Saat Wanda sadar akan hal ini, hatinya seperti terombang-ambing. Wanda tidak menunjukkan perasaan yang dirasakannya saat ini, dia hanya berkata pada Shena, "Shena, aku sepertinya kurang enak badan. Bisakah kamu biarkan aku sendiri sebentar dulu?"
Shena menggigit bibirnya, lalu melihat rona wajah Wanda dan melihat wajahnya agak pucat. Ada keringat muncul di dahinya dan Shena segera berkata, "Baiklah. Kamu istirahat sebentar dulu, tapi sebisa mungkin kamu harus cepat. Kakakmu seharusnya sekarang sudah turun dari pesawat. Gawat sekali kalau kamu sampai terlambat."
"Aku tahu, Shena," ujar Wanda.
Saat Shena sudah pergi, Wanda baru menatapi kedua tangan yang putih dan lembut itu dengan tatapan tak percaya.
Tangan ini benar-benar berbeda dengan tangannya yang kapalan.
Kukunya digunting dengan rapi dan diwarnai dengan warna merah muda. Jari-jarinya ramping dan sangat cocok digunakan untuk bermain piano.
Dia melihat kamarnya, lalu ke arah cermin yang di belakangnya. Dia melihat ada sebuah wajah yang kelihatan sedang terkejut.
Wajah ini hanya sedikit mirip dengannya.
Di kehidupan sebelumnya, dia tentu saja juga seorang wanita cantik, makanya dia bisa mencari nafkah di industri hiburan. Tidak mengherankan pria yang memerankan pemeran pendukung pria kedua itu sering mendekatinya.
Namun, wajah yang terpantul di cermin ini jelas sekali lebih cantik dan memesona dibandingkan wajahnya di kehidupan sebelumnya.
Jika mau dibandingkan, kelihatan jelas sekali perbedaan kedua wajah itu bagaikan langit dan bumi.
Wajahnya saat ini jelas jauh lebih cantik.
Wanda mengedipkan matanya. Bulu mata orang di dalam cermin itu lentik. Matanya yang berwarna hitam itu terpantul kepolosannya.
Justru karena kepolosan ini, ditambah dengan wajah cantiknya, semakin membuat orang terpikat.
Kenyataan di depan mata inilah yang membuat Wanda sadar jika dia benar-benar sudah melintasi waktu dan masuk ke dalam novel yang dibacanya.
Dia sudah sepenuhnya menjadi orang lain.
Setelah terkejut sesaat, Wanda dengan cepat menyesuaikan diri.
Jika dia tidak salah tebak, seharusnya dia sudah mati.
Wanda tidak mungkin masih bisa hidup setelah jatuh dari ketinggian 10 meter dan tidak ada persiapan perlindungan di bawah.
Karena sekarang dia masih bisa hidup, berarti ini adalah anugerah baginya. Bagaimanapun juga, dia tetap harus hidup dengan baik meskipun identitasnya sudah berubah.
Wanda mengingat dengan saksama adegan cerita dalam novel. Dia langsung tahu sekarang cerita sudah sampai tahap mana.
Untung saja dia baru membaca cerita novel ini. Jadi, dia bisa mengingat dengan jelas isi cerita dari novel ini.
Hari ini adalah hari kembalinya sang 'kakak', Edison Blakely dari luar negeri.
Edison adalah lulusan manajer keuangan bergelar doktor dari Universitas Havord. Dia pernah menerbitkan lima makalah di majalah keuangan paling terkemuka di dunia dan memenangkan dua penghargaan internasional. Kali ini dia kembali untuk bersiap mengambil alih bisnis keluarga. Selain itu, dia juga seorang profesor dan pengawas doktoral di Universitas Yves.
Hanya dengan melihat pencapaiannya ini saja sudah bisa tahu betapa hebatnya dia.
Wanda ingat, saat dia membaca novel, penulis pernah mengatakan dengan jelas di postingannya kakak kandung protagonis wanita bahkan jauh lebih hebat dibandingkan protagonis pria. Hanya karena harus disesuaikan dengan permintaan pembaca, sehingga Edison terpaksa dijadikan pemeran pendukung pria.
Namun, jelas sekali sang penulis lebih menyayangi tokoh kakak ini. Kehebatan Edison bahkan bisa menerangi seumur hidup orang lain.
Justru karena sang penulis pilih kasih, tokoh sang kakak mempunyai kehebatan tingkat tertinggi, lebih tepatnya dia adalah orang yang serba bisa. Di dalam novel aslinya, peran sang kakak tidak banyak. Karena sang penulis pernah bilang, jika dia memberikan peran kakak terlalu banyak, dia akan semakin membenci protagonis pria, lalu pada akhirnya marah dan tidak akan ada lagi pasangan di dalam novel.
Meskipun peran sang kakak tidak banyak, setiap kali dia muncul pasti akan menarik perhatian dan kelihatan hebat. Jadi, di saat yang sama bisa banyak menarik berbagai perhatian penggemar wanita.
Seperti kata pepatah, protagonis pria adalah milik protagonis wanita, sedangkan pemeran pendukung pria adalah milik pembaca.
Jadi, komentar di setiap bab pasti akan muncul nama sang kakak.
Wanda mengingat deskripsi Edison di dalam buku. Untuk sesaat, dia merasa penasaran dengan pria ini.
Pemeran pendukung pria yang serba bisa seperti ini adalah orang yang seperti apa?
Dalam ingatan Wanda, ingatan tentang sang kakak sebenarnya tidak banyak.
Edison pergi ke luar negeri untuk belajar saat dia masih muda. Dia sangat jarang kembali. Kali ini, dia sudah empat tahun tidak pernah kembali.
Apalagi perbedaan usia mereka berdua ada delapan tahun. Jadi, biasanya mereka sangat jarang berkomunikasi.
Di dalam ingatannya, hubungan Wanda dan sang kakak sama sekali tidak dekat.
Karena sifat sang kakak ini ... Luar biasa dingin.
Jika protagonis pria dalam novel "Cinta Membara" ini sangat suka bermain wanita, maka sang kakak adalah pria yang sangat dingin dan tidak memedulikan apa pun.
Sikapnya pada semua orang dingin. Penulis pernah bilang, jika sang kakak jatuh cinta, dia akan mencintai orang itu dengan cintanya yang membara. Sayangnya, sepertinya sampai akhir cerita, orang yang membuat sang kakak jatuh cinta itu sama sekali tidak pernah muncul.
Mungkin juga karena sang penulis terlalu menyukai karakter sang kakak, sehingga dia merasa tidak ada orang yang pantas mendapatkan sang kakak. Jadi, sang penulis sama sekali tidak menulis tentang akhir cerita sang kakak dan memberikan ruang bagi pembaca untuk berimajinasi.
Wanda mengingat kembali sambil mengenakan gaun hitam Red Velvet ini.
Red Velvet merupakan sub-brand dari merek Velvet. Bisa dibilang sebagai merek kelas menengah. Jika dibandingkan dengan merek kelas atas, harganya bisa dibilang terjangkau, tetapi cocok dipakai oleh gadis muda seperti Wanda.
Sekarang, dia baru berusia tujuh belas tahun. Di usia ini lebih cocok memakai gaya anak gadis.
Dia masih punya waktu satu tahun lagi sebelum dia berusia delapan belas tahun.
Jika disesuaikan dengan perkembangan alur cerita, dia akan mengalami kecelakaan saat berumur delapan belas tahun.
Justru karena kecelakaan mobil yang tidak diketahui sengaja atau sudah direncanakan ini, fakta dia punya golongan darah yang berbeda dengan Keluarga Blakely terungkap.
Suami istri Blakely bergolongan darah O, tetapi golongan darah Wanda adalah AB.
Secara medis, pasangan yang punya golongan darah O tidak mungkin bisa melahirkan anak bergolongan darah AB.
Jadi, saat itu juga Rowan Blakely langsung tahu jika Wanda bukanlah anak kandungnya.
Karena masalah golongan darah, Rowan langsung melakukan tes DNA dengan Wanda. Kemudian, dari hasil tes itu menunjukkan Wanda dan Keluarga Blakely tidak ada hubungan darah.
Setelah diselidiki, mereka baru tahu anak perempuan mereka tertukar saat di rumah sakit 18 tahun yang lalu.
Namun, sekarang hanya Wanda sendiri yang tahu jika dia bukanlah anak kandung dari Keluarga Blakely.
Sekarang, dia hanya punya dua pilihan.
Pertama, mengaku langsung pada Keluarga Blakely dia bukanlah anak kandung mereka.
Kedua, tetap diam dan menyembunyikan fakta.