Pergilah!! "Ucap Qianlong, kepada naga yang menghantam tembok kekaisaran"
Hiks!! Air mata menetes sedikit
Sial!!, Padahal aku hanya ingin bersantai setelah menjadi Immortal mengapa semua ini terjadi padaku, aaaaaaa ini sangat merepotkan sekali.
"Dengan Jeritan dan Rasa Kesal, Sambil Memegang Kepala Naga Tersebut Sambil Menamparnya"
E-eehh?? Eeeeehhh, A-apa yang kau lakukan, kau siapa?? "Ekspresi Naga tersebut bisa dibaca melalui dari gaya bicaranya yang kaget dan heran"
Mengapa kau bisa menahan seranganku? "Naga yang bertanya kepada pemuda tersebut sambil penasaran"
Qianlong yang kesal langsung membanting naga tersebut tanpa kekuatan spiritual nya.
Duarr!!..
Suara tersebut bisa terdengar ke seluruh penjuru area kekaisaran selatan.
Diam lah!! Hiks.. "Qianlong yang kesal langsung meninggalkan naga tersebut terkapar"
Pasukan kekaisaran pun datang setelah menyadari suara keras itu berasal dan setelah menyadarinya mereka melihat naga yang terkapar itu namun, naga itu menciut ketakutan dipojokan tembok kekaisaran. Tapi, pasukan kekaisaran menyadarinya dan ini seperti sudah menjadi kebiasaan di istana, bukannya membunuh Naga itu alih-alih mereka meninggalkannya dan mengingatkan Naga tersebut untuk tak datang lagi.
Keesokan harinya...
Li Mei Ratu dari Kekaisaran Demon Selatan mendatangi kediaman Qianlong, Qianlong yang tertidur pulas dan air liurnya menetes kemana-mana seperti tidur anak kecil dan Li Mei menyadari hal tersebut ingin berbuat iseng kepada Qianlong dan beranjak ke kasurnya yang ingin menggoda Qianlong.
Li Mei : "Sayang bangunlah, apa yang kamu lakukan kemarin sampai tertidur pulas seperti itu"
"Li Mei menggoda Qianlong yang sedang tertidur sambil mengusap kan jari jemari Li Mei ke dada Qianlong"
Gubrak!!!
Suara itu berasal dari kasurnya Qianlong dan Qianlong pun langsung berdiri dan melompat ke atas langit-langit kamarnya dan bersandar di sana.
Qianlong : "Apa yang kamu lakukan pagi-pagi seperti ini dan datang tanpa memberi kabar sedikitpun"
" Dengan wajah memerah dan tubuh bergetar, Qianlong yang terheran-heran melihat kelakuan Li Mei yang sedang menggodanya"
Li Mei : Hmph!.... sudah berapa kali ku bilang untuk bangun pagi dengan cepat karena kita harus pergi kencan, bukankah kita sudah membuat janji dari jauh hari.
"Ekspresi wajah Li Mei yang kesal dengan kelakuan Qianlong seperti gadis yang sedang malu-malu kucing"
Qianlong yang baru menyadari hal tersebut akhirnya turun dari langit-langit kamarnya dan segera bergegas untuk kabur.
Wuishhhh~
Seperti angin sepoi-sepoi namun dengan kekuatan yang kencang Qianlong kabur dari sana.
Li Mei: "Kau pikir bisa kabur dariku secepat itu, huh?"
Li Mei melesat dengan kecepatan angin, memotong jalur Qianlong yang tengah kabur di langit.
Qianlong: "Ugh, ini sangat merepotkan..."
Qianlong bergumam sambil menggaruk kepalanya, menyadari bahwa ia tidak bisa kabur lagi.
Li Mei: "Ayo, jangan terus kabur seperti anak kecil, Qianlong!"
Li Mei melipat tangan di dada, memandang Qianlong dengan tatapan tajam namun tetap menggoda.
"Kita sudah membuat janji! Kau tak bisa terus-terusan bersembunyi dari kencan kita!"
Qianlong: Dengan wajah yang penuh rasa bersalah dan keengganan
"Baiklah, baiklah... aku ikut. Tapi jangan marah, ya?"
Li Mei: Senyum penuh kemenangan muncul di wajahnya, lalu dengan nada lebih lembut
"Kalau begitu, ayo kita pergi. Aku sudah menyiapkan tempat yang bagus untuk kita berdua."
Qianlong menghela napas panjang dan hanya bisa pasrah mengikuti Li Mei. Sambil berjalan bersamanya, Qianlong menatap langit dengan rasa frustrasi yang tak kunjung hilang. Namun, perlahan ia tersenyum, dan di dalam hatinya muncul perasaan yang berbeda.
Qianlong: Di dalam Batin
"Tak buruk juga hidup seperti ini."
Dengan senyum tipis di wajahnya, Qianlong mulai menyadari bahwa meskipun hidupnya dipenuhi kekacauan dan orang-orang di sekitarnya, ada hal-hal kecil yang membuatnya menikmati perjalanan hidup ini.
Li Mei: Sambil tersenyum penuh kemenangan
"Ah, akhirnya, kau menyerah juga. Kau tak tahu betapa aku merencanakan kencan ini sejak lama. Ini akan menyenangkan, kau akan lihat."
Li Mei mengulurkan tangannya kepada Qianlong, mencoba menggenggam tangannya, tetapi Qianlong dengan cepat menghindar dengan canggung.
Qianlong: Dengan sedikit gugup
"Ehm… kita benar-benar harus bergandengan tangan?"
Qianlong menyipitkan mata, berharap bisa menghindari kedekatan yang terlalu intim. Li Mei hanya menatapnya dengan seringai kecil.
Li Mei: Menggoda
"Hmph, kau ini benar-benar kaku sekali. Tak ada salahnya sedikit menikmati momen, kan?"
Qianlong hanya menggaruk kepalanya, merasa tak nyaman dengan situasinya, namun ia memutuskan untuk tidak membalas komentar Li Mei. Mereka berdua mulai berjalan menuju tujuan yang telah direncanakan oleh Li Mei. Jalanan di sekitar mereka dipenuhi dengan pepohonan hijau dan bunga-bunga yang sedang bermekaran, angin lembut menghembuskan aroma segar musim semi.
Saat berjalan, Qianlong tidak bisa menahan diri untuk melirik Li Mei dari sudut matanya. Ia teringat bagaimana Li Mei, yang sekarang memimpin Kekaisaran Demon Selatan, dulu hanyalah seorang gadis muda yang dengan penuh semangat mengikutinya dalam latihan. Dia tumbuh menjadi pemimpin yang tangguh, namun di depannya, dia masih memiliki sisi lembut yang jarang ditunjukkan pada orang lain.
Qianlong: Batin
"Dia benar-benar berubah… Tapi tetap saja, dia suka menggodaku seperti dulu."
Pikiran Qianlong teralihkan sejenak, saat ia terus mengikuti langkah Li Mei, hingga mereka tiba di sebuah lembah yang indah, tersembunyi di balik perbukitan.
Li Mei: Berhenti dan tersenyum lebar
"Ini dia, tempat yang sempurna untuk kita. Bukankah indah?"
Lembah tersebut dipenuhi dengan bunga liar, dan di tengahnya terdapat sebuah danau kecil yang airnya jernih. Cahaya matahari memantul dari permukaan air, menciptakan suasana yang damai dan romantis.
Qianlong: Terdiam sejenak, terkejut dengan pemandangannya
"Hm, tidak buruk."
Dia mengangguk pelan, mencoba menyembunyikan kekagumannya.
Li Mei: Dengan tawa kecil
"Tidak buruk, katamu? Kau ini benar-benar, Qianlong. Tempat ini luar biasa, dan aku memilihnya hanya untuk kita berdua."
Qianlong: Sedikit canggung
"Ya, ya... Aku mengerti. Tapi, kau tahu, aku tidak terlalu peduli dengan hal-hal seperti ini."
Qianlong memalingkan wajahnya, berusaha menghindari tatapan Li Mei yang penuh arti.
Li Mei: Mendekat dengan langkah perlahan, senyumnya semakin menggoda
"Apa kau benar-benar tidak peduli, atau kau hanya terlalu malu untuk mengakui kalau kau menikmatinya?"
Qianlong: Dengan cepat menjawab, sambil melangkah mundur
"Tentu saja tidak! Aku hanya… yah, kau tahu, aku lebih suka bersantai sendiri."
Li Mei tertawa kecil, mendekati Qianlong yang semakin canggung. Di bawah sinar matahari sore yang hangat, mereka berdiri di samping danau, angin sepoi-sepoi menerpa wajah mereka. Li Mei tampak puas dengan usahanya.
Li Mei: Dengan nada lembut, namun penuh tekad
"Yah, tak peduli apa pun alasannya, aku senang kau ikut bersamaku. Kau mungkin kuat dan tak terkalahkan, tapi kau tetap butuh seseorang untuk menemani hari-harimu, Qianlong."
Qianlong: Diam sejenak, merenungi kata-kata Li Mei
"Mungkin kau benar…"
Qianlong menatap langit yang mulai berubah warna menjadi oranye, matahari mulai tenggelam di balik pegunungan. Di saat itu, dia merasa tenang—sesuatu yang jarang ia rasakan. Mungkin, pikirnya, Li Mei benar. Hidup tidak selalu tentang kekuatan atau tantangan besar.
Qianlong: Batin, dengan senyum tipis
"Tak buruk juga hidup seperti ini…"
Di tengah kedamaian tersebut, tanpa mereka sadari, dari balik pepohonan di dekat lembah, dua pasang mata mengawasi mereka dengan penuh minat. Sosok misterius yang telah mengikuti Qianlong sejak lama akhirnya menemukan kesempatan untuk mendekatinya.
???: Berbisik pelan
"Jadi, ini dia orang yang disebut-sebut sebagai yang terkuat… Apakah dia benar-benar tak terkalahkan?"
Dengan niat tersembunyi, sosok itu mulai menyusun rencana, menunggu saat yang tepat untuk menguji kekuatan Qianlong.
Li Mei: Dengan nada lembut, namun penuh tekad
"Yah, tak peduli apa pun alasannya, aku senang kau ikut bersamaku. Kau mungkin kuat dan tak terkalahkan, tapi kau tetap butuh seseorang untuk menemani hari-harimu, Qianlong."
Qianlong: Diam sejenak, merenungi kata-kata Li Mei
"Mungkin kau benar…"
Dia menatap langit, perlahan mulai tersenyum.
Namun, sebelum suasana semakin romantis, terdengar suara gemuruh di kejauhan. Tanah di sekitar mereka mulai bergetar. Qianlong langsung berdiri siaga, wajahnya berubah dari santai menjadi penuh waspada.
Li Mei: Mengernyit, memandang ke arah suara
"Apa itu? Tidak mungkin ada yang berani menyerang di sini, kan?"
Qianlong: Dengan wajah datar, mendengus pelan
"Jangan bilang… itu dia lagi…"
Dari balik pepohonan, muncul sosok besar yang mulai terlihat jelas—seekor naga yang tampak lebih kecil dari sebelumnya, dengan tubuh yang gemetar. Matanya penuh ketakutan, dan ia melangkah perlahan mendekati Qianlong, jelas merasa trauma dengan kejadian sebelumnya.
Naga: Dengan suara pelan dan penuh ketakutan
"T-Tolong! Jangan banting aku lagi! Aku hanya ingin meminta maaf!"
Qianlong: Menatap naga tersebut dengan heran, sementara Li Mei menahan tawa di sampingnya
"Kau lagi? Bukannya aku sudah bilang untuk tidak datang lagi ke sini?"
Naga: Meringkuk ketakutan, memeluk ekornya sendiri
"Aku tidak bermaksud membuat masalah, sungguh! Tapi setelah kau membantingku, aku malah ketakutan terus! Aku pikir… jika aku datang dan minta maaf, mungkin aku bisa tidur nyenyak lagi…"
Li Mei: Tertawa terbahak-bahak, sambil memegang perutnya
"Hahaha! Jadi, semua gemuruh ini hanya karena dia takut padamu, Qianlong?!"
Qianlong: Menghela napas panjang, merasa sangat frustrasi
"Sial… aku cuma mau hidup tenang. Tapi sepertinya bahkan naga pun sekarang mulai mengganggu."
Ia menatap naga itu lagi, kali ini dengan wajah yang lebih lembut.
"Baiklah, aku maafkan. Tapi serius, jangan datang lagi dan ganggu waktuku. Paham?"
Naga: Mengangguk cepat, wajahnya tampak penuh rasa lega
"Terima kasih! Terima kasih, Tuan Qianlong!"
Naga itu langsung terbang pergi dengan kecepatan tinggi, tak ingin lagi berurusan dengan pemuda yang jelas-jelas lebih kuat darinya.
Li Mei: Sambil masih tertawa, mendekati Qianlong
"Kau benar-benar tidak bisa lepas dari kekacauan, ya? Bahkan naga pun takut padamu sampai segitunya."
Qianlong: Menggelengkan kepala, sambil tersenyum kecil
"Ya… Tapi mungkin kau benar, Li Mei. Hidup ini tak buruk juga, walau sedikit merepotkan."