Chereads / 50 Resep Teh Duchess / Chapter 4 - Chapter 4

Chapter 4 - Chapter 4

"Ellie pergi atas perintahku, kenapa kamu menghukumnya?" tanya Chloe membela Ellie.

"Mengatur pelayan adalah tugas saya, tidak ada alasan nyonya untuk ikut campur" ucap pelayan Collin tersenyum mengejek.

"Mustahil, padahal aku nyonya besar keluarga duke, sudah pasti aku memiliki prioritas utama memberi perintah di tempat ini. Tetapi saat ini, dia berbicara seakan-akan perintahnya punya status lebih tinggi dariku. Sudah jelas ini adalah penyimpangan kekuasaan" batin Chloe.

"Aku adalah nyonya besar di kediaman Battenberg, kenapa aku tidak punya alasan untuk ikut campur?" tanya Chloe dengan berusaha mengintimidasi.

"I, itu..." pelayan Collin tergagap kaget dengan perlawanan Chloe yang tegas.

"Pelayan Collin, di sini yang jabatannya lebih tinggi aku atau kamu? Jawablah" Chloe memberikan pertanyaan menohok.

"Te, tentu saja nyonya yang lebih tinggi" jawab pelayan Collin tergagap.

Chloe berjalan mendekati pelayan Collin yang terdiam mematung takut.

"Tapi bagaimana perintahmu lebih diutamakan daripada perintahku? Padahal sudah jelas-jelas aku adalah nyonya besar Battenberg. Apa kamu ingin mencoba menantangku di kediaman duke Battenberg? Tanya Chloe penuh tekanan.

Pelayan Collin pun tertohok kaget dan berusaha untuk mengelak.

"Ma, mana mungkin! Tidak, nyonya!" elak Collin terbata.

"Walaupun dia tidak takut pada tubuh Chloe asli, sepertinya dia takut pada Battenberg. Aku mengingat penghinaan yang Chloe asli terima di masa lalu. Saat pelayan Miller membuatku menggunakan pakaian dengan noda minuman, wanita inilah yang tertawa dengan suara paling besar" batin Chloe.

"Ke depannya, jika kamu lagi-lagi menolak perintahku dan menantang wewenangku, aku tidak punya pilihan selain memberikan hukuman yang pantas" ucap Chloe tegas penuh peringatan.

"Sa, saya akan lebih berhati-hati" sahut pelayan Collin menunduk.

Pelayan Collin keluar dari kamar Chloe dengan hati dongkol dan mengumpat tidak jelas kepada Chloe dengan suara yang tertahan, dia berjanji akan membalas semuanya suatu hari nanti.

****

Siang hari ini begitu terik, di bagian belakang mansion tempat menjemur cucian, Ellie yang berkeringat dan kelelahan karena hukuman yang sedang dilakukannya sedang menjemur cucian yang banyak.

"Ellie!" panggil Chloe.

"Nyonya?" sahut Ellie kaget.

"Ayo, kamu tidak perlu melanjutkannya lagi. Lalu ke depannya juga tidak akan ada hukuman seperti ini lagi. Kamu pasti haus kan? Ayo masuk dan istirahat, apa kamu mau minum teh?" ucap Chloe dengan wahah sendu dan berusaha mengajak Ellie untuk beristirahat.

"Be, benarkah? Baik, nyonya" Ellie menjawab senyum ceria mengembang di wajah Ellie.

****

Chloe membawa Ellie menuju ruang tunggu tamu milik Chloe yang sekarang menjadi ruangan minum teh Chloe sementara.

"Di luar cahaya mataharinya sangat terik, pasti panas sekali ya?" tanya Chloe khawatir.

"Saya baik-baik saja nyonya" jawab Ellie nyengir sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

"Yah, pokoknya teh yang hari ini akan kita minum adalah..."

"Ya ampun, maafkan kami, kami kira di sini tidak ada orang" ucap Jacob seorang kesatria di kediaman Battenberg yang tiba-tiba masuk ingin beristirahat bersama Cain dan Balt yang juga sesama kesatria di kediaman Battenberg, sehingga chloe menghentikan omongannya.

"Pasuka kesatria Battenberg?! Oh iya, mereka bisa lebih cepat sampai ke gedung pasukan kesatria jika melewati ruang tamu ya" batin Chloe berusaha mengerti.

"Se, selamat bersenang-senang nyonya" ucap jacob berpamitan sambil menggaruk tengkuk yang tidak gatal dan berbalik menuju pintu bersama Cain dan Balt.

Tetapi Chloe yang sedang memperhatikan mereka tersadar jika mereka sedang berkeringat karena kepanasan dan mempunyai ide yang tiba-tiba muncul di kepalanya.

"Apa kalian mau minum teh?" Chloe berteriak spontan.

"Eh..." jawab jacob dan Balt kompak dan heran, sedangkan Cain yang memang pendiam dan pelit dalam berbicara hanya merubah raut wajah dengan bingung.

"Bisa-bisanya kesatria biasa seperti kami menerima undangan dari nyonya. Ini adalah sebuah kehormatan, kehormatan bagi kami" ucap jacob yang memang mempunyai kepribadian yang ceria dan banyak bicara. Sedangkan Balt sibuk melihat sekeliling karena kagum dan Cain masih diam dan hanya berbicara lewat raut wajahnya yang sedang bingung dan takut.

"Andai kata kami tidak mendapatkan apa pun juga, kami akan membanggakan kejadian hari ini seumur hidup kami. Ha, ha, ha" lanjut Jacob dengan santainya.

Bugh

Cain resah dengan ketidaksopanan Jacob pun menyikut Jacob mengingatkan agar dia diam dan Balt hanya tersenyum senang karena bisa beristirahat.

"Ah, iya. Ha ha ha" jawab Chloe tertawa canggung.

Para kesatria adalah orang-orang yang tidak memusuhi Chloe asli. Dibanding bisa dibilang baik, itu memang pada dasarnya Chloe hampir tidak pernah bertemu dengan mereka.

"Omong-omong, aku harus menyedihkan teh apa ya? Orang yang akan minum teh bersamaku semuanya ada 4 orang. Mereka semua sedang kelelahan dan bercucuran keringat" batin Chloe berpikir.

"Nyonya?" panggil Ellie yang kaget melihat Chloe berdiri.

"Aku akan segera kembali, tunggu sebentar ya" Chloe tersenyum pada Ellie dan beranjak pergi.

"Ah, baik, hati-hati nyonya" jawab Ellie.

Tak berapa lama Chloe kembali dengan membawa nampan yang berisi minuman teh yang segar.

"Semua sudah menunggu lama ya?" tanya Chloe sumringah sambil menahan berat dari nampan yang dia bawa.

"Nyonya!" teriak Jacob yang panik hingga berdiri diikuti oleh Ellie karena mereka membiarkannya Chloe membawa nampan berisi minuman untuk mereka.

"Biar saya saja, nyonya" ucap Jacob panik dan gugup.

"Ya ampun, nyonya busa menyuruh saya saja" ucap Ellie yang juga panik dan gugup.

"Tidak apa-apa" jawab Chloe santai menenangkan Jacob dan Ellie.

"Ini ice tea buah, ini sangat enak karena segar dan manis. Silahkan diminum" ucap Chloe menuangkan teh yang sudah dia siapkan dan menyodorkan kepada mereka.

"Ini teh?" tanya Balt bingung.

"Bukannya teh seharusnya menggunakan air panas?" tanya Jacob heran sambil menggaruk pipinya yang disetujui oleh Cain dengan anggukan (jangan lupa yah, Cain orangnya pelit ngomong jadi cara berinteraksinya kebanyakan hanya dengan ekspresi dan tindakan)

"Biarpun memang teh bisa diminum panas-panas, teh juga bisa diminum dengan sajian dingin. Ini adalah teh hitam kental yang didinginkan dengan menaruh es batu ke dalamnya. Nah, sekarang silahkan coba" papar Chloe kemudian mempersilakan untuk segera diminum tehnya.

Balt menatap dengan serius gelas yang telah dia pegang kemudian dengan yakin meminumnya.

Glek, glek, glek.

"Ukh" Balt tercekat.

"Kenapa, Balt? Ada apa?" teriak Jacob panik yang dan Cain hampir membuang gelas yang dipegangnya.

"Ini... Enak sekali" jawab Balt dengan mata berbinar.

"Be, benarkah?" tanya Jacob mulai tenang.

"Iya" ucap Balt

Gulp

Ellie menelan salivanya berkali-kali karena ingin segera mencoba ice teanya tapi masih ragu.

Glek, glek

"Benar-benar manis dan menyegarkan! Enak sekali! Wah..." ucap Ellie yang telah melawan keraguannya untuk mencoba ice tea tersebut karena penasaran.

Gulp

Jacob dan Cain menelan salivanya tergiur saat melihat Ellie meminumnya.

Glek, glek

"Wah, semua dahagaku langsung terlepas" untuk pertama kalinya Cain berbicara karena terkagum dengan rasa ice tea yang baru pertama kali dia rasakan.

"Wah, ini benar-benar... Tidak terlalu manis dan mempunyai cita rasa kelas atas. Tidak kusangka bisa merasakan minuman seperti ini..." ucap Jacob dengan wajah berbinar.

"Sesuai dugaan, rasanya sangat menyenangkan minum teh bersama banyak orang" batin Chloe tersenyum lembut.

"Syukurlah kalau tehnya pas di lidah kalian. Tehnya masih tersisa banyak, siapa yang mau lagi?" ucap Chloe sambil menawarkan lagi ice tea nya.

"Saya" jawab Ellie, jacob dan Balt kompak sambil mengangkat tangan, sedangkan Cain kembali ke mode pelit bicara dan hanya mengangkat tangan meminta ice tea lagi.

****

Di tempat latihan para kesatria.

"Oh iya! Soal nyonya besar yang cantik... Dia bilang "siapa yang mau minum teh lagi?" begitu!" cerita Jacob kepada kesatria yang lain dengan bangga.

"Memangnya seenak itu?" tanya salah satu kesatria berambut coklat sambil mengangkat tangannya, raut wajahnya seperti tergiur karena mendengar cerita Jacob.

"Tentu saja! Cain, kata-kataku benar kan? Enak banget kan?" ucap Jacob sambil bertanya ke Cain dengan penuh semangat dan disetujui dengan senyuman dan anggukan dari Cain yang pendiam itu.

"Beneran deh... Duh, kalian yang belum pernah mencobanya tidak akan bisa bayangkan. Rasanya belum pernah dirasakan di mana pun, rasanya unik tapi spesial disaat yang bersamaan, meski manis tapi juga luar biasa. Pokoknya sekali kalian mencobanya, kalian tidak akan lupa rasanya" papar Jacob dengan bersemangat.

"Benar, benar" jawab Balt tersenyum bangga.

"Tidak mungkin. Aku pernah bertemu nyonya di dalam mansion, nyonya tidak bisa bertatapan mata dengan orang lain dan sepertinya dia tidak bisa melakukan apa pun deh" ucap salah satu kesatria bernama Thomson.