```
Saat Xiao Ruiyuan hendak menusukkan pedangnya ke titik vital Ular Phyton Merah, Mo Yan tak dapat menahan diri dan berteriak:
"Tuan Xiao, apakah kita tidak bisa tidak membunuhnya?"
Dorongan maut yang dilancarkan Xiao Ruiyuan terhenti tepat di permukaan sisik Ular Phyton Merah. Menghadapi pandangan memohon Mo Yan, dia merasa tak mampu mendorong pedang itu lebih jauh lagi.
Rintihan Ular Phyton Merah juga terhenti tiba-tiba. Ia menatap Mo Yan dengan tidak percaya, matanya yang seperti serigala dipenuhi kegembiraan ekstatis. Dengan rintihan, ia tahu manusia ini berhati lembut; jika tidak, serigala licik berbau tidak akan begitu baik padanya.