sudut pandang Jules
Ketika saya membuka mata, saya sadar bahwa semuanya hanya mimpi.
Saya bernapas dengan berat dan keringat mengalir dari kulit saya seolah-olah baru saja lolos dari hujan deras. Saya berkedip beberapa kali dan mencoba membuat otak saya mulai berfungsi, tetapi otak saya masih terasa lambat.
Saya menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan pelan-pelan, lalu membiarkan mata saya melirik ke seluruh suasana. Mata saya tertuju pada kesederhanaan ruangan berwarna putih, sesaat berhenti di lampu mewah yang terletak di berbagai tempat di atap, sebelum beralih ke samping dan berhenti pada set gorden gelap yang indah yang tersingkap.
Saya membiarkan mata saya berkelana di dinding, melihat pakaian berserakan di tanah yang membuat saya berhenti sejenak dan akhirnya, mata saya tertuju pada tempat di samping saya.