Chereads / Rebuilding From Ashes / Chapter 3 - Bab 3 : Kehancuran Desa

Chapter 3 - Bab 3 : Kehancuran Desa

Di malam hari dengan cuaca pedesaan yang buruk. Ibu Hiori yaitu Alentiana Ashley Mahardika, khawatir dengan sang suami nya yaitu Louis Mahardika.

"Hmm... Aku khawatir dengan Louis." Ucap Ashley dengan perasaan khawatir.

Ia melihat jam dinding, jam dinding tersebut menunjukkan pukul 11 malam.

"Ya ampun... Mohon lindungilah Louis, Dewi Abundantia." Ucap Ashley meminta perlindungan sang Dewi.

Ketika Ashley sedang berdoa, tiba tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya. Dengan cepat, Ashley pun berdiri dan ingin membuka kan pintu rumahnya. Ia menebak bahwa sang suami nya lah yang mengetuk pintu rumah nya. Ia pun membuka pintu rumah nya tersebut.

"Akhirnya kamu pulang juga." Ucap Ashley sembari membukakan pintu.

Namun ketika ia membuka pintu, yang ia lihat bukanlah sang suami yang ia kira sudah pulang, tetapi seorang iblis dengan penampilan seram, iblis tersebut juga menggenggam pedang di tangannya.

Sang iblis pun tiba tiba langsung mencekik leher Ashley.

"Apa! Tidak, jangan!" Ucap Ashley, dia berusaha untuk melepaskan cekikan sang iblis tersebut.

Sang iblis pun mencekik Ashley semakin kuat. Ashley pun perlahan mulai sesak nafas akibat cekikan sang iblis.

Adegan berpindah ke sang suami, dia sedang berpatroli dengan anak buahnya di luar desa. Mereka berjalan menelusuri hutan, namun mereka tiba tiba menemukan sebuah terowongan, seharusnya tidak ada terowongan di tempat mereka berada.

Mereka pun masuk ke dalam terowongan, mereka begitu penasaran dengan apa yang ada di dalam terowongan tersebut.

"Hey Bagil, bisakah kamu melempar kan bola api mu kedalam kegelapan" Ucap Louis meminta kepada salah satu anak buahnya tersebut.

"Baik bos!" Jawab salah satu anak buahnya.

Lalu, anak buahnya dengan cepat membacakan mantra bola api lalu melempar kan bola api tersebut kegelapan untuk menerangi terowongan tersebut.

"Boom!" Bola api tersebut berhasil menerangi sebagian dari kegelapan terowongan tersebut.

Mereka pun mulai menelusuri kembali terowongan tersebut. Tiba tiba, mereka melihat ada seorang mayat, mayat tersebut adalah salah satu penduduk dari desa mereka yang sudah hilang selama beberapa hari.

"Demi Abundantia...." Ucap Louis dengan ekspresi kaget.

Lalu secara tiba tiba, muncullah seorang tangan kanan iblis Zagan, yaitu Valevar. Ia mengecek sisi lain terowongan karena tiba tiba ia mendengar suara dari sisi lain terowongan tersebut.

"Hey... Kenapa kalian semua berada disini? Seharusnya kalian tidak pernah masuk ke dalam terowongan ini." Ucap iblis tersebut dengan nada yang menyeramkan.

Tiba tiba Valevar menerjang untuk menebas Louis, tetapi dengan cepat Louis berhasil menahan serangan tersebut, tetapi serangan tersebut berhasil membuat Louis sampai terpental jauh kebelakang.

Valevar pun mulai menyerap jiwa para anak buah Louis.

"Argh! Ah! Arghh!" Teriak para anak buah Louis yang kesakitan akibat jiwa nya mulai diserap oleh Valevar.

"Hihihi... Jiwa kalian sangat lah lezat! Aku sangat menyukai menyantap jiwa seseorang, hihihi!" Ucap Valevar dengan tertawa begitu jahatnya.

Valevar pun tertawa sampai para anak buah Louis mati.

Kemudian ia segera menghampiri Louis yang terpental jauh kebelakang akibat serangan nya.

"Kamu... Kamu adalah Ayah dari Leon Ashley Mahardika kan?" Tanya iblis tersebut kepada Louis.

Sontak Louis pun terdiam sesaat dengan wajah kaget dan terheran heran.

"K-kamu... bagaimana kamu bisa tahu!?" Tanya Louis dengan tegas kepada Valevar.

Valevar pun hanya tertawa. "Itu bukanlah urusan mu". Ucap Valevar sembari tersenyum jahat.

"Kau! Aku tak akan membiarkan mu menyentuh keluargaku!" Ucap Louis, ia pun berlari ke arah Valevar untuk menebas Valevar.

"Bodoh..." Ejek Valevar.

Louis pun menebaskan pedang nya ke arah Valevar, tetapi Valevar berhasil menangkis serangan nya tersebut. Valevar pun membalas serangan Louis dengan melayangkan serangan nya ke arah perut Louis, serangan tersebut berhasil menembus perut milik Louis. Sontak perut Louis yang tertusuk pun mulai mengeluarkan darah segar.

"Arghh..." Mulut milik Louis pun juga mulai mengeluarkan darah segar. Darah tersebut tidak berhenti mengalir dan mulai melapisi kulit dari Louis Mahardika tersebut.

Seketika Louis pun telah mati akibat serangan yang dilayangkan ke perutnya.

"Hihihi... Peran mu sebagai ayah, cukup sampai disini saja Louis Mahardika, hihihi!" Ucap Valevar dengan tertawa jahat.

Adegan pun berpindah kembali ke desa, Ashley masih merasakan kesakitan dan sesak nafas akibat cekikan dari sang iblis.

"Argh... Lepaskan aku!" Ashley pun berteriak kesakitan.

Sang iblis pun mulai geram terhadap Ashley, ia pun melempar Ashley ke tanah.

"Dasar bedebah..." Ucap sang iblis sembari melempar Ashley ke tanah.

Adegan berpindah ke Leon yang tiba tiba terbangun akibat mendengar suara.

"Ughh... Suara apa itu?" Ucap Leon sembari mengusap matanya yang masih mengantuk.

Leon pun berdiri lalu keluar dari kamar nya, ketika Leon sedang berjalan ia mengintip ke lantai bawah, ternyata ia melihat ibunya yang sedang di siksa oleh seorang iblis.

"Hei! Hentikan!" Teriak Leon, ia segera mengambil sapu untuk melindungi dirinya dan memukul sang iblis tersebut.

"Tch! Aku tidak ada waktu untuk mengurus hal remeh begini." Ucap komandan iblis Zagan.

Dia pun langsung mengeluarkan pedangnya dari sabuknya tersebut, kemudian ia mulai melapisi pedang tersebut degan aura gelap, aura tersebut berwarna ungu kegelapan. Ketika orang awam melihat aura pedangnya tersebut, seketika mereka terdiam mematung dan gemetar hebat akibat ketakutan.

"Ikutlah dengan ku, Leon... Mau tidak mau kau harus tetap ikut dengan ku, kau akan menjadi wadah bagi sang The Great Darkness yang terhebat!" Ancam Zagan kepada Leon.

Zagan pun langsung berpindah seketika ke belakang tubuh Leon, ia langsung mencekik Leon dengan kuat.

"Argh! Aku gak mau! Kalian ini siapa!" Ucap Leon dengan nada kesakitan.

"Hei kau iblis, jangan kau berani beraninya untuk menyakiti anak ku!" Ucap sang ibu.

Sang ibu seketika berdiri untuk menyerang Zagan, tetapi sudah terlambat, Zagan sudah menjentikkan jarinya dan mengeluarkan mantra nya.

"BlackFire Torrent!" Mantra tersebut seketika membuat tubuh sang ibu terbakar dengan api berwarna ungu.

"Ayo... Ikutlah dengan ku Leon!" Zagan pun langsung membuka portal ke dimensi lain, ia pun masuk ke portal tersebut bersama Leon.

12 menit kemudian, Hiori terbangun dan melihat pemandangan yang seharusnya tidak dia lihat.

"Ibuu...!" Teriak Hiori dengan nada histeris.

Hiori pun segera berlari kencang ke mayat ibunya yang sudah terbakar akibat terkena mantra dari Zagan tersebut.

"Ya Abundantia..." Hiori pun menangis sekencang kencangnya lalu dia berdiri untuk keluar dari rumahnya, dia melihat pemandangan desa yang sedang terbakar habis akibat ulah dari sekumpulan iblis tersebut.

"Ya Abundantia... Kemana anggota keluarga ku yang lainnya?" Ucap Hiori yang masih menangis dengan histeris.

Tiba tiba datang lah Valevar salah satu dari sekumpulan iblis. Dia melihat ternyata masih ada manusia yang selamat dari kebakaran hebat tersebut.

"Wah... Ternyata Komandan Zagan menyisakan satu orang ya?" Ucap Valevar.

Hiori sontak menoleh, dia melihat Valevar yang sedang berjalan arah dirinya.

"Siapa kau! Menjauhlah dariku!" Teriak Hiori.

Valevar hanya tertawa melihat Hiori yang sedang ketakutan.

"Hihihi! Peduli apa aku!" Ucap Valevar dengan tawa yang jahat.

Valevar pun seketika langsung menerjang ke arah Hiori, tetapi secara tiba tiba ada pedang yang jatuh dari langit, pedang tersebut membuat Valevar terdiam sesaat.

Pedang tersebut memancarkan cahaya yang sangat terang benderang. Ketika cahaya dari pedang tersebut meredup, muncul lah seorang kesatria, kesatria tersebut adalah Gamiel, salah satu komandan kesatria terbaik dari regu terbaik sebenua, regu Templars of the Divine Light.

"Pasukan ku, kalian lawan lah para iblis yang lain, aku akan menghadapi yang satu ini." Ucap Gamiel kepada para pasukan nya.

"Siap komandan!" Ucap para pasukannya secara serentak.

"Oh... Hihihi! Gamiel...! Aku kenal dirimu! Kamu terkenal sebagai salah satu komandan terbaik yang dimiliki Templars of the Divine Light, betapa beruntungnya aku bisa melawan diri mu!" Ucap Valevar dengan semangatnya.

"Oh yah? Terimakasih atas pujiannya." Jawab Gamiel.

Mereka pun mulai saling menerjang satu sama lain.

"Hihihi! Ini akan menjadi pertarungan yang sangat seru!" Ucap Valevar dengan nada sangat bersemangat.

Valevar pun mulai menebas Gamiel, tetapi Gamiel dengan mudahnya menangkis serangan tersebut, lalu Gamiel pun membalas dengan tebasan ke arah Valevar, tebasan tersebut membuat Valevar terpental ke arah langit, Gamiel pun ikut melompat ke udara.

"Pertarungan di udara ya? Oke kalau begitu! Phantasmal Strike!" Valevar pun menebas dengan sangat cepat, tebasan nya tersebut dapat mengurangi esensi kehidupan yang dimiliki oleh Gamiel. Gamiel terus menangkis serangan yang di berikan oleh Valevar.

"Blazing Radiance Slash!" Gamiel pun menebas dan membuat kilatan cahaya yang terpancar dari pedang nya.

Valevar pun terkena serangan nya dan terpental ke arah gunung, serangan tersebut menciptakan ledakan cahaya yang menghancurkan sebagian besar gunung tersebut.

"Argh... Gamiel!! Requiem Of Souls!" Valevar pun memanggil keluar jiwa yang telah ia hisap untuk menyerang Gamiel, tetapi Gamiel tidak gentar dengan serangan yang dilancarkan oleh Valevar.

"Tch! Kau... Kauu sangat menyedihkan, Heavenly Blade Dance." Seketika Gamiel menebas ke arah para jiwa dengan sangat cepat, bahkan Valevar saja tidak bisa mengikuti arah pergerakan yang dilakukan oleh Gamiel.

"A-apa... Apa yang terjadi!?" Ucap Valevar yang sangat terkejut karena melihat kekuatan yang dimiliki oleh salah satu komandan kesatria terbaik Templars of the Divine Light.

Gamiel mengangkat pedang nya, lalu ia mengumpulkan cahaya di bilah pedangnya.

"Solar Strike!" Gamiel menembakkan cahaya dari pedangnya ke arah Valevar, cahaya tersebut bahkan melebihi panas dari cahaya matahari.

"Ethereal Bind!" Valevar dengan cepat memanggil tangan jiwa untuk menahan serangan yang di lancarkan oleh Gamiel.

"Argh... Kau! Ahhhhh!" Valevar berteriak dengan histeris, dia tidak bisa menahan kekuatan cahaya agung tersebut dan terkena efek cahaya tersebut, cahaya itu mempunyai ledakan yang sangat besar, bahkan bisa mencapai radius 12 km.

Seketika Valevar pun musnah menjadi abu akibat terkena serangan cahaya agung dari Gamiel.

Gamiel hanya menatap dingin dibalik helm nya tanpa memperpedulikan lawan nya.

"Dasar iblis yang lemah..." Ucap Gamiel dengan nada yang dingin.

Gamiel pun turun ke daratan dan mulai berjalan ke arah desa.

"Para pasukan iblis sudah binasa? Anak buahku memang bisa di andalkan." Ucap Gamiel dengan bangga.

Gamiel pun sedang berjalan, dia melihat Hiori yang sedang duduk terdiam melihat mayat dari sang ibu tercinta.

"Dia pasti sudah melalui banyak hal..." Ucap Gamiel dalam hatinya.

"Hey nak, apa kau tidak apa-apa?" Ucap Gamiel sembari ikut berlutut.

"K-keluarga ku...! Teman teman ku! Semuanya!" Ucap Hiori dengan menangis histeris.

Gamiel pun melepas helm nya, memperlihatkan wajah nya dengan mata biru laut, rambut putih yang berantakan dan bergelombang.

"Tidaak apa apa... Sudah ada aku disini." Ucap Gamiel sambil memeluk Hiori.

"Kau beruntung, hanya kamu yang selamat... Siapa namamu?" Tanya Gamiel.

"Hiori Ashley Mahardika..." Ucap Hiori dengan suara tersedak.

"Tenang saja, Hiori... Aku pasti akan membantu mu... Pasti." Ucap Gamiel memberikan semangat kepada Hiori.