Ada rasa urgensi, perasaan bahwa sesuatu yang penting sedang terlepas dari genggamannya, tapi tidak peduli seberapa keras dia mencoba untuk memahaminya, itu tetap mengelak.
Tiba-tiba, dia berdiri di depan sebuah bangunan yang roboh, yang terlihat seram seperti basis yang pernah dia sebut rumah.
Di dalam, dia bisa mendengar suara-suara—jauh, bergema, tapi tak bisa salah lagi itu adalah suara orang-orang yang pernah dia kenal.
Dia memanggil mereka, tapi tak ada yang menjawab.
Saat dia melangkah lebih dekat, bangunan itu mulai larut, potongan demi potongan, sampai lenyap sama sekali, meninggalkan dia berdiri sendiri di luasnya wilayah kosong.
Dia merasakan perasaan kehilangan yang sangat kuat, meskipun dia tidak bisa menentukan mengapa.
Apa yang telah dia kehilangan? Mengapa rasanya hatinya sedang hancur?
Tepat saat beban emosi itu menjadi tak tertahankan, dia terbangun dengan terkejut.