Di tengah perbatasan kekaisaran selatan, Jianying, Demon Lord dari Barat, sedang terburu-buru melintasi pegunungan dengan wajah serius. Setelah mendengar kabar bahwa Qianlong terlihat di wilayah selatan, dia memutuskan untuk mencarinya, berharap bisa menemuinya lebih dulu. Dalam hatinya, Jianying merasa bahwa dia perlu berbicara dengan Qianlong dan mengingatkannya tentang "janji" mereka di masa lalu.
Jianying: Dengan wajah khawatir
"Apa yang sedang dia lakukan? Sudah sekian lama dia menghilang, dan sekarang dia malah bersantai? Dia benar-benar tak bisa diandalkan…"
Saat Jianying mendekati lembah tempat Qianlong terakhir terlihat, dia tiba-tiba melihat sosok yang sudah ia kenal. Berdiri di sana, tak lain adalah Li Mei, Ratu Kekaisaran Demon Selatan, yang terlihat sedang dalam suasana hati yang baik.
Jianying: Mengangkat alis, mendekati Li Mei dengan penuh kecurigaan
"Apa yang kau lakukan di sini, Li Mei?"
Li Mei: Sambil tersenyum manis
"Oh, lihat siapa yang datang! Jianying, lama tak jumpa. Aku baru saja dari kencan dengan Qianlong."
Li Mei menekankan kata "kencan" dengan nada menggoda, jelas mencoba memancing reaksi.
Jianying: Menatapnya tajam, suaranya dingin
"Kencan? Jangan bilang kau pikir kau bisa seenaknya bertemu dengannya. Aku datang untuk mencarinya. Aku punya urusan yang jauh lebih penting daripada hanya bermain-main."
Li Mei: Tertawa kecil
"Urusan penting? Kau tahu, Jianying, kita sudah lama tidak bicara, tapi satu hal yang tidak berubah—kau selalu serius dan terlalu formal. Qianlong tidak membutuhkan urusan serius saat ini. Dia butuh pendamping, dan jelas, akulah yang paling cocok untuk itu."
Jianying: Menggertakkan gigi, merasa diremehkan
"Pendamping? Apa maksudmu? Kau benar-benar berpikir kau pantas menjadi yang pertama untuknya? Aku adalah orang pertama yang dilatih olehnya, dan aku yang paling dekat dengannya selama ini!"
Li Mei: Menatapnya dengan penuh percaya diri, sambil menekuk lengannya di depan dada
"Oh, benar? Jika begitu, kenapa dia lebih memilihku untuk kencan, ya? Bukannya kau selalu sibuk memimpin Demon Lord Barat? Aku lebih sering bersamanya akhir-akhir ini."
Jianying: Mulai kehilangan kesabaran, berjalan mendekat dengan mata yang tajam
"Jangan sombong, Li Mei. Hanya karena kau menghabiskan waktu dengannya beberapa kali, bukan berarti kau jadi yang pertama dalam hidupnya."
Li Mei: Melangkah maju, kini mereka berhadapan dengan jarak yang sangat dekat
"Hmph! Kau juga jangan sok tahu. Qianlong butuh seseorang yang bisa memberikan kenyamanan dan kedamaian, bukan seseorang yang hanya membawa urusan serius dan beban berat ke dalam hidupnya."
Keduanya kini saling beradu tatapan, atmosfer mulai memanas. Angin di sekitar mereka terasa kencang, dan aura dari kekuatan mereka mulai memancar, seakan siap meledak kapan saja. Sepertinya, pertengkaran kecil ini bisa berubah menjadi pertempuran nyata.
Jianying: Dengan nada rendah, namun penuh kemarahan
"Jika kau benar-benar yakin kau lebih pantas untuknya, kenapa tidak kita buktikan sekarang?"
Li Mei: Tersenyum licik, jelas tidak ingin mundur
"Aku suka ide itu. Kita lihat siapa yang pantas menjadi istri pertamanya."
---
Tiba-tiba, sebuah suara berat namun akrab memecah ketegangan.
Qianlong: Dengan nada lelah dan frustrasi
"Serius… kalian berdua benar-benar bertengkar soal hal ini?"
Qianlong muncul di antara mereka, menggaruk kepalanya dengan wajah malas.
Jianying dan Li Mei: Dengan kompak
"Qianlong!"
Qianlong: Menghela napas panjang, memandang mereka berdua dengan wajah bingung
"Kalian benar-benar mau berkelahi hanya karena itu? Aku sudah cukup pusing dengan urusan naga dan sekarang kalian mau memperebutkan siapa yang jadi istriku? Ini terlalu merepotkan…"
---
Namun sebelum Qianlong bisa menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara gemuruh dari kejauhan. Sekali lagi, naga yang sama, yang sebelumnya dihajar oleh Qianlong, muncul dengan wajah ketakutan.
Naga: Dengan nada putus asa
"Tolong! Aku hanya ingin beristirahat dengan tenang, tapi semua ini semakin buruk! Jangan abaikan aku lagi!"
Naga itu terbang rendah dengan ekspresi bingung, seakan tak tahu harus pergi ke mana.
Qianlong: Menepuk dahinya
"Apa lagi ini? Sepertinya hidup tenang memang terlalu jauh untukku…"
Jianying dan Li Mei: Memandang naga itu dengan heran, lalu saling melirik satu sama lain
"Huh?"
---
Qianlong: Dengan wajah penuh keputusasaan
"Baiklah, baiklah… bagaimana kalau kita selesaikan masalah satu per satu? Naga dulu, baru kita bicarakan soal pertengkaran kalian."
Qianlong perlahan melangkah ke arah naga yang ketakutan, sementara Jianying dan Li Mei masih berdebat di belakangnya.
Jianying: Dengan tegas
"Aku tetap yang pertama."
Li Mei: Dengan seringai kecil
"Kita lihat saja nanti."
Pertengkaran antara Jianying dan Li Mei semakin memanas, sementara Qianlong hanya bisa menghela napas, melihat naga yang terkapar dan ketakutan di dekatnya. Sebelum Qianlong sempat merespons, tiba-tiba sebuah cahaya terang muncul di langit. Sosok anggun berbalut pakaian putih turun dari langit dengan aura yang megah dan penuh wibawa.
Yueyin, Pemimpin Aliansi Immortal, yang dikenal karena kebijaksanaannya, tiba-tiba muncul di antara mereka.
Yueyin: Dengan suara lembut dan penuh kebijaksanaan
"Jianying, Li Mei, hentikan pertengkaran ini. Kita semua tahu bahwa tidak ada gunanya bertarung di sini. Ini bukan cara kita menyelesaikan masalah."
Wajahnya terlihat tenang dan bijak, sesuai reputasinya sebagai seorang pemimpin yang dihormati.
Jianying: Mengangkat alis, berhenti sejenak dan menatap Yueyin dengan sikap hormat
"Yueyin... kau benar. Tapi ini bukan hanya soal pertengkaran biasa. Kita harus menentukan siapa yang lebih pantas untuk menjadi pendamping Qianlong."
Li Mei: Mengangguk, meskipun masih menatap Jianying dengan tajam
"Iya, Yueyin. Kau pasti tahu bahwa masalah ini penting. Aku tidak bisa membiarkan Jianying mengklaim posisi itu tanpa perlawanan."
Yueyin: Tersenyum lembut
"Kalian berdua harus lebih tenang. Qianlong memiliki banyak tanggung jawab, dan seharusnya kita mendukungnya, bukan menambah beban dengan pertengkaran ini."
Yueyin tampak begitu bijaksana, namun di dalam pikirannya, suasana berbeda.
---
Batin Yueyin:
"Ah, Qianlong... Wajahmu yang tampan dan kekuatanmu yang luar biasa..." "Andai saja aku bisa menghabiskan waktu bersamamu di tempat tidur yang nyaman, tanpa gangguan... Bagaimana jika aku datang ke kamarmu malam ini? Mungkin bisa aku beri 'pelajaran' tentang bagaimana seorang pemimpin seharusnya beristirahat..."
Yueyin menahan senyum saat bayangan dirinya dan Qianlong berduaan di kamar terlintas di pikirannya. Namun, ekspresinya tetap tenang dan bijak di depan Jianying dan Li Mei.
---
Qianlong: Menghela napas panjang, lalu memandang Yueyin
"Terima kasih, Yueyin. Aku senang ada yang mencoba menenangkan suasana. Tapi, tolong jangan tambahkan masalah lagi. Hidupku sudah cukup kacau dengan naga dan pertengkaran ini."
Yueyin: Tersenyum lembut ke arah Qianlong
"Jangan khawatir, Qianlong. Aku selalu ada untuk membantumu. Apa pun yang kau butuhkan, aku akan selalu siap membantumu... Kapan saja."
Kata-kata Yueyin terdengar sangat bijaksana, namun dalam hatinya, makna lain sedang terlintas.
---
Batin Yueyin:
"Kapan saja… dan di mana saja. Di kamarmu, mungkin?"
Yueyin menahan diri agar tidak tertawa, meskipun di kepalanya sudah membayangkan adegan yang jauh lebih intim dengan Qianlong. Ia melirik ke arah Li Mei dan Jianying yang masih tegang, lalu tersenyum dalam hati.
---
Jianying: Melirik Yueyin, merasa sedikit terganggu
"Kau selalu bijaksana, Yueyin, tapi aku yakin kau setuju bahwa posisi pendamping Qianlong adalah sesuatu yang perlu kita bicarakan."
Li Mei: Menambahkan dengan nada tajam
"Benar. Dan aku yakin aku yang lebih pantas untuk menjadi yang pertama."
Yueyin: Sambil tertawa kecil dan lembut
"Kalian berdua begitu keras kepala. Tapi yang terpenting sekarang adalah membiarkan Qianlong menjalani hidupnya dengan damai."
Namun, dalam hatinya, Yueyin sebenarnya memiliki pemikiran yang sangat berbeda dari apa yang ia katakan.
---
Batin Yueyin:
"Bagaimanapun, yang paling dekat dengannya nanti adalah aku… Siapa yang butuh janji? Saat kita hanya berdua di ruangan tertutup, dia pasti akan melihatku dengan cara yang berbeda…"
"Ah, Qianlong... Aku sudah tidak sabar..."
Yueyin berusaha tetap menjaga senyum anggunnya, sementara dalam hatinya ia sudah memikirkan segala macam rencana.
---
Qianlong: Bersandar ke tembok dengan wajah lelah
"Aku sudah bilang ini semua sangat merepotkan. Jika kalian terus berdebat soal siapa yang menjadi pendamping pertama, aku mungkin akan kabur lagi."
Ia menatap mereka bertiga dengan pandangan tak berdaya, merasa hidupnya semakin rumit.
Li Mei: Tersenyum penuh percaya diri
"Jangan khawatir, Qianlong. Setelah kita menyelesaikan masalah ini, kau bisa kembali santai. Lagipula, aku sudah menyiapkan kejutan untukmu nanti."
Jianying: Dengan nada tegas
"Keputusan ini harus adil. Dan Qianlong harus memilih sendiri."
---
Qianlong: Dengan wajah penuh rasa frustasi
"Aku benar-benar terjebak…"
Yueyin: Melangkah mendekat, suaranya begitu lembut
"Tenanglah, Qianlong. Tidak perlu terburu-buru mengambil keputusan. Aku bisa membantumu memikirkan hal ini… secara mendalam."
Senyum tipis terlihat di wajahnya, sementara tatapan matanya mengisyaratkan sesuatu yang lebih dari sekadar nasihat.
---
Batin Yueyin:
"Mungkin, kau dan aku bisa mendiskusikan ini di tempat yang lebih pribadi…"
"Malam ini, mungkin?"
---
Sementara Yueyin tersenyum penuh kebijaksanaan, Li Mei dan Jianying kembali saling melirik dengan penuh rivalitas. Suasana mulai memanas lagi, dan naga yang masih terbaring ketakutan di dekat mereka hanya bisa meringkuk, berharap semuanya segera selesai.
----
Tingkatan Kultivasi dalam Dunia Qianlong:
1. Mortal Realm (Ranah Duniawi):
Qi Refinement (Pemurnian Qi)
Foundation Establishment (Pendirian Dasar)
Core Formation (Pembentukan Inti)
2. Earthly Realm (Ranah Bumi):
Nascent Soul (Jiwaraga)
Spirit King (Raja Roh)
Void Emperor (Kaisar Kekosongan)
3. Heavenly Realm (Ranah Surga):
Immortal Lord (Penguasa Abadi)
True Immortal (Abadi Sejati)
Heavenly Immortal (Abadi Surgawi)
4. Divine Realm (Ranah Ilahi):
Celestial God (Dewa Langit)
Supreme God (Dewa Tertinggi)
---
Pertengkaran di antara Li Mei dan Jianying mulai mereda, tapi suasana tetap terasa tegang. Qianlong, yang merasa frustasi dengan situasi ini, perlahan menggeser pandangannya ke arah Yueyin. Saat itulah ia menyadari sesuatu yang aneh. Tatapan Yueyin terasa... berbeda. Bukan hanya bijak seperti biasanya, tapi lebih intens, penuh sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.
Yueyin: Tatapannya terfokus pada Qianlong, sedikit lebih lama dari yang seharusnya, dan matanya berbinar aneh.
Qianlong: Dalam hati, mulai merasa tidak nyaman
"Uh, kenapa dia melihatku seperti itu lagi?"
Tatapan mereka bertemu, dan dalam sekejap, Qianlong merasakan sesuatu yang aneh. Wajahnya langsung memerah.
---
Yueyin: Masih tersenyum lembut, namun dalam pikirannya sesuatu yang lain
"Ah, Qianlong... Andai saja aku bisa menarikmu lebih dekat... mungkin malam ini? Atau besok malam? Siapa yang peduli kapan, yang penting kau di sini bersamaku..."
Matanya bersinar penuh harapan yang tersembunyi.
---
Batin Qianlong:
"Tunggu sebentar... Tatapan ini... Ini bukan pertama kalinya dia seperti ini. Dulu juga, setiap kali dia mendekat, ada sesuatu yang aneh dari cara dia memandangku."
"Apa dia sedang merencanakan sesuatu? Kenapa setiap kali kami bertemu, aku selalu merasa seperti... terjebak di suatu rencana rahasia?"
Qianlong mengingat beberapa kejadian aneh di masa lalu, di mana Yueyin selalu berusaha mendekat secara tidak wajar.
---
Mata mereka bertemu lagi untuk sesaat, dan kali ini Yueyin tampak seperti sedang memikirkan hal-hal yang... vulgar. Qianlong bisa melihat senyum samar di bibirnya yang tampak sangat tidak wajar.
Qianlong: Terkejut dan mulai merasa canggung
"Apa-apaan ini? Aku harus keluar dari sini!"
Tanpa berpikir dua kali, Qianlong langsung membalikkan badannya dan bergegas kabur.
Qianlong:
"Baiklah! Aku pikir... ini sudah cukup untuk hari ini. Aku... aku akan kembali ke tempat tinggalku!"
Ia berkata dengan nada terburu-buru, matanya menghindari tatapan Yueyin.
---
Yueyin: Tetap tersenyum lembut, meskipun dalam hatinya kecewa
"Oh, tidak perlu buru-buru, Qianlong. Kau tahu, aku selalu ada untukmu jika kau butuh bantuan."
Suaranya terdengar begitu tulus, tapi di dalam pikirannya ada sesuatu yang jauh berbeda.
Batin Yueyin:
"Kenapa kau kabur, Qianlong? Tidak bisakah kita menghabiskan lebih banyak waktu berdua? Kau tidak tahu betapa aku ingin berada di dekatmu… Terlebih, di tempat yang lebih pribadi..."
"Hmm, aku harus mencari kesempatan lain..."
---
Li Mei dan Jianying yang masih dalam suasana tegang berhenti sejenak, melihat Qianlong bergegas pergi. Li Mei melipat tangan, sementara Jianying memiringkan kepalanya, sedikit bingung dengan apa yang baru saja terjadi.
Jianying:
"Kenapa dia tiba-tiba kabur seperti itu? Apa aku melewatkan sesuatu?"
Li Mei:
"Siapa tahu. Tapi itu bukan hal yang baru. Sepertinya Qianlong selalu punya kebiasaan aneh untuk menghindari masalah..."
---
Sementara itu, Qianlong terbang dengan cepat menuju kediamannya, meninggalkan semua orang di belakang. Wajahnya merah, dan hatinya penuh dengan campuran kebingungan dan sedikit... takut.
Qianlong:
"Sial, tatapan Yueyin semakin aneh! Aku sudah tahu sejak lama kalau dia agak aneh, tapi akhir-akhir ini... Ini semakin jelas."
Qianlong melirik ke belakang, memastikan Yueyin tidak mengikutinya, dan mempercepat langkahnya.
---
Di kamarnya, Qianlong berbaring di atas tempat tidur, memandang langit-langit dengan pikiran yang berkecamuk. Meski ia merasa kelelahan setelah semua kekacauan hari itu, ada satu hal yang tidak bisa ia hilangkan dari pikirannya: tatapan aneh Yueyin yang terus menghantuinya.
Qianlong:
"Kenapa aku selalu merasa bahwa Yueyin menyimpan sesuatu yang aneh di balik sikap bijaksananya? Setiap kali dia memandangku, aku merasa seperti... dia punya rencana yang lain."
"Ah, lebih baik aku tidur saja. Semoga tidak ada kejadian aneh malam ini."
---
Yueyin, yang masih bersama Li Mei dan Jianying, tersenyum dalam hati. Ia tahu, meskipun Qianlong selalu berusaha kabur, suatu saat nanti ia pasti akan jatuh dalam "jebakannya". Dan ketika saat itu tiba, Yueyin akan memastikan bahwa Qianlong tidak bisa kabur lagi.