Chapter 183 - Eteris

sudut pandang Jules

Apa menangis karena kebahagiaan itu reaksi yang normal? Karena tiba-tiba saya punya keinginan aneh untuk menangis sekarang. Dada saya terasa sesak dan penuh dengan banyak emosi. Ini menyumbat tenggorokan saya dan membuat saya tidak bisa bicara pada awalnya.

Dia melangkah maju, menutup jarak antara kami sampai tubuh kami hampir bersentuhan dan paru-paru saya langsung terisi dengan aroma tubuhnya. Dia mengulurkan seikat mawar yang warnanya cocok dengan pakaian saya.

Jari-jari saya gemetar saat saya meraihnya, tangan saya menyentuh tangannya dan jantung saya berdegup kencang saat saya menerima bunga-bunga tersebut.

"Kamu bilang warna kesukaanmu putih." Dia berbisik dan saya langsung menoleh ke atas padanya sambil bertanya-tanya dalam hati apakah akan terasa aneh jika saya mengatakan sesuatu seperti 'Aku cinta kamu' saat itu juga.

This is the end of Part One, download Chereads app to continue:

DOWNLOAD APP FOR FREEVIEW OTHER BOOKS