Tubuh gadis itu berkonvulsi saat arus listrik mengalir melalui pembuluh darahnya.
Otot-ototnya berkedut tak terkendali, dan mulutnya terbuka dalam sebuah teriakan tanpa suara.
Sesaat, harapan berkedip di mata Liang. Gelombang energi meledak dari tubuh gadis itu, sesaat menerangi ruangan.
Para peneliti mundur dengan kagum, tapi cahaya itu cepat memudar, meninggalkan hanya suara napas berat gadis itu yang lemah.
Asisten itu memeriksa monitor, menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada perubahan, Dokter. Tubuhnya gagal," ujarnya.
Liang menatap gadis itu, rahangnya mengeras karena frustrasi. Eksperimen itu telah gagal. Semua sumber daya, seluruh waktu yang dihabiskan—dan tetap saja tidak ada hasil.
"Hentikan prosedurnya," kata Liang dengan dingin. "Dia tidak berguna bagi kita."
Asisten-asisten saling berpandangan cemas tapi menaati perintah tersebut.
Elektroda dengan hati-hati dilepas, dan tali pengikat dibuka.