Islinda menyaksikan Ratu Maeve menggenggam tangannya begitu erat sehingga kukunya menghunjam ke telapak tangannya sendiri dan mengeluarkan darah. Sekali, dua kali, tiga kali, darah menetes ke tanah sebelum pandangannya beralih.
Maeve, Ratu Fae, terdesak ke dinding. Ia bagaikan gunung berapi yang hendak meletus. Islinda tahu Aldric kejam, tapi merendahkan ratu sebuah negara menjadi bahan tertawaan memerlukan nyali yang besar.
"Apa lagi yang bisa kukatakan?" Sebuah senyuman terpaksa merekah di wajah Ratu Maeve saat ia merespons, "Aku ratu yang baik hati dan dikenal karena suka menampung anak hilang. Kurasa akan menjadi keajaiban untuk menambahkan seorang pangeran Fae gelap ke dalam koleksiku, dan aku yakin Ratu Musim Dingin akan sangat senang mengetahui aku mengawasi putranya, di manapun ia berada."
