Kastil yang besar dan terbengkalai itu seolah berdengung dengan kebisuan yang membawa beban malapetaka yang akan datang.
Ruang yang remang-remang itu dingin, udaranya penuh dengan ketegangan, saat tujuh sosok berdiri dalam barisan di depan sosok berwibawa yang duduk di atas takhta.
Berselimut jubah hitam, orang di takhta—yang hanya dikenal sebagai "Setan"—memancarkan aura yang begitu menekan sehingga tak satu pun dari ketujuh orang itu berani mengangkat kepala mereka.
Bahkan obor yang berkelap-kelip di dinding seolah tunduk hormat pada kehadirannya.
Markas Besar berdiri di belakang barisan, matanya gelisah melirik ke ponsel, yang telah tetap diam tanpa pesan selama berhari-hari.
Rahangnya mengeras, dan kerutan muncul di wajahnya saat ia mendial sekali lagi, panggilannya bergema hingga hilang ke ketiadaan.
Untuk apa rasanya seperti keseratus kalinya, tidak ada jawaban.
Jantungnya berdegup kencang.
Apakah anak buahnya memberontak?
Mengabaikan perintah langsungnya?