Ekspresinya tegas, dan tawarannya terdengar tulus. Dia tidak bercanda atau mengejeknya kali ini.
"Menyeivaiku?" tanya Su Jiyai, suaranya lembut namun hati-hati. "Dan mengapa kamu mau melakukan itu?"
Jake menghela napas kecil, seolah menenangkan diri.
"Saya tidak ingat banyak tentang masa lalu saya, tetapi ada sesuatu tentang kisahmu—tentang visi itu—terasa... nyata.
Saya perlu tahu lebih banyak. Saya perlu menemukannya. Dan jika kamu mampu berpindah antar dunia, maka mungkin—hanya mungkin—mengikutimu adalah kesempatan terbaik saya untuk menemukannya lagi."
Su Jiyai mengerutkan kening. Ini tidak terduga. Dia telah memutar sebuah cerita untuk memanipulasi Jake, namun sekarang dia menawarkan kesetiaannya sebagai balasan.
"Dan kamu pikir saya akan membiarkanmu ikut begitu saja?" tanyanya, nadanya bercanda.
Mata Jake menyempit, meskipun nadanya lebih terkendali.