Chereads / SmartPhone Antar Dunia / Chapter 5 - Bab 05 : Naik Kerata Kuda Sialan.

Chapter 5 - Bab 05 : Naik Kerata Kuda Sialan.

Alex pergi ke tempat misi goblin pertamanya. Dia menyewa pedagang yang akan pergi ke desa terdekat dengan membayar beberapa tembaga. Perjalanan nya tidak akan sampai lebih dari satu hari hanya beberapa jam tapi itu sangat membuat Alex tidak nyaman. Jalanan yang tidak rata membuat kereta yang dia naiki bergejolak tiada henti orang-orang yang bersamanya di kereta itu hanya menatap dengan meremehkan beberapa bahkan ada yang menertawakan nya.

"Apa ini pertama kalinya kau pergi berpetualang."

Seorang wanita yang terlihat sangat seksi bertanya pada Alex yang terlihat sangat kesulitan duduk di kereta kuda. Wanita itu mempunyai tubuh yang menurut Alex sempurna dan memakai pakaian penyihir yang biasanya tertutup tapi di tubuhnya pakain itu malah membuat nya terlihat sangat menggoda.

"Ya, ini pertama kalinya aku berpetualang. Walaupun aku sudah pernah berada di kereta kuda tapi kenyamanannya benar-benar dipertanyakan."

"Kau benar, kereta kuda memang tidak nyaman. Tapi itu akan membuat mu lebih cepat sampai ke tujuan mu. Jadi dari pada berjalan orang lebih memilih untuk memakai kereta kuda."

"Menurutku bukan kereta kuda penyebab ketidaknyamanannya perjalanan, Tapi itu salah jalanan yang tidak rata saat di lalui. Jika jalanan ini sama seperti di kota perbatasan yang rata dan tahan lama perjalanan tidak akan terlalu tidak nyaman."

"Kau memeiliki pemikiran menarik nak, tapi memperbaiki jalan hanya akan membuat jalanan kembali berantakan karena terkena lumpur. Jika dibersihkan setiap hari hanya akan menyebabkan biaya jasa pembersihan menjadi membeludak."

"Yah, aku tau. Tapi jika penyihir bumi bisa membuat jalan menjadi keras dan tidak mudah lembek karena lumpur menurutku itu akan menjadi keuntungan yang cukup sepadan untuk sang Viscount."

"Hahaha, pemikiran yang bagus nak tapi bangsawan tidak akan melihat ke arah orang-orang bawah tapi pemikiran itu tetap menarik bagi penyihir seperti ku."

"Ya, senang mendapatkan persetujuan dari seorang penyihir cantik seperti mu."

Saat wanita itu disebut cantik seorang pengguna tombak disebelahnya menatap Alex dengan pandangan kurang suka. Dia adalah orang yang menertawakan ketidaknyamanan Alex saat menaiki kereta kuda.

"Berhentilah menggoda teman seseorang dan segera turun dari sini. Desa gajah sudah ada di depan."

"Ehm percakapan yang cukup seru nak, semoga misi pertamamu sukses."

"Em, Terima kasih nona cantik"

Alexpun akhirnya turun dari kereta.

~~~~~

Di sebuah gua yang menjadi sarang goblin tertentu.

Sebuah party yang masih pemula saat ini menulusuri gua dengan sangat hati-hati. Mereka saat ini terus berjalan dengan sangat waspada takut terjadinya penyergapan yang menjadi penyebab 75% kematian petualang pemula seperti mereka.

Saat mereka berjalan di tengah kegelapan gua mereka melihat sebuah totem yang menjadi penanda bahwa disini adalah sarang goblin.

"Hei lihat apa ini, apakah mereka menandai sesuatu atau yang lainnya."

Gadis ahli beladiri itu menunjuk totem goblin dengan penasaran.

"Bukankah itu hanya sebuah tanda mereka saja. Seperti kita yang menandai barang milik kita agar tidak tertukar, sepertinya goblin pun menandai sarang mereka agar goblin lain tau bahwa gua ini milik mereka." Jawab sang ksatria sambil meremehkan apa yang goblin lakukan.

"Benarkah apa mahluk menjijikkan seperti mereka juga memiliki akal untuk menandai sebuah barang" Kata gadis penyihir sambil membenarkan posisi kacamatanya.

"Aku harap sang Dewi tidak akan keberatan jika kita memasuki rumah orang lain tanpa izin." Priestess juga berdoa pada keyakinannya untuk hal sepele seperti masuk ke sarang goblin.

Saat mereka melewati totem itu mereka melihat satu goblin yang sepertinya sedang linglung karena sesuatu.

"Heh, satu goblin terlihat." sang ksatria sekarang maju tanpa memperhatikan sekitar karena terlalu semangat ingin membasmi goblin.

Goblin itu hanya terkejut sebelum melihat perutnya tertusuk oleh pedang ksatria itu. Party itu kemudian bergegas menghampiri pemimpin party yang bertindak sendirian.

"Kau tidak mematuhi aturan dasar party pemimpin. Jika ini adalah party kelas atas lain tindakan mu akan mendapatkan sebuah hukuman." gadis penyihir itu menindak sang ksatria karena bertindak gegabah.

"Ayolah ini hanya goblin, apa yang kalian takutkan." Ksatria itu meremehkan lawannya.

Penyihir yang marah tegurannya tidak di gubris, dan ahli beladiri yang hanya menggelengkan kepalanya karena ketidakpedulian sang ksatria. Saat mereka asik berdebat pendeta wanita mendengar sebuah langkah dari banyak kaki yang datang ke arah mereka.

"SEMUANYA!! SESUATU DATANG KE ARAH KITA"

Saat teriakan dari pendeta wanita itu terdengar semua orang segera menoleh ke arah datangnya langkah kaki. Anehnya langkah kaki itu terdengar dari arah mereka datang bukan dari depan mereka.

"Kenapa para goblin itu datang dari luar gua. Bagaimana kita tidak melihatnya sedari tadi." kata ahli beladiri segera menempati posisinya.

Ksatria juga bersiap dari arah paling depan langkah goblin datang. Tapi alih-alih goblin datang didepannya teriakkan dari anggota pendukung belakang membuyarkan fokusnya.

"AHHHKKKK" Teriak gadis penyihir yang tongkatnya direbut oleh seekor goblin yang tidak tau datang darimana.

"Apa yang terjadi" gadis ahli beladiri juga menghampiri sang gadis penyihir yang tadi berteriak, dia melihat seekor goblin yang sedang tarik menarik dengan gadis penyihir.

"Hei tenanglah, aku akan mencoba memukulnya jadi berhentilah bergerak."

"LEPASKAN TANGAN KOTORMU DARI TONGKAT PEMBERIAN GURUKU! DASAR MAHLUK MENJIJIKKAN!!"

Sang ksatria saat hendak akan membunuh goblin kecil yang datang entah dari mana itu tiba-tiba disergap dari belakang saat goblin dari depan mereka datang. Mereka menusukkan pisau kecil mereka pada kesatria yang mulai jatuh itu.

"HEI, BERANINYA KALIAN MAIN KEROYOKAN, JIKA BERANI AYO LAWAN AKU SENDIRIAN BAJINGAN."

Saat ksatria itu hendak mengayunkan pedangnya, pedangnya malah membentur dinding-dinding gua yang menyebabkan dia melepaskan pedangnya. Melihat itu para goblin segera menjauhkan pedang itu dari sang ksatria dan menusuk ksatria itu dengan pisau kecil mereka dengan gila-gilaan.

Sang ksatria tidak menyangka bahwa akhir dirinya sudah sangat dekat saat ini. Di akhir pandangan nya dia melihat pedang yang selama ini menjadi kepercayaan dirinya yang tergeletak di ujung gua tidak bisa berbuat apa-apa.

Sang ahli beladiri yang melihat temannya disergap, kemudian datang dan mengusir semua goblin yang sedang menusuk sang ksatria. Dia menendang semua goblin dan menyuruh para garda belakang untuk lari dari sarang goblin. Tapi saat mereka hendak berlari keluar sang penyihir yang masih tidak rela tongkatnya ada di tangan goblin tiba-tiba melepaskan tongkatnya karena merasakan rasa sakit yang datang dari perutnya.

"Hei, kau tertusuk cepat aku akan menyembuhkan nya"

Gadis penyihir itu masih menahan sakit di perutnya dan melihat tongkat nya dengan tatapan tidak rela sama sekali. Tapi dia menggertakkan giginya dan segera berusaha berlari sambil menghentikan pendeta yang akan menyembuhkan nya.

"Ayo lari dulu atau kita tidak akan selamat."

Pendeta itu masih menatap sang penyihir tapi langsung membantu berlari karena dia juga tau jika menyembuhkan juga membutuhkan waktu untuk merapal mantra. Melihat sang ahli beladiri masih berusaha menahan gerombolan goblin itu mereka berdua akhirnya pergi ke arah mereka datang.

Saat mereka berada di tengah perjalanan gerombolan goblin kembali datang dari depan mereka.

"Kenapa masih ada goblin di depan sana, apa kita di jebak oleh mereka" sang penyihir menatap kosong ke arah langkah goblin yang akan datang.

Sang pendeta yang pasrah segera mencoba untuk menjadi tameng hidup agar para goblin menyerang dirinya. Tapi saat para goblin itu datang sebuah pisau kecil menusuk tepat ke arah kepala goblin yang menyerang mereka.

"Sepertinya aku datang tepat waktu, ya, lagi pula aku berlari menggunakan sunshine untuk sampai kesini. Jika aku tau ini akan lebih cepat aku pasti tidak akan memilih untuk naik kereta sialan itu, Dasar."

Kemudian Alex datang dengan otot-otot nya menonjol bisa terlihat mengoyak kain pakaiannya.