakin dengan keputusannya. Jadi, jangan terlalu sombong di hadapanku," saya menjawabnya melalui ikatan pikiran.
"Ayo tandai dia sekarang. Aku tidak mau ambil resiko. Aku tidak mau kehilangan dia, Tyler bilang dan saya sangat setuju dengan dia.
"Ayo lakukan sekarang," saya menjawabnya.
"Kami siap menerima kamu sebagai pasangan kami," kami berdua menjawab bersamaan.