Alex yang melihat san pendeta wanita serta wanita penyihir sedikit terkejut karena karakter yang seharusnya teracuni parah masih bisa sedikit berjalan untuk keluar gua. Dia segera membantu mereka dengan menebas beberapa goblin yang berada diantara mereka.
"4, 5,6,7" kata Alex menghitung goblin yang telah dia bunuh di sarang ini.
Kedua wanita itu sedikit terkejut dengan kedatangan Alex pasalnya ada orang berotot yang penuh dengan darah menghampiri mereka dan menghitung mangsanya seperti seorang psikopat.
Gadis pendeta itu kemudian menyadari bahwa orang yang menolong mereka adalah manusia.
"Anu, apakah kamu dikirim untuk menyelamatkan kami?" kata pendeta itu sembari masih menghalangi gadis penyihir karena takut bahwa manusia dihadapannya adalah orang jahat.
"Apakah kalian sudah mengirimkan permintaan bantuan." kata Alex sembari mencoba membersihkan pedangnya dengan air. Dia mendapatkan kantong air 1000 liter dari kotak pak tua Rea dirumahnya.
Gadis itu sedikit terkejut dan menanyakan.
"Lalu kenapa kamu bisa disini. Bukankah misi ini sudah kami ambil." gadis pendeta itu masih waspada pada Alex tapi Alex segera melemparkan pisau goblin ke arah belakang mereka.
"8, Kalian seharusnya tidak ambil pikir mengenai hal itu, aku disini karena mengambil semua misi mengenai pembasmian goblin dan secara kebetulan bertemu dengan kalian. Lebih baik kamu segera mengobati gadis penyihir itu, dia sudah mulai muntah darah loh"
"AHK, APA KAMU BAIK-BAIK SAJA"
"Tenanglah, dan jangan langsung menutup lukanya, kau harus mendetoksifikanya dahulu." kata Alex sembari mengarahkan pandangan nya pada kedalaman gua.
"Ta-Tapi aku belum mempelajari sihir detoksifikasi." gadis pendeta itu sangat sedih saat mengatakannya. Dia menggenggam tongkat nya seperti itu adalah hal terakhir yang bisa membuatnya tidak gila.
Tenanglah dan jangan menangis itu akan membuat keributan yang memancing para mahluk menjijikkan seperti itu.
"Em, maaf" gadis pendeta itu refleks meminta maaf karena itu adalah hal paling dasar yang diajarkan oleh Gereja padanya.
Alex menghela nafas dan kemudian melihat luka yang disebabkan oleh pedang goblin, lukanya sudah mulai menghitam dan menyebabkan sang gadis penyihir itu pingsan.
Alex segera menghisap racun yang ada di luka gadis penyihir itu. Membuat sang gadis pendeta sedikit memerah karena itu terlihat sedikit tidak senonoh di matanya,
"Ap-Apa yang kamu lakukan!? Apa kau mencoba untuk melecehkannya disaat seperti ini!!"
"Diamlah!! Ini tidak akan terjadi jika kau memiliki sihir detoks sejak awal! Apa kalian tidak mempersiapkan apapun saat melawan goblin itu. Bodoh sekali jika kalian masuk ke sarang goblin tanpa mempersiapkan beberapa trick dasar seperti ini."
Gadis pendeta itu segera menundukkan kepala saat diceramahi oleh Alex. Dia kemudian memperhatikan Alex yang sedang menghisap racun dan meludahkannya keluar.
"Cih, menjijikkan sekali."
Alex kemudian memasukan obat penawar pada mulut gadis penyihir itu. Dia kemudian menyuruh gadis pendeta itu untuk menutupi luka sang gadis penyihir.
"Tutupi lukanya sekarang, dan lebih baik dia segera beri dia sihir detoks di kota. Aku juga akan menagih biaya obatnya nanti."
"Em, Baiklah"
Walaupun gadis itu tidak memiliki uang saat ini, dia masih akan berusaha untuk memberi sang gadis penyihir sihir detoks. Lagi pula dia masih memiliki koneksi dengan para suster di gerejanya dahulu.
"Sekarang apa kalian memiliki teman yang masih berada di gua. Sepertinya goblin yang kalian bunuh tidak banyak."
"Ah, Ya, satu orang teman kami menahan gerombolan itu dan dia terakhir kali masih hidup."
"Ya, jika teman kalian perempuan bisa dipastikan dia masih hidup."
Gadis pendeta itu sedikit terkejut dengan analisis Alex tapi dia sekarang menyadari bahaya apa yang sekarang menimpa dia dan teman-temannya. Matanya mulai mengeluarkan air mata karena akan menangis.
"Jika kamu memiliki waktu untuk menangis lebih baik kalian mulai berjalan keluar gua saat ini. Aku akan mengambil teman kalian."
"Em, Terima kasih."
Alex segera mulai menyiapkan kembali peralatan dan berjalan perlahan ke kedalaman gua.
~~~~~
Di kedalaman gua goblin.
Sang ahli beladiri saat ini sedang digusur seperti setumpuk sampah oleh Hobgoblin, tubuhnya penuh dengan bekas luka perjuangan yang telah dia lakukan disini, tapi apa daya, kekuatannya saat ini, tidak cukup baginya untuk melarikan diri dari sini.
Tapi mengingat dia telah menyelamatkan dua temannya yang lain, hatinya cukup bersyukur, karena setidaknya keberadaannya tidaklah sia-sia. Saat hogoblin itu melemparkan nya ke kandang yang dipenuhi bau kotoran, sang ahli beladiri akhirnya bisa melihat akhir dari dirinya jika dia tidak segera diselamatkan.
Dia melihat beberapa sosok wanita, yang perutnya saat ini terlihat mengembung dan dikelilingi oleh beberapa anak goblin yang cukup lucu.
"A~Apa... Ini!?"
Sang ahli beladiri itu terkejut dengan pemandangan dihadapannya. Itu bisa dimengerti karena dia belum pernah melihat korban dari serangan goblin sebelumnya. Walaupun desanya juga pernah diserang goblin sebelumnya para korban hanya dikirim ke gereja setelahnya. Dia tak pernah melihat pemandangan menjijikkan dihadapan nya sebelumnya.
"APA INI!? AKU TAK PERNAH MENDENGAR BAHWA INI BISA TERJADI JIKA KAMU MELAWAN GOBLIN SEBELUMNYA"
Dia berteriak histeris dan mundur ke dinding gua melihat wanita korban goblin itu. Dia kemudian melihat dirinya yang saat ini dikelilingi oleh sekelompok goblin termasuk jenis Hob yang mengalahkannya tadi.
Para goblin itu tertawa mengejek pada gadis baru yang akan menemani tidur untuk beberapa hari kedepan.
"TIDAK.... JA~JANGAN MENDEKAT!!"
Sang ahli beladiri itu berusaha kabur dari ruangan itu namun para goblin tidak akan mengizinkan hal itu. Rambut serta pakaiannya di tarik kasar oleh para mahluk menjijikkan itu. Dia terjatuh dan melihat para goblin yang sudah tidak memakai cawat dan memperlihatkan benda paling menjijikkan yang ada pada tubuh mereka.
"TIDAK JANGAN MENDEKAT!! JANGAN SENTUH AKU DENGAN BENDA MENJIJIKKAN ITU!! KALIAN MAHLUK MENJIJIKKAN LEBIH BAIK MUSNAH SAJA!!"
Kemudian para goblin segera mencoba merobek pakaian gadis itu. Dengan banyak tangan mereka gadis itu tak bisa menghentikan itu dan dia segera terlihat bertelanjang di gua yang lembab itu. Kemudian para goblin menyingkir dan mempersiapkan seorang Hob yang berhasil menjatuhkan gadis itu sebelumnya.
Monster besar yang dibencinya kemudian hadir dihadapan dia yang sudah tidak berdaya. Dia juga tidak pernah berhenti mengutuk mahluk menjijikkan yang ada disekelilingnya ini. Saat dia hendak menyerah, sebuah sosok tiba-tiba melompat ke arah Hobgoblin itu.
Sosok itu kemudian dengan cepat menusukkan pedang pendeknya ke arah mata hobgoblin itu. Hob itu kemudian menjerit sambil memegang matanya dengan kedua tangannya. Para goblin dan wanita itu menatap syok pada kejadian tiba-tiba itu.
"Kau masih bisa berdiri, jika bisa, ayo kita segera lari"
Seorang pemuda yang adalah Alex kemudian menyelamatkannya keluar dari situasi ini.