Chereads / Rebuilding From Ashes / Chapter 4 - Bab 4 : Memulai latihan

Chapter 4 - Bab 4 : Memulai latihan

Keesokan Harinya Hiori pun terbangun, namun bukan di kamar yang biasanya ia tempati, melainkan kamar yang sangat asing bagi dirinya.

"Aku berada dimana...?" Ucap Hiori yang masih kebingungan.

Ia pun berjalan ke arah jendela dan seharusnya Hiori melihat pemandangan desanya yang biasa dia lihat tapi dia melihat kota yang sangat sibuk. Secara tiba-tiba pintu kamar terbuka

"Hei, kamu sudah bangun? Bagaimana keadaan mu sekarang?" Ucap Gamiel menanyakan keadaan Hiori.

"A-aku sudah baik baik saja sekarang, kamu yang menyelamatkan ku kan? Kalau gak salah namamu itu-" Ucapan Hiori langsung terpotong oleh Gamiel. "Gamiel Solarius, itu namaku" ucap Gamiel dengan nada datar.

"Aku juga tahu... Seluruh orang juga tahu siapa kamu." Ucap Hiori.

"Tadi aku dan rekan ku sudah memeriksa tubuh mu untuk mengecek kondisimu, dan kami menemukan suatu hal yang tidak biasa pada tubuh mu, ketika kamu bangun tidur saat malam hari apa kamu merasakan ada hal yang aneh di tubuh mu?" Tanya Gamiel kepada Hiori.

"Hmm... Iyah..., ketika aku terbangun, aku merasakan kepala ku sangat pusing dan juga sakit, kemudian tubuh ku pun terasa berat." Jawab Hiori.

"Mungkin itu adalah efek samping dari sihir iblis tersebut, dia adalah seorang ahli sihir yang hebat. Iblis tersebut memberi mu sedikit sihir agar dapat tertidur dengan nyenyak dan tidak dapat di ganggu oleh apapun. Makanya kamu baru terbangun ketika semua tragedi sudah selesai." Ucap Gamiel.

"Aku rasa tidur mu sudah cukup, bagaimana kalau kamu pergi berkeliling kota? Kamu harus melihat lihat ada apa saja di kota Risin ini, karena kota ini memiliki ragam budaya yang unik, sekalian juga untuk menenangkan hatimu yang masih kacau." Ucap Gamiel menyarankan Hiori untuk pergi berkeliling kota.

"Eh? Apa itu sungguh tidak apa apa?" Tanya Hiori kepada Gamiel.

"Tentu tidak apa apa, aku mengizinkan mu berkeliling kota, ini uang untuk mu kalau kau ingin beli sesuatu saat sedang pergi berkeliling." Ucap Gamiel dengan ekspresi tersenyum sembari memberikan Hiori sebagian uangnya.

"Terima kasih tuan." ucap Hiori kepada Gamiel.

Gamiel pun keluar dari kamar Hiori, ketika ia sedang menutup pintu ternyata di sampingnya sudah ada rekan nya yang menunggu nya sembari bersandar di tembok.

"Valeria? Apa yang kau inginkan?" Ucap Gamiel dengan nada tegas.

"Oh jangan begitu dong rekan ku~ kita kan rekan, ada apa dengan ekspresi mu itu? Ayo tersenyum dong~" Ucap Valeria terkekeh.

"Aneh sekali bagiku, kenapa kamu begitu memperhatikan anak itu? Apa kau merasakan ada yang berbeda dari dirinya? Ayo beritahu aku~" Ucap Valeria dengan nada menggoda.

Valeria pun langsung memeluk punggung Gamiel dari belakang, rambut merah menyala milik Valeria berguguran jatuh ke punggung milik Gamiel.

Valeria pun lalu membisikkan sesuatu ke telinga milik Gamiel.

"Beritahu wakilmu ini, dan aku akan memberi mu hadiah nanti malam~" Ucap Valeria yang semakin menggoda Gamiel.

"Oke oke, minggir dari punggung ku dulu, oke?" Ucap Gamiel. Ia pun mendorong Valeria dari punggung nya.

"Nah gitu dong~ Ayo beritahu aku, apa yang kamu rasakan dari anak itu?" ucap Valeria

"Aku juga tidak terlalu tahu, ketika aku bertemu dengan nya, aku merasakan ada suatu aura yang tidak biasa dari dirinya." Ucap Gamiel.

"Apa yang kau maksud?" Ucap Valeria.

"Entah, aku pun juga masih bingung, tapi aku merasakan ada sebuah kekuatan misterius di dalam dirinya." Ucap Gamiel.

"Apa kau yakin dengan firasat mu itu?" Ucap Valeria.

"Iya, aku sangat yakin dengan firasat ku, apa kau mau membantu ku untuk menjaga anak itu? Agar ia tidak jatuh ke tangan yang salah." Ucap Gamiel.

"Apa maksud mu? Apa kau ingin melatih anak kecil itu?" Ucap Valeria dengan nada kaget.

Adegan berpindah ke Hiori yang sedang berkeliling di kota Risin.

"Kota ini padat sekali, aku tidak terlalu cocok berada di kota ini." Gumam Hiori.

Hiori pun terus lanjut berjalan sampai tiba tiba dia menabrak seseorang, Hiori pun terjatuh karena menabrak orang itu.

"Aduh... Maafkan aku telah menabrak mu." Ucap Hiori dengan nada khawatir.

"Tidak apa apa, aku juga salah, aku tidak fokus ketika sedang berjalan." Dia pun langsung membantu Hiori dengan mengulurkan tangan nya.

"Terimakasih." Ucap Hiori.

Hiori pun memegang tangan pria tersebut, lalu ia pun berdiri. Pria tersebut pun langsung pergi tanpa bicara sepatah kata lagi.

"Tangan nya, seperti bukan tangan manusia? Siapa sebenarnya pria tersebut." Tanya Hiori didalam hatinya.

Beberapa jam pun telah berlalu, sekarang suasana di kota Risin sudah menjadi gelap dikarenakan malam sudah tiba. Hiori pun sudah tertidur di kamar tamu. Sedangkan Gamiel dan Valeria masih terjaga dan belum tertidur.

Valeria pun memanfaatkan situasi dan kondisi ini untuk melancarkan rencana nya.

"Oi Gamiel, sudah berapa lama kau menatap jendela? Apa kamu memikirkan anak itu lagi?" Tanya Valeria kepada Gamiel.

"Iya, aku masih memikirkan anak itu, nasib anak itu sama seperti ku, kehilangan semua orang yang disayanginya." Ucap Gamiel dengan nada sedih.

"Jangan bersedih seperti itu dong, kan ada aku yang selalu ada di sisimu." ucap Valeria berusaha menyemangati Gamiel.

Valeria pun menghampiri Gamiel untuk melakukan rencana nya, ia pun lalu membisikan sesuatu ke telinga milik Gamiel.

"Apaa kau ingat perkataan ku saat siang tadi?" Ucap Valeria.

"Perkataan mu yang mana? Aku tidak mengingat nya." Ucap Gamiel.

"Oh ayolah, tentang hadiah~" Ucap Valeria dengan nada menggoda.

"Oh... Aku kira kamu hanya bercanda saat siang tadi." Ucap Gamiel kepada Valeria.

"Aku tidak pernah bercanda dengan hubungan kita." Jawab Valeria kepada Gamiel.

Valeria pun langsung mencium bibir milik Gamiel.

"Gigi vampire mu itu sedikit menusuk ku Valeria." Ucap Gamiel.

"Iyakah? Maafkan aku." Jawab Valeria.

Valeria pun melanjutkan aksi nya, ia menarik tangan Gamiel untuk masuk ke dalam kamar agar bisa melanjutkan hubungan yang intens.

"Ayo segera buka baju mu Valeria..." Ucap Gamiel yang tidak sabaran.

"Woah, ternyata kamu sudah tidak sabaran yah~" Ucap Valeria menggoda Gamiel.

Mereka pun mulai melakukan hubungan intim.

"Emmmh... Pelan pelan Gamiel.... Emmmhhh..." Geram Valeria.

"Oke... Aku akan berusaha menurunkan tempo nya." Ucap Gamiel.

"Ayo cium bibir ku Gamiel~" Pinta Valeria kepada Gamiel.

Gamiel pun langsung mencium habis mulut milik Valeria.

Mereka pun telah selesai melakukan hubungan intim yang intens.

"Owwhhh Gamiel, ternyata kamu tidak hanya ahli berpedang saja, ternyata kamu juga ahli dalam hubungan intim." Ucap Valeria.

"Sudahlah, ayo kita segera tidur, aku sudah merasa kelelahan." Ucap Gamiel.

"Kamu tidak mau melanjutkan ke ronde selanjutnya~" Ucap Valeria menggoda Gamiel.

"Ini sudah terlalu larut malam, kita harus beristirahat untuk besok." Jawab Gamiel.

"Tch, yasudah lah." Ucap Valeria dengan ekspresi cemberut karena godaan nya tidak berhasil.

Matahari pun sudah terbit, pagi hari pun sudah tiba. Hiori terbangun di pagi hari dan melihat Gamiel yang sedang latihan.

"Hay Hiori, kamu sudah bangun ternyata, bagaimana dengan tidur mu semalam?" Ucap Gamiel.

"Tidur ku baik, kamu sedang latihan?" Ucap Hiori.

"Iya, biasanya di pagi hari aku selalu konsisten berlatih." Jawab Gamiel.

"Rekan kamu kemana? Umm... Namanya-" Ucap Hiori.

Ucapan nya pun di potong oleh Gamiel. "Valeria Bloodmoon." Potong Gamiel.

"Oh iya! Nona Valeria!" Ucap Hiori.

"Dia sedang melaksanakan misi ke luar kota, kemungkinan dia pergi selama beberapa hari." Ucap Gamiel menjawab pertanyaan Hiori.

Gamiel pun melanjutkan latihan pagi harinya, Hiori hanya melihat nya dari kejauhan, Gamiel berlatih dengan begitu keras dan bersemangat, semangat Gamiel membuat Hiori ingin ikut berlatih.

"Tuan Gamiel... Bolehkah aku ikut latihan? Ucap Hiori.

"Tentu saja boleh." Ucap Gamiel.

Gamiel pun melemparkan pedang kayu ke Hiori.

"Tunjukan padaku apa yang bisa kamu lakukan dengan pedang kayu itu." Ucap Gamiel.

"Baik tuan!" Ucap Hiori dengan sangat bersemangat.